7. 𝓦𝓮𝓭𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓓𝓪𝔂

475 64 25
                                    

Denting sebuah bel besi menimbulkan gema di sebuah rumah besar bertingkat dua. Ketika langit tengah menumpahkan airmatanya, sejuknya udara tersebut melenakan bagi orang-orang yang menghirupnya. Hujan musim semi memperlihatkan keindahannya melalui pohon-pohon tinggi yang mulai tumbuh subur akan kehijauannya.

Namun, karena hal lain yang menyangkut masalah keluarga, ia tak bisa menikmati musim tersebut.

"Oi, Gusion!" seru Fanny tanpa aba-aba masuk ke ruangannya. "Apa kau akan diam saja mengetahui perempuan pilihan yang menjadi istrimu ditindas oleh keluargamu?"

Berita mengenai kedatangan Lesley Vance di kediaman Paxley tentu saja telah sampai ditelinganya. Vance merupakan rival yang selalu Paxley awasi selama ini, tentu saja ini merupakan kabar yang mengejutkan mengetahui dua pihak tersebut mulai menyatukan dua orang dalam ikatan pernikahan.

'Sayang sekali Vance ceroboh mengamankan proyek C-80, Javier jadi mempunyai celah mengambilnya.' Gusion masih mengabaikan perkataan Fanny, ia membaca data lengkap proyek C-80 dikerjakan oleh Vance dari beberapa tahun yang lalu.

"Si bodoh ini! Kau harus kembali ke rumah itu." seru Fanny sambil berkacak pinggang dengan sebal.

Gusion mengelus permukaan meja kerjanya, tempat yang tengah ia duduki dengan salah satu kaki tersandar. Iris matanya menerawang sambil mengamati hujan yang semakin deras. Dia tahu betapa mengintimidasinya suasana dirumah tersebut. Mungkin sudah dua tahun lamanya ia tinggal di Venezia dan berpindah-pindah ke Paris, kemudian ke Italia. Membuat dirinya mudah bergerak kesana kemari menciptakan kekacauan.

"Dia tidak bisa melihatku." ujar Gusion sambil menyentuh wajahnya. Raut mukanya begitu gelap sambil melengos memandang Fanny tanpa ekspresi. "Tidak boleh."

"Jadi, kau akan membiarkannya berjalan di altar sendirian?" tanya Fanny memandangnya tidak percaya.

"Rencananya begitu agar pernikahan ini tidak berlanjut. " balas Gusion seraya memainkan ujung kancing kemejanya. "Namun, apa yang tidak bisa dilakukan Javier? Dia akan melakukan segalanya agar pernikahan ini terjadi."

Padahal Gusion sudah mengusahakan dirinya terpisah dan tidak menjadi pusat perhatian dari keluarganya. Jika Javier sampai menentukan pernikahan untuknya, sepertinya pria yang merupakan ayah kandungnya itu menginginkan sesuatu darinya.

"Aku baru sadar betapa tidak menyenangkannya mempunyai saudara yang memiliki darah ini." gumam Gusion dengan mata memicing penuh kebencian. "Miris sekali nasibku yang terlahir dari hasil satu pria brengsek dimuka bumi ini."

Fanny hanya diam mengamati Gusion yang tengah menunjukkan amarahnya pada keluarga yang terlihat salah ini. Gusion sengaja tidak berkomentar menghadapi segala tuntutan yang Javier inginkan. Terlepas dari julukannya yang merupakan anak haram seperti Fidelio, saudara tirinya. Dia tidak ingin menunjukkan eksistensinya ke publik sampai tujuannya tercapai.

"Vance, eh? Bukankah aku beruntung bertunangan dengan keluarga jenius?" Gusion tidak mengerti apa Paxley sengaja membuat jebakan untuk mereka sendiri terperangkap didalamnya.

Menyatukan dirinya bersama perempuan cerdas, Gusion tentu menyukainya. Dia meraih secarik foto menunjukkan seorang gadis berkepang yang memiliki warna rambut magenta dipadu hijau toska keunguan sampai ujung rambutnya.

"Lihat saja. Mereka berniat menggali lubang kuburan mereka sendiri."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chapter 7: Wedding day

"Nona, sepertinya kau tidak tidur dengan cukup."

Lesley mengerjap, memandangi pantulan dirinya yang memiliki kantung mata hitam dibawahnya. Meski samar, hal itu tetap terlihat karena kulit pucatnya.

Night FlakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang