6. 𝓔𝓷𝓰𝓵𝓪𝓷𝓭 𝓽𝓸 𝓘𝓽𝓪𝓵𝔂

421 67 18
                                    

Sejak dulu keluarga Vance dan Paxley saling berhubungan layaknya keluarga. Dari generasi hingga ke generasi, hubungan mereka semakin erat terjalin karena keharmonisan keduanya. Meskipun hubungan mereka terlihat akrab, sesungguhnya kedua pihak tersebut saling menaruh kecurigaan satu sama lain sehingga tak jarang mereka selalu waspada.

'Ditambah sekarang sedang ada wabah yang membuat keuntungan perusahaan menurun.' pikir Lesley merasa stres sambil membaca berita mengenai Vance Enterprise.

Paxley yang melihat ini tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatannya untuk memanfaatkan ide brilian yang diinovasikan oleh Lesley mengenai C-80. Skenario yang dibayangkan Lesley benar terjadi.

Putri Lyssa Vance akan dinikahkan dengan salah satu keempat putra Paxley sebagai salah satu Paxley memberi bantuan pada keluarga Vance.

Setidaknya, itu yang Lesley ketahui setelah mencari tahu situasi keluarganya. Kesepakatan tersebut tidak ada bedanya selain menjual dirinya. Dia sudah menebak seperti apa kehidupan para konglomerat disekitarnya, pernikahan demi hubungan mutualisme, pertemanan yang telah diatur dan kehidupan yang tak pernah damai. Kehidupan orang berstatus tinggi tidak cocok untuk orang yang memiliki sifat polos dan naif.

"Karena kau satu-satunya perempuan dikeluarga ini. Pergilah." ujar Lyssa setelah Lesley menerima surat berisi kesepakatan antara Paxley dengan Vance.

'Sepertinya apa yang dikatakan wanita itu benar. Bahwa aku mudah saja disingkirkan.' gumam Lesley teringat perkataan Lyssa mengenai dirinya. Ia mengelus kepala Harley yang sedang terlelap dengan berbantalkan pahanya.

Adiknya mengeluh tak bisa tertidur karena mengalami mimpi buruk, oleh sebab itu Harley mendatangi kamarnya. Dan seperti biasa Lesley sama sekali tidak keberatan. Dia ingin menenangkan adiknya dengan memberikan rasa aman sambil menepuk punggungnya.

Lyssa Vance sedang pergi mengurus segala kekacauannya, dan ayah tirinya Edgar sepertinya sedang bekerja merawat kebunnya. Meninggalkan keduanya dirumah besar nan mewah dengan para asisten rumah tangga. Lesley menarik selimut Harley hingga mencapai dagunya, ia turun dari ranjang lebarnya demi meletakkan novel yang sempat dibacanya ke rak buku.

Di dunia ini, wanita tak ada harganya selain diperalat dengan dinikahkan oleh pria asing sebagai batu pijakan untuk mencapai posisi lebih tinggi. Lesley menyadari itu ketika melihat banyak lingkaran teman berkumpulnya hanya menikah karena politik dan bisnis. Tak jarang ada wanita yang tewas terbunuh ditangan pria keji, tetapi karena kekuasaan yang mereka miliki. Kasus kematian para perempuan menyedihkan itu ditutup begitu saja.

Rumor beredar bahwa Paxley merupakan salah satu konglomerat yang terang-terangan menunjukkan taring mereka. Bukan rahasia lagi jika beberapa pebisnis lainnya merasa terintimidasi. Vance pun merasa begitu meskipun hubungan mereka terlihat akrab.

'Bukankah keluarga Paxley tengah merencanakan pernikahan dengan keluarga Baroque?' pikir Lesley sesaat membaca artikel berita mengenai Paxley dan Baroque.

"Kakak, apa kau tidak bisa tidur?"

Harley terbangun sembari mengucek salah satu matanya yang terlihat sayu. Dia menyadari keberadaan Lesley tak ada disampingnya hingga ia mencarinya. Rupanya kakaknya tengah membaca didepan laptop dengan kacamata bertengger ditelinganya.

"Maaf Harley, kau sampai terbangun." Lesley tersenyum setengah karena merasa bersalah. "Aku ingin membaca sedikit sebelum tidur."

"Apa kau memikirkan pernikahanmu dengan salah satu putra Paxley?"

Night FlakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang