Di tepian sungai dengan angin yang menerpa tubuhnya. Hamparan rumput kecil dengan langit yang sudah gelap, arah pandangnya menatap ke depan, melihat sungai yang mengalir ke laut, ia memejamkan matanya menikmati udara di sekitarnya, lengannya yang merasa dingin sengaja ia biarkan tanpa terbalut apa-apa.
Sebuah jaket menerpa tubuhnya, ia menatap gadis di sebelahnya, bibirnya tersenyum kala gadis itu tersenyum ke arahnya. Gracia memakai jaket yang di berikan gadis di sebelahnya, indera penciumannya mencium aroma wangi dari jaket itu. Tangannya terangkat ke atas, ia menatap bulan di atasnya.
"Kayaknya lagi senang banget nih?" Tanya gadis di sebelahnya. Gracia menoleh ke arah gadis itu, ia tersenyum manis.
"Hari ini tuh banyak banget yang aku lakuin, Ci, apa lagi di sekolahan."
"Oh ya?" Seru gadis itu, ia memeluk lengannya sendiri, matanya terarah ke mata Gracia, "Gimana orang-orang di sekolah kamu?"
"Seru, temen-temen aku baik semua."
Gadis itu tersenyum, ia mengusap pelan rambut Gracia. Gracia memejamkan matanya menikmati usapan di rambutnya, ia merasakan beban pikirannya menjadi hilang seketika.
"Ci Shani hari ini udah ngapain aja?" Tanya Gracia ke gadis itu, Shani. Shani lah yang sedari tadi di sampingnya. Shani tersenyum, tangannya perlahan menurun dari usapan kepala Gracia, ia mengarahkan tangannya ke genggaman Gracia.
"Ngapain ya?" Pikir Shani, ia tersenyum kala Gracia menggenggam balik tangannya.
"Ci Shani mikirnya kelamaan."
Shani tertawa, "Aku gak ngapa-ngapain hari ini, palingan cuman ngeliatin kamu doang, Ge."
Ddrrrttt ddrrrttt
Perlahan mata Gracia terbuka, ia mendengar bunyi alarm dari ponselnya, lagi-lagi ia memimpikan Shani. Gracia menatap ke sebelahnya, ia melihat wajah Shani yang masih tertidur, tangannya terulur mematikan bunyi yang sedari tadi menganggu tidurnya.
Gracia melihat jam di layar ponselnya, jam analog itu menunjukkan pukul 5:30, ia sengaja menyetel alarm pagi-pagi. Gracia terduduk di pinggir kasurnya, ia merentangkan tangannya ke atas, ia berdiri mengambil handuknya. Tangannya membuka pintu kamar mandinya.
Gracia menghela nafas, ini hari keduanya ia dan Shani pergi sekolah bersama, ia keluar dari kamar mandi, tubuhnya masih terbalutkan handuk, ia menghampiri Shani.
"kak, banguuunn." Gracia membangunkan Shani dengan goncangan kecil di tubuh Shani. Shani membuka matanya perlahan, ia menatap Gracia yang sudah mengganggu waktu tidurnya.
"Iya, gue udah bangun, lo gak usah pegang-pegang badan gue juga kali." Dengan kaki yang malas, ia mengambil handuk di uluran tangan Gracia, ia berjalan ke arah kamar mandi dengan perasaan yang dongkol. Gracia terkekeh melihat Shani yang seperti itu, tangannya mengambil sebuah seragam yang ia gantung di balik pintunya.
Gracia sudah siap dengan seragam di tubuhnya, ia melihat Shani yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia mengambil seragam Shani di atas meja belajarnya, ia memberikan seragam itu ke Shani. Shani menerima seragamnya tanpa sepatah kata apapun, ia memakai seragamnya tanpa tergesa-gesa, kamar itu di isi dengan keheningan.
"Kak Shani bawa buku?" Tanya Gracia selagi menunggu Shani memakai seragamnya, Gracia mengambil beberapa buku lalu di masukkan ke dalam tasnya, ia menatap tas Shani yang baru saja di ambil malam tadi.
"Gak," jawab Shani, tangannya mengambil tasnya, "palingan juga ntar gak belajar."
"Yang ampun," kesal Gracia, "Berdoa agar kak Shani naik kelas." Gracia menggenggam kedua tangannya di depan dada, matanya terpejam seolah benar-benar berdoa, telinganya mendengar decakan sebal dari orang yang lebih tua setahun darinya, ia tertawa melihat betapa kesalnya Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candramawa
Random[sudah end] Gracia selalu memimpikan seorang perempuan di setiap malamnya, ia hanya mengenal nama perempuan itu berupa Shani. Gracia tak begitu tau seperti apa wajah Shani di mimpinya. Namun, ia mengenali bagaimana perawakan bentuk tubuh Shani. Teta...