Growth- Jeongwoo

620 31 12
                                        

Harsh word
Typo
Semi-baku
Short chapter
------------------------

Si tampan berkulit tan itu berjalan menuju jalan ke rumahnya. Wajahnya mempunyai luka luka kecil dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah. Dia tidak bandel kok, orang lain yang sering memulainya.

" Hey anak yatim!" panggil seseorang membuatnya berdecak malas.

" Bila dipanggil jawab bodoh!" satu kaleng tin kosong mendarat di belakang badannya.

Dengan malas dia menatap mereka satu persatu. Mereka tersenyum sinis memandang wajah pemuda yang mereka anggap angkuh itu.

" Mau apa kalian?"

" Yahh, gausah sok sombong deh. Kadang gue bingung sih, apa anak yatim miskin kayak lo layak masuk sekolah elit begini?" jawab si ketua,bernama Lee Junho.

" Sudah? Ada lagi? Gue cabut." baru saja dia melangkah sang ketua berkata sesuatu lagi.

" Pasti keluarga lo tenang deh tinggalin lo, soalnya anaknya gak berguna, Hahahahahahha!"

Tangannya terkepal erat. Rahangnya mengeras. Sebelum dia mahu bertindak seseorang datang dan merangkul bahunya.

" Oh jadi kalian yang bikin adik gue keronyok kayak gini ya?!" sergah orang itu.

Mereka tertawa lucu.

" Lo ngadu sama kakak lo jeongwoo? Hahaha kekanakan! Pengecut! Tapi kakak lo manis ya, bagi gue dan gue gak akan ganggu lo lagi." Ucapnya enteng.

Jeongwoo bertambah marah, dia tidak kisah dirinya yang dihina atau dibelasah setiap hari namun tidak kakak manisnya. Jeongwoo sama sekali tidak akan biarkan.

Kemudian si kakak manis menutup matanya dan berbisik sesuatu.

" Apa yang kakak akan lakukan seterusnya, kamu jangan tiru ya!" Dengan sekali gerakan, sang ketua terkapar terkena tendangan tinggi sang kakak. Hidungnya mengeluarkan darah.

" BAJINGAN! LO NGAPAIN BRENGSEK?!" teriak junho marah. Si manis terkekeh sedangkan jeongwoo mematung.

Walaupun sedia maklum kakaknya ini pemegang sabuk hitam taekwondo tetapi dia tidak pernah melihat si manis memukul seseorang.

" Nah, sekarang pulang terus ngadu sama bokap lo gue pukul. Terus lo juga akan jadi kekanakan dan pengecut persis yang lo bilang adik gue. Awas aja ya kalian, terutama lo! Gue tandain lo!" matanya melotot garang kearah junho.

Anak buahnya takut, karena si manis sebenarnya adalah senior mereka di club taekwondo di luar sekolah. Kim junkyu, jago sekaligus pemilik akademi taekwondo terkenal. Cuma sang ketua tidak mengenalnya.

Junkyu membawa jeongwoo pergi.













------

" Ahh, sakit kak.." jeongwoo meringis pedih setiap kali kapas beralkohol itu menyentuh lukanya.

Junkyu mendengus.

" Kamu ya! Kenapa gak dilawan huh? Mereka menyakiti kamu, harus dilawan kalau nggak makin bonyok muka ganteng kamu!" omel junkyu dengan wajah kesal.

Jeongwoo tersenyum gemas. Wajah junkyu yang kesal berlipat kali lebih gemas walaupun wajahnya memang gemas.

" Kan kakak bilang gak boleh berentam.." jawabnya tenang.

" Ihh kakak bilang supaya kamu gak bandel bukannya biarkan kamu gak bisa belain diri seperti ini jeongwoo!" junkyu menjitak pilan dahi jengwoo.

" Iya iya, aku cuma gamau memanjangkan masalahnya kak. Mereka kalau diladeni makin ngelunjak. Makanya aku gak layan."

Junkyu menghela nafas. Tangannya terulur mengusap pelan wajah si adik.

" Baiklah, lain kali jaga diri ya. Kakak gasuka liat wajahmu penuh luka gini. Hati kakak gak tenang." Jeongwoo menggenggam kedua tangan junkyu yang berada di wajahnya dan mengecupnya berulang kali.

" Maafin aku ya kak." pintanya dengan wajah sayu. Junkyu tersenyum sembari mengangguk.

" Kakak juga, jangan datang seperti tadi. Mereka itu ramai. Aku takut kakak kenapa-napa."

" Gausah risau, kakak kan jago taekwondo kalau kamu lupa." ucapnya polos. Kini jeongwoo pula menepuk pelan surai kakaknya.

" Aku tahu, cuma kita gatau kan jika mereka apa apakan kakak. Aku gak peduli aku yang kena, tapi aku gabisa tahan diri jika kakak yang kenapa napa. Sejak kakak mengangkatku menjadi adik dan menjagaku seperti keluarga sendiri, sejak itu kakak menjadi pusat hidupku. Aku gigih belajar untuk membalas jasa kakak. Aku berlatih keras les judo supaya aku bisa lindungi kakak. Dan aku coba memantaskan diri untuk sentiasa berada di sisi kakak." ucapan jeongwoo membuat pipi junkyu bersemu merah.

Junkyu tersenyum lembut.

" Sejak kapan kamu sudah membesar begini hm?"

" Kakak gak perasan karena kakak selalu menganggap aku adik kecil." dengusnya kesal.

" Ya terus kamu mau gimana?" goda junkyu lagi.

" Aku mau kakak menganggapku orang yang bisa diandalkan. Orang yang kakak bisa bersandar. Orang yang bisa berikan kakak kebahagiaan. Pandang aku sebagai lelaki yang bisa melindungi kakak. Kakak segala- galanya bagiku. Aku menyayangi kakak. Bisa tidak kakak tunggu aku untuk memantaskan diri?"

" Apa kamu sedang menembak kakak?" alisnya terangkat sebelah.

" Tidak, aku sedang melamar kakak."

" Heh! Sekolah yang bener dulu ya!" sentilan pelan didapatkan dari junkyu.

" Aku serius loh kak, jadi kakak mau kan tunggu aku?"

" Iya, kakak akan tunggu."

Wajah jeongwoo berseri mendengarkan itu. Kupu kupu berterbangan ria dalam perutnya.

" Makasih kak!"

cup

Junkyu mengerjap ngerjapkan matanya. Adakah dia barusan dicium?? Astaga malu sekali.

" Ihh uwoo!!" junkyu membenamkan wajahnya di dada jeongwoo. Merah sekali wajahnya.

" Gemes sih kakak, bisa aku lakukannya sekali lagi?"

" H..huh?"

Jeongwoo memegang lembut wajah junkyu lalu perlahan lahan bibirnya dibawa menyentuh bibir junkyu. Junkyu terkejut tetapi kemudian dia juga membalas ciuman jeongwoo yang terkesan sangat lembut dan penuh cinta.

Ya ...dia hanya perlu tunggu sedikit masa lagi untuk jeongwoo nya membesar.

End

Halo, maaf chapter requestnya di-pending dulu ya, ganti sama ini. Soalnya aku bakalan sibuk beberapa hari . Enjoy reading ;)

My Junkyu Where stories live. Discover now