Shani duduk dengan tenang, menunggu seseorang yang ingin menemuinya. Shani tentu sangat penasaran. Karena, mereka ini memang sudah cukup dekat jika di chat line atau semacamnya. Shani membuka Room Chat nya, secara tidak langsung pesan orang yang ia tunggu itu masuk.
Gracia|Kak
|Dimana?
15:32Meja nomor 8|
15:32
Shani mematikan handphonenya itu, ia memandang ke depan. Melihat minuman yang sudah di pesan.
"Kamu... Shani, kan?" Ucap seseorang yang sudah di depan Shani.
Shani memandang orang itu dengan kagum, bagaimana tidak kagum. Jika orang di depannya itu sangat cantik? Tapi juga dia imut.
Shani mengangguk sekilas, ia lantas meminum jus buahnya tadi. "Kamu, Gracia?"
Belum sempat menjawab pertanyaan itu, orang yang di depannya ikut duduk berhadapannya dengan Shani, "Iya, Kak."
Shania Gracia. Orang yang Shani kenal sudah 1 tahun lebih, tapi mereka hanya kenal di sosmed. Bahkan mereka baru saja bertemu langsung secara tatap muka seperti ini, jikalau Shani tidak memaksa Gracia untuk menemuinya. Mungkin mereka tidak akan pernah bertemu secara langsung lagi, alasannya? Karna Gracia mager. Gracia males untuk sekedar jalan jalan, ia jarang keluar rumah. Atau, bisa di bilang hampir tidak pernah keluar rumah.
"Udah di pesan makanannya, Kak?" Tanya Gracia, selaku menyuruput minuman yang Shani pesan tadi.
"Udah, Gre..." Shani sengaja memanjangkan ucapan terakhirnya, Gracia sekilas mengangguk pelan.
"Kak Shani itu orangnya dingin ya."
"Dingin gimana, Gre?"
Gracia mengubah posisinya bersandar di kursi. Ia menatap manik bola mata Shani, "Kak Shani kalo ngomong seadanya doang. terutama di Chat itu juga kalonya aku gak cerewet, gak mungkin Kak Shani bisa kenal aku."
"Aku gak tau Gre, kadang aku ngerasa kalonya banyak bicara bakalan bikin seseorang risih."
Shani menyadari perkataannya tadi bisa saja menyinggung Gracia, sedangkan Gracia? Meneguk ludahnya karna canggung dengan Shani.
"Eh. Maksudku bukan nyindir kamu, Gre."
"Santai aja, Kak."
Shani dan Gracia kembali terdiam. Mereka berdua sama-sama canggung. Shani menatap Gracia yang memandangi minumannya, pesanan mereka sudah sampai di meja mereka.
Shani memakan makanannya dengan perlahan, Gracia memakan seperti orang kesurupan.
Shani terkekeh, ia melihat bibir Gracia yang terdapat sisa makanan. Shani mengambil tissue yang berada di meja.
"Makannya pelan-pelan aja, Gre." Ucap Shani sambil menarik dagu Gracia. Gracia yang merasa dagunya di tarik begitu saja terkejut dengan perlakuan Shani. Shani menggosok bibir Gracia menggunakan tissue yang di tangannya.
"Maaf, Kak. Maaf kalo malu-maluin." Ucap Gracia menunduk. Shani menggeleng-gelengkan kepalanya walaupun tidak bisa di lihat Gracia.
"Enggak kok." Ucap Shani sambil menangkup pipi Gracia untuk melihat ke arahnya, "Malahan aku suka kalonya ngeliat orang yang kaya gak sabar banget buat makan, soalnya aku ngerasa orang yang kaya gitu menghargai banget." sambung Shani dengan senyuman manisnya.
Gracia membalas senyuman Shani, ia bingung harus berkata. Apa lagi dengan Shani yang menangkup pipinya ini.
Shani dan Gracia melanjutkan makannya sampai habis. Shani berjalan ke kasir untuk membayar makanan mereka, Gracia mengikuti dari belakang. Terlihat seperti anak kecil yang sedang menunggu ibunya berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candramawa
Random[sudah end] Gracia selalu memimpikan seorang perempuan di setiap malamnya, ia hanya mengenal nama perempuan itu berupa Shani. Gracia tak begitu tau seperti apa wajah Shani di mimpinya. Namun, ia mengenali bagaimana perawakan bentuk tubuh Shani. Teta...