DEMAM DAN MANJA

5.1K 508 5
                                    

Setelah 3 hari tertutup, akhirnya mata itu terbuka menampilkan pupil biru sapphire yang indah.

Raut wajahnya menunjukkan kebingungan sebelum kejadian mengerikan itu terlintas di kepalanya. Dia masih ingat kesakitan nya itu.

Tubuhnya bergetar tanpa sadar. Keringat dingin muncul di wajahnya yang memucat. Dan matanya bergerak kesana-kemari mencari sosok menyeramkan itu.

Akal tak berfungsi lagi untuknya saat ini. Hanya insting bertahan hidup yang ada.

Sembunyi adalah pilihan satu-satunya bagi Pearl saat ini. Kakinya tak berfungsi dengan baik. Jadi dia merangkak ke sudut ruangan, dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

Saat suara pintu dibuka terdengar olehnya, dia tidak bisa menahan detakan jantungnya yang begitu cepat. Ini jelas bukan jatuh cinta, tapi reaksi akan maut.

Entah sejak kapan suara langkah kaki manusia menjadi mengerikan baginya. Suara itu terus mendekat sehingga air mata Pearl jatuh tak tertahankan. Dia bisa merasakan langkah itu berhenti tepat di depannya.

Pearl menutup mulutnya rapat menggunakan tangannya berharap suara tangisan tak terdengar. Tapi orang itu tampaknya mendengar suara tangisan gadis itu di balik selimutnya.

"Tak ada gunanya bersembunyi di situ, anak satu tahun bahkan bisa menemukan mu."

"Keluarlah."

Tak ada reaksi dari pihak yang diajak bicara. Ini membuat Lucas mengusap rambutnya frustasi. Dia tak tahu bahwa kebiasaannya bisa menyebabkan pihak lain menjadi seperti ini.

"Kau belum makan selama tiga hari, keluarlah, aku akan memberimu makan."

Dia melembutkan suaranya. Namun, tak ada reaksi dari si gadis.

Lucas bukanlah orang yang pandai membujuk dan bukan orang yang sabar bila menyangkut hal seperti ini.

********

Meja makan diisi oleh dua orang berbeda jenis kelamin. Si pria makan dengan tenang. Berbeda dengan gadis di depannya, dia memegang sendok dengan tangan bergetar. Tak jua memasukkannya ke dalam mulutnya.

Berkat bujukan (ancaman) Lucas, Pearl dengan setengah hati mau keluar dari persembunyiannya. Dia langsung digendong Lucas menuju meja makan.

"Apakah kau akan makan?."

"Ma-makan."

"Kau hanya memegang sendok dari tadi."

Gadis itu masih saja takut pada Lucas.

"Ck."

Tanpa basa basi, Lucas memindahkan kursinya ke samping Pearl dan mengangkat Pearl ke pangkuannya.

Pearl tanpa sadar menitikkan air mata yang dari tadi ditahannya. Dia merasa seperti mangsa yang sedang digenggam erat oleh predator.

Tangannya menggenggam kuat baju kebesaran yang terpasang di badannya. Sekali melihat pun, orang akan tahu bahwa itu baju seorang pria.

Lucas menghela nafas dan mengusap air mata Pearl dengan lembut.

"Tak perlu menangis, aku tak kan menyakiti mu."

"Aku tak kan mengikat mu lagi di lab, tak ada suntikan lagi."

Lucas mengangkat dagu Pearl dan menatap matanya. Tapi Pearl mengalihkan pandangannya ke samping.

"Tatap mata ku."

Mendengar suara lembut yang mencoba menenangkannya itu, Pearl dengan hati-hati menatap matanya. Tidak ada tatapan jahat di matanya.

PEARL: MY SEXY CATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang