ZAT YANG MENCIPTAKAN VIRUS

4.9K 495 4
                                    

Jantungku masih berdebar. Bukan karena cinta, tapi karena berhasil melewati maut.

Aku pikir dia ingin melakukan hal berbahaya pada ku. Ternyata dia hanya memberi ku vaksin.

Mengingat bahwa dia sepertinya suka meneliti makhluk hidup, aku berpikir bahwa aku akan menjadi bagian dari mereka. Aku tahu karena di sepanjang jalan aku ke sini, aku melihat banyak hewan telah menjadi eksperimennya.

Dia tertawa melihat tubuh ku yang gemetaran.

"Baby, apakah kau takut?."

"Tenang saja, kau tak kan menjadi seperti mereka. Karena kau terlalu berharga."

Dia berkata sambil mengelus kepala ku. Kemudian dia mengangkat ku dan membawa ke pelukannya.

"Apakah kau lapar?. Sekarang waktunya makan malam. Aku akan memberimu makan."

Dia meletakan aku di meja dan dia duduk di depan ku. Dia mengambil ayam panggang yang dibelinya tadi.

"Makanlah, aku tidak punya stok makanan kucing. Jadi kau bisa makan ini terlebih dahulu."

Kalau aku makan, bagaimana dengan mu? Apa kau tidak akan makan?.

Haruskah aku memakannya? Tapi aku merasa tak enak padanya.

Aku memandang ayam itu sejenak dan kemudian membalik tubuhku.

"Apakah ini bukan selera mu?, kalau begitu aku akan membuangnya."

Aku langsung melompat ke arahnya dan mengigit ujung bajunya.

"Kenapa?."

"Kau tidak mau makan, sebaiknya dibuang saja."

"Meowww"

Dia kembali meletakkan ayam itu di meja. Aku langsung mendorong piring itu ke arahnya.

"Kau ingin aku makan?. "

"Meowww"

"Tapi aku tidak terlalu lapar."

Itu artinya kau lapar. Sebaiknya kau saja yang makan itu.

"Meoww"

"Baiklah, kita berbagi."

-------------------------

Acara makan malam kami sudah selesai. Sekarang kami duduk di depan televisi. Dia terus mengelus ku, ku biarkan karena ini nyaman.

"Kau belum punya nama kan?."

"Sebaiknya aku memanggil apa?."

"Bagaimana dengan Pearl?, apakah kau setuju?. "

Terserah kau saja!.

Kenapa kau dari tadi berbicara sendiri.

"Baiklah sekarang nama mu Pearl."

"Namaku Lucas Collin."

Lucas? Seperti dokter jahat di novel itu?
Nama kalian sama dan kalian sama-sama dokter. Kalian bukan orang yang sama kan?.

Ahh mana mungkin.

"Baiklah saatnya tidur, tidak baik untuk bayi tidur terlalu malam. "

Hey hey, aku ini kucing. Aku akan lebih aktif saat malam.

Dia membawa ku ke kamarnya dan meletakan ku di atas kasur berukuran 120x200.

Setelah menyelimuti ku, dia keluar tak tahu kemana. Terserah, aku akan diam di sini.

Ku perhatikan kamar tidurnya. Ruangannya tak terlalu besar. Tidak banyak barang di sini. Hanya kasur, lemari, dan sebuah meja. Berbanding terbalik dengan ruangan yang ku masuki tadi. Ruangan itu seperti laboratorium.

Rumah ini lumayan besar. Tapi sepertinya dia hanya tinggal sendiri. Karena dari tadi aku tak melihat adanya orang lain. Apakah dia tak punya keluarga?.

Aku turun dari kasur dan berjalan ke arah balkon. Kebetulan pintu balkon terbuka sedikit, itu cukup untuk tubuh ku.

Tidak ada rumah tetangga di sekitar. Hanya hutan disekelilingnya. Apakah dia tidak suka berinteraksi dengan orang? Atau dia orang yang misterius?. Biasanya di novel, orang seperti dia sangat misterius.

"Baby?."

"Ternyata kau di sini, aku mencari mu. Ku pikir kau meninggalkan aku."

Kemana aku akan pergi?.

"Jangan pergi oke?."

"Sebaiknya kita masuk ke dalam, angin malam bisa membuat mu sakit."

Aku melompat ke arahnya dan dia langsung menyambut ku. Dia masuk kamar dan mengunci pintu balkon.

"Apakah kau tidak mengantuk?."

Aku hanya menatapnya.

"Sepertinya memang tidak mengantuk."

"Kalau begitu temani aku di lab, banyak hal yang harus aku lakukan di sana."

Dia membawa aku ke lab nya. Dan meletakkan ku di atas meja kecil.

"Kau di sini saja. Kau tidak boleh dekat dengan ku. Berbahaya."

Dia mengelus kepala ku sebelum melanjutkan aktivitasnya.

Sepertinya dia sedang meneliti sesuatu. Dia dari tadi mencampurkan beberapa larutan, menyuntikan sesuatu pada tikus yang pingsan di sana, dan melihat mikroskop.

"Apakah kau tertarik?."

"Aku sedang meneliti sesuatu yang baru akhir-akhir ini."

"Satu bulan yang lalu aku mengambil sampel air di salah satu sungai di kota sebelah. Anehnya tak ada makhluk apapun di sungai itu. airnya pun terus berubah bentuk setiap aku lihat di mikroskop."

Aku terus mendengarkannya menjelaskan.

"Jadi aku menyuntikan pada salah satu ikan di akuarium, ikan itu menjadi sangat agresif dan mulai menyerang ikan-ikan lain."

"Aku terus membuat penawarnya tapi tidak berhasil. Zatnya terlalu kuat untuk dimurnikan."

"Kemudian aku mencobanya pada tikus. Tikus bertingkah sama dengan ikan."

"Air itu sepertinya bisa merusak otak makhluk hidup dan membuat gen bermutasi."

"Struktur DNA dan RNA terus berubah dari tadi."

"Apakah ini akan berpengaruh pada manusia?."

Aku tak mengerti hal seperti itu. Jadi aku tak tahu jawabannya.

"Jika zat ini masuk ke dalam darah makhluk hidup dia akan menciptakan virus baru."

"Tapi ini tak berpengaruh pada tumbuhan, apakah karena tumbuhan tak punya darah?."

Aku tak bisa membayangkan jika pohon tiba-tiba bergoyang atau berjalan sendiri.

"Tikus ini sudah mati, tapi gennya terus bermutasi, ini seperti sel di otaknya sedang dikendalikan."

"Apakah kita perlu menghancurkan kepalanya?."

Ku lihat dia akan memukul kepala tikus itu. Aku memejamkan mataku. Ini tidak bagus untuk anak-anak.

"Perubahannya melambat setelah kepalanya dihancurkan, ini mungkin akan berhenti secara perlahan-lahan."

"Ikan di sana masih hidup tapi DNA nya terus berubah."

"Jika hipotesis ku benar, maka zat ini menciptakan virus baru yang mampu menginfeksi makhluk yang hidup ataupun mati asalkan masih punya darah."

"Baby, bagaimana pendapat mu?."

Bodoh! Kenapa kau bertanya padaku?.

--------------------------------------------------------------

Selasa, 28 Juni 2022

Thx u all🥰

PEARL: MY SEXY CATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang