11. 𝓗𝓮𝓻 𝓦𝓲𝓼𝓱

381 65 10
                                    

Aamon memerhatikan gadis yang sedang membaca buku dibawah pohon. Karena cara bernegoisasinya dengan Alucard cukup unik, ia ingin menemuinya demi mengenal seperti apa Lesley Vance. Sesekali Aamon bisa melihat perubahan ekspresi yang Lesley tunjukkan selama membaca buku. Mata gadis itu terkadang berbinar, lalu berganti serius, kemudian menjadi sedih.

Tanpa sadar ia mengeluarkan tawa kecil karena ekspresinya seperti buku yang terbuka. Jarang sekali Aamon menemukan perempuan konglomerat menyibukkan dirinya dengan membaca buku. Biasanya perempuan disekitarnya sering berbelanja di mall, membeli barang-barang mewah dan berkumpul dengan teman sesama kalangannya.

Klak

Aamon mengangkat alisnya mendengar suara pelatuk yang ditarik. Dia menyadari aura disekitar gadis itu mulai berbeda. Tangan Lesley terangkat dengan pistol siap menembaknya.

"Aku tahu kau bersembunyi disana."

Pria itu keluar dari persembunyiannya karena Lesley telah mengetahui kehadirannya. Dia tersenyum sambil menurunkan tudung kepalanya. Memperlihatkan rambut peraknya yang bersinar dibawah pancaran matahari.

"Tidak sopan mengawasiku selama itu..." Lesley menghentikan kegiatannya membaca buku, ia melihat wujud seseorang yang telah mengamatinya dari jauh."..sir Aamon Paxley."

"Aku hanya ingin tahu seperti apa perempuan yang menikah dengan adikku." Aamon melangkah semakin dekat kearah Lesley, masih dengan senyuman terulas. Sama sekali tidak merasa bersalah karena telah mengawasi gadis itu. "Aku khawatir telah mengejutkan nona manis yang sedang membaca buku disini."

Lesley menurunkan pistolnya karena mengenal lelaki ini. Dia memalingkan mukanya kemudian menutup bukunya. "Aku baik-baik saja." dustanya. Lesley menenangkan jantungnya yang berdegup kencang karena membayangkan ada assassin yang berniat membunuhnya. Kehadiran Aamon hampir menyerupai Night Owl yang sempat muncul dihadapannya.

"Apa lady Vance memiliki waktu demi menemaniku?" tanya Aamon. Gesturnya yang sopan membuat Lesley sadar bahwa salah seorang keluarga Paxley ini masih ada yang memiliki etiket sangat baik.

"Ada keperluan apa sampai tuan besar sepertimu menemui anak tidak sah sepertiku?"

Lesley beranjak bangkit dari posisi bersantainya. Dia melirik pesta yang diadakan di salah satu mansion besar milik Paxley begitu ramai. Banyak tamu menikmati pesta tersebut dengan camilan dan segelas anggur merah. Dia bertanya-tanya mengapa seorang Aamon menemui Lesley yang justru eksistensinya tidak begitu berharga.

Aamon terkesan melihat raut datar yang ditunjukkan gadis dihadapannya. Dia menyayangkan keadaan gadis itu yang tumbuh terkunci dalam jeruji emas dengan sulur tanaman tajam mengelilingi sekitarnya.

"Aku tidak pernah meragukan insting mataku saat melihatmu." lanjut Aamon sambil menundukkan tubuhnya kearah Lesley yang hanya diam menatapnya. "Lesley Vance, dari keluarga terpandang di Inggris, hm? Bukankah kau menginginkan Gusion mengambil alih perusahaan Paxley?"

Hampir saja Lesley kehilangan ketenangannya mendengar setiap kalimat terakhir dari mulut pria itu. Mendengar anak sulung Paxley mengetahui ini, kontan membuat Lesley waspada. Dia meminta pelayan didekatnya untuk menyiapkan camilan dan teh agar mereka bisa berbicara. Mungkin dia bisa mencari tahu dengan mengobrol sedikit bersama Aamon.

"Maaf, karena telah bertindak tidak sopan." Lesley terkesiap mengetahui Aamon meraih tangannya. "Sebaiknya kita pergi menjauh dari sini."

"Apa?!"

Aamon menuntun Lesley agak menjauh dari mansion tersebut. Letak mansion ini berada didekat perbukitan dan banyak kebun yang tumbuh disekitar mereka. Karena Lesley tumbuh tanpa merasakan sulitnya berjalan lama, ia sempat tersengal mengikuti langkah besar milik Aamon. Sesekali ia tergelincir karena tanah yang licin dan Aamon akan membantunya berjalan.

Night FlakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang