5

1.6K 196 6
                                    

Shani menatap pantulannya di cermin, ia hanya berbalutkan handuk di tubuhnya, pahanya terekspos dengan sempurna, ia menatap paha kanannya yang terdapat sebuah jahitan yang memanjang. Jahitan itu memanjang sekitar 28 cm, ia terbayang dimana ketika ia mendapati luka sepanjang itu.

Shani menggelengkan kepalanya, ia menepis bayangan yang membuatnya luka seperti ini, ia mengambil baju dan celananya di lemari. Shani turun ke bawah ketika selesai dengan urusan bajunya, handuknya masih berada di kepalanya, ia malas untuk mengeringkan rambutnya menggunakan eletronik pengering rambut.

"Shan."

Shani menatap Naomi yang sedang menonton tv di sofa ruang tamunya, ia menghampiri Naomi, "kenapa?"

Naomi menyuruh Shani untuk duduk di sebelahnya, ia mematikan tvnya. Shani menatap heran Naomi, sepertinya Naomi ingin membicarakan sesuatu yang penting.

"Mamah pulang malam ini."

Shani menegakkan tubuhnya, ia menatap jam dinding rumahnya, sekarang pukul 17:43, ia harus pergi dari rumah sebelum ia melihat ibunya. Sekalipun itu ibu kandungnya, ia tetap tak mau melihat ibu kandungnya.

"Kakak mau keluar sama pacar kakak." Ucap Naomi setelah Shani tak menjawab ucapannya, ia berlalu meninggalkan Shani sendirian.

Shani kembali ke kamarnya, ia mengambil ponselnya yang sedang di charger, jari-jarinya mengetik kolom chat antara dirinya Gracia.

Gracia

Lo sibuk gak?

Nggak nih kak
Kenapa?

Mau ikut gue jalan-jalan?

Boleh

Shani melempar ponselnya ke kasur, ia bersiap-siap dengan bajunya, namun ia bingung harus memakai baju apa yang senada dengan celananya. Shani mengambil kaos hitam dan memakai jaket jeans berwarna biru, ia memakai sepatu berwarna hitam putih, tak lupa dengan celana jeans panjang berwarna biru.

Gracia sibuk mencari baju yang cocok, dirinya baru saja bertemu dengan Shani pagi tadi, dan sekarang mereka kembali bertemu lagi. Gracia merasa senang, walaupun ini malam senin, ia mencoba untuk membagi waktu belajarnya. Gracia sudah siap dengan setelan bajunya, ia memakai dress putih di bawah lutut, tak lupa dengan sepatu converse pendek berwarna putih lalu ia menggeraikan rambutnya.

Gracia turun ke bawah, ia menatap Veranda yang ingin berpergian, "kak Ve mau kemana?" Tanya Gracia.

"Kak Ve mau jalan sama pacar kak Ve." Veranda tak jadi membuka pintu rumahnya, ia berbalik arah ke Gracia, "Oh iya, kayaknya kak Ve gak pulang ke rumah, kamu ajak aja temen kamu buat nginep di rumah."

Gracia menatap sebal pintu rumahnya yang kembali di tutup, sampai sekarang ia tak tau siapa pacar Veranda, selama ini Veranda tak pernah membawa pacarnya ke rumah, padahal di rumahnya tak ada siapapun, termasuk ayah dan ibunya.

Ayah dan ibunya sedang bertugas di luar negeri, orang tuanya jarang sekali pulang ke Indonesia, terkecuali ketika mereka mendapati tugas di Indonesia. Terakhir kali orang tuanya berkunjung ke Indonesia hampir 1 tahun yang lalu. Gracia benar-benar merindukan sosok orang tuanya.

Gracia menatap layar ponselnya yang tertera nama Shani, ia mengangkat telepon Shani, "halo."

"Keluar, gue udah di depan."

Tut

Lagi dan lagi, Shani yang mematikan panggilannya. Gracia mendengus sebal, ia keluar dari rumahnya lalu membuka pagar rumahnya. Shani sudah siap dengan helm di kepalanya, ia kali ini membawa Gracia memakai motor.

CandramawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang