"Shani."
Suara berat dari dari pria yang berumur tua memanggil namanya, di antara ruangan yang menggema matanya melirik kesana-kemari, di sekitarnya sangatlah sunyi. Helaan napas dari pria yang memanggilnya terdengar mengisi kepalanya. Pikirannya tiba-tiba saja terhenti beberapa saat, arah pikirnya sudah tak tau lagi harus kemana.
Shani tak menjawab panggilan pria tua itu, ia menghidupkan lampu ruang tamunya, pandangannya bingung menatap pria yang ia yakinkan sudah berumur tua ternyata salah, kini ia melihat pria tampan yang berumur 40 atau mungkin masih di bawahnya. Pria itu terlihat awet muda sekali.
Shani menoleh ke arah pintu rumahnya, ia memang menyuruh Gracia untuk menunggu di depan pintu rumahnya, sedari Gracia menyuruh dirinya untuk pulang ke rumah, ia sudah memiliki firasat buruk, apa lagi dengan mobil yang sangat asing terparkir di depan rumahnya. Maka dari itu, Shani menyuruh Gracia menunggu di depan teras rumahnya.
"Anda siapa?" Tanya Shani dengan sopan santunnya, ia kembali menoleh ke arah pria tadi.
Plak
Satu tamparan melayang keras di pipi Shani. Shani mengusap pipinya, ia menatap tak percaya ke pria tua yang dengan lancang menampar pipinya. Bekas tamparan dari Vienny-pun belum pulih, sekarang di tambah lagi tamparan dari pria asing itu. Tangan Shani yang ingin menampar balik pria tadi di tahan kuat oleh cengkram pria itu, ia seolah tak memberi celah untuk Shani menghindar tamparannya.
Pria itu menatap tajam mata Shani, "Bagus, ya. Anak Papah yang dulunya Papah sayangin banget malah berkelakuan gak pantas di luar sana. Mau jadi apa kamu?"
Shani terdiam, ia menatap dengan seksama wajah pria itu, wajahnya sangat mirip seperti Shani, rahangnya yang sangat mirip, hidung mancungnya yang menurun ke Shani, bahkan cara mimik wajahnya yang marah sama seperti Shani. Tamparan pipinya yang membekas tak memberi kesan sakit bagi Shani. Air mata tanpa kesedihan turun perlahan, Shani tak tau harus merespon apa ketika mendengar kata-kata 'Papah' dari sang mulut pria tua itu.
Adnan. Nama pria di hadapan Shani itu Adnan Januar Pratama, sosok ayah bagi Shani yang telah lama menghilang. Dan sekarang? Pria itu muncul di hadapan Shani, dengan emosi yang membara. Shani menatap mata Adnan, kakinya terkulai lemas.
"Kenapa, Pah? Kenapa Papah baru muncul sekarang? Selama ini Papah kemana?" Tanya Shani dengan suara yang bergetar.
Adnan menghela napas, ia kembali duduk ke sofa ruang tamu ini. Dulu, rumah yang hangat dengan terisi 3 anak perempuan dan 1 sosok ibu, telah lama sekali ia tak merasakannya. Sekarang hawanya terasa dingin, tak ada lagi perasaan hangat yang menggambarkan keluarga cemara.
"Sini, duduk dulu, Papah mau cerita semuanya." Jawab Adnan.
Shani mengikuti Adnan, ia duduk di depan Adnan. Adnan kembali menghela napas, "Dulu, Papah punya istri, tapi bukan Mamah kamu. Melainkan istri pertama Papah. Namanya Kira. Kira istri pertama Papah. Papah juga punya anak dari Kira, namanya Saktia. Harusnya Saktia itu kakak kamu, tapi sekarang Saktia udah gak ada. Saktia sendiri pacar Shania."
Shani lagi-lagi terdiam. Fakta yang ingin dirinya ketahui mulai terbongkar satu persatu dari mulut Adnan. Adnan menarik napasnya secara dalam, ia menatap Shani, "Sebenarnya Papah sayang banget sama kalian, tapi enggak sama Kira dan Saktia. Papah yang nyuruh Indira buat bunuh Saktia. Sedangkan Kira? Kira mati karena sakit kanker otak. Kira itu istri pertama Papah, tapi Papah sama sekali gak bahagia sama pernikahan Papah sama Kira. Alasan Papah nikah sama Kira gara-gara Kira fitnah hamil ke Papah. Papah sendiri gak ada yang namanya bikin Kira hamil, tapi Kira mengada-ngada ke orang tua Papah kalonya dia hamil. Sehabis itu Papah di suruh tanggung jawab, Papah terpaksa nikahin Kira. Padahal waktu itu Papah masih pacaran sama Mamah kamu, alias Vienny. Tapi Papah terpaksa putus sama mamah kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/309998776-288-k908792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candramawa
Random[sudah end] Gracia selalu memimpikan seorang perempuan di setiap malamnya, ia hanya mengenal nama perempuan itu berupa Shani. Gracia tak begitu tau seperti apa wajah Shani di mimpinya. Namun, ia mengenali bagaimana perawakan bentuk tubuh Shani. Teta...