21. 𝓘𝓷𝓽𝓮𝓻𝓷𝓪𝓵 𝓒𝓸𝓷𝓯𝓵𝓲𝓬𝓽

553 65 55
                                    

"Kupikir kau tidak akan menusukku! Ternyata benar bahwa kau merupakan pria gila yang---Keugh!!"

Slash!

Cipratan darah langsung menodai wajah dingin milik pria bersurai putih dengan topeng keunguannya. Dia menjatuhkan korbannya yang lehernya telah ditebas karena ulahnya sendiri. Pria yang telah mati ini merupakan salah satu orang yang menghalangi jalannya bersama Fidelio.

"Tidak ada yang mustahil." gumamnya sambil menatap jasad dibawahnya bagaikan seonggok daging busuk. "Karena aku termasuk bagian anggota keluarga Paxley."

Karena target yang telah diawasinya sudah tewas, ia segera pergi dari gedung setelah melemparkan mayat itu ke tengah jalan. Memperlihatkan bahwa jasad itu tak bernilai layaknya tikus liar yang telah tergilas truk. Rembulan bersinar penuh menerangi kota Venesia penuh keheningan menemani sang pria kembali ke kediamannya.

Sesampainya di kediamannya, ia melepaskan topengnya yang kotor. Mengabaikan bahwa dirinya masih terciprat oleh darah setelah melakukan pekerjaannya. Dia memasuki kamar yang selama ini telah menyembuhkan insomnianya.

Meskipun sudah lima tahun berlalu, aroma kamar yang pernah ditempati gadis itu tidaklah hilang. Gusion berbaring diatas ranjangnya, menghirup sisa parfum yang tersisa dari bantal yang pernah mengisi kehidupannya di masa lalu.

Setelah mereka berpisah, begitu banyak kejadian telah berlalu. Dugaannya benar bahwa menaiki posisi tertinggi tidaklah mudah. Gusion harus menghadapi antek-anteknya Javier yang tidak menyetujui dirinya anak tidak sah memiliki peluang sebagai pewaris satu-satunya perusahaan Paxley. Gusion pun menyadari bahwa Aamon mengumpannya ke posisi seperti ini demi menghancurkan inti orang-orang didalam yang rupanya bekerja macam tikus got. Sejak awal Gusion tahu Aamon memanfaatkannya, maka dari itu Gusion membalas perbuatannya dengan menyembunyikan Floryn dari jangkauannya.

Gusion tidak pernah bertindak layaknya manusia normal. Eurisia yang menghalangi jalannya pun kini terbaring di rumah sakit karena psikisnya terganggu. Gusion juga mengekspos skandal yang Gerald miliki bahwa kakak tirinya itu merupakan pria menjijikkan yang melecehkan seorang gadis kecil.

Dia melakukan segalanya dengan tatapan jenakanya penuh peringatan dan senyuman mematikannya. Javier tentu tidak mengetahui masalah yang datang bertubi-tubi itu merupakan ulah putra bungsunya. Alasan mengapa Gusion sengaja menyisakan pria tua itu bersama Fidelio karena burung hantu menyukai makanan penutup.

Lebih tepatnya, Gusion menargetkan Javier baik-baik saja demi memancing Lesley keluar dari persembunyiannya.

Sepertinya Claude menepati perkataannya untuk menjaga Lesley, terbukti sekarang Gusion pun kesulitan mencari keberadaannya. Keadaan mulai stabil karena Gusion ditempatkan sebagai salah satu calon direktur yang direkomendasikan. Sekarang hanya satu yang tersisa ia lakukan.

Menjatuhkan Paxley bersama orang-orang didalamnya.

"Sudah cukup bersembunyinya, Ma chérie." ujar Gusion masih mengendus aroma lavender dari bantalnya. "Aku sudah menyiapkan panggung untukmu."

Kini Gusion ingin Lesley kembali dan tugasnya adalah mencari keberadaan gadis itu yang pasti sedang tinggal di Inggris. Menebak kepribadian Lesley, pasti gadis itu tidak ingin berjauh-jauhan dengan makam Harley.

Semakin bertambahnya usia, Gusion mulai bersikap dengan benar dan berpikir secara dingin. Hanya saja perilaku terang-terangannya saja yang tidak berubah. Jika Lesley tidak ingin kembali bersamanya, mungkin Gusion tidak punya pilihan lain.

Selain menghancurkan siapapun yang berdekatan dengan gadis itu, termasuk Claude.

Iris keunguan Gusion terbuka, dia penasaran seperti apa Lesley sekarang. Gadis berkepang yang selalu menatapnya tanpa ekspresi, namun tertawa karena perkataan konyolnya.

Night FlakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang