14

965 97 8
                                    

Setiap matanya melihat pesawat terbang di langit, di hamparan awan yang putih menggelap, hati terasa tenang menatapnya. Pancaran dari sorot lampu pesawat bagai menenangkan perasaan hati yang resah, di antara langit indah berwarna biru, muncul beberapa burung yang berkicau jelas di atas sana. Satu bulir tetesan terjatuh menuruni pipi dengan tak sengaja. ketika dirinya sadar, ternyata hati kecilnya benar-benar merana.

Sebuah isakan tangis memenuhi belakang rumah. Berlatarkan senja yang mulai menggelap malam, semesta pun tau alasan tangisan ini tak kunjung berhenti, sosok perempuan yang menghadang wajahnya di antara kedua lutut dengan sengaja mendongakkan kepalanya ke atas. Tangisannya keluar karena mulutnya terkutup rapat tak mampu berbicara, hatinya merana tak mampu mengeluarkan suara isi hatinya sama sekali menggunakan mulut. Tangis ialah segalanya. Tangis merupakan hati dengan suasana yang berbeda-beda.

Gracia mendengar isakan tangis perempuan, kakinya melangkah dengan lambat melihat punggung belakang Shani, bukan, ini adalah Indira, kembaran Shani. Gracia tau ia sedang bermimpi, dirinya menyadari dengan sekitarnya yang terlihat berbeda. Suara tangis Indira masih terdengar nyaring, menerpa indera pendengaran Gracia.

"Kak Indira?" Suara Gracia memanggil Indira, tampaknya gadis yang senantiasa menangis itu menoleh ke arahnya, menatap dengan tatapan yang nanar. Kali ini Gracia tak lagi memanggil sebutan Cici ke Indira, ia hanya aneh saja ketika menyebut Cici.

Kini Gracia bisa leluasa bergerak, entah mengapa ia seolah terhubung dengan mimpinya, ia tak tau apa yang ia rasakan sekarang, namun dirinya bisa menggerakkan seluruh badannya, bahkan dirinya dengan sengaja menampar kecil pipinya.

"Hai, Gre." Sapa Indira, menyuruh Gracia duduk di sampingnya.

Gracia duduk di samping Indira. Indira tak lagi menangis, mulutnya tertutup rapat tak ingin mengeluarkan suara tangisan lagi, ia menangis sedih menatap langit, ada perasaan hancur bercampur bahagia di dalam tangisnya.

"Kak Indira kenapa nangis?" Gracia bertanya, tangannya memberi usapan hangat di bahu Indira.

"Aku sedih, Gre. Sekarang aku bisa tenang sama hidupku yang gak jelas ini, tiap detik tiap menit aku selalu gentayangan di sekitar Shani, tapi sekarang aku udah bisa ikhlasin kematian aku sendiri," Indira menjeda ucapannya, ia memegang tangan Gracia yang memberi usapan lembut di bahunya, kini tubuhnya menyamping menghadap Gracia, telapak tangannya yang lembut mengusap jari-jari Gracia, "Tapi aku juga bahagia, Gre. Aku udah bisa liat kalonya Shani semenjak sama kamu dia udah gak segelap kayak dulu, sekarang dia bener-bener terang dengan adanya kamu, aku bahagia banget ngeliat kembaran aku yang udah gak terpuruk lagi kayak dulu."

"Semuanya udah selesai, Gre, aku udah gak penasaran lagi sama dunia nyata aku, aku udah bisa lepas sama dunia nyata aku. Sekarang aku tinggal nunggu Tuhan ngejemput aku, ngebawa aku ke atas sana." Lanjut Indira setengah terisak. Lagi-lagi ia menangis, tangisnya tak dapat di tahan, ia benar-benar tak menyangka selama 3 tahunnya yang gentayangan sudah bisa lepas menerima.

Gracia tak bisa menjawab, ia ikut bahagia mendengarnya, walaupun dirinya tak terlalu dekat dengan Indira, namun Indira lah yang membuatnya bisa mengenal Shani. Shani, orang pertama yang membuatnya cinta seperti orang bodoh.

"Aku senang dengernya, kak, aku juga ikutan bahagia. Aku tau kita gak bisa kenal secara nyata, tapi kehadiran kak Indira di mimpi aku udah kerasa kayak nyata," Gracia memeluk Indira, ia menyalurkan salam perpisahan mereka jika Indira benar-benar bisa tenang di alam bakanya, "Makasih, kak, makasih udah ngenalin aku ke kak Shani. Kalonya aku gak kenal kak Indira, mungkin sekarang aku gak bakalan kenal sama manusia yang namanya Shani Cendara Adnan."

"Aku yang harusnya makasih sama kamu, Gre. Makasih udah bikin dunia Shani kembali terang kayak sebelumnya. Makasih banget," Indira melepas pelukannya, ia menatap Gracia, "Kamu pasti penasaran, kan? Kenapa aku bisa terikat batin sama kamu? Sampe-sampe aku bisa masuk ke mimpi kamu."

CandramawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang