Assalamualaikum wr wb
Hai para readers gimana kabarnya?!
Yok bisa yok baca cerita aku,
Semoga cerita aku menghibur hati kalian yang lagi patah, terpuruk, atau pun yang lagi bahagia tambah bahagia ya.
Jangan lupa sebelum baca, follow dulu acoun aku.
Jangan baca ilegal ya sayang-sayangnya aku.
Hancur,
1 kata yang membuat diri ini tak berdaya.****
Di sebuah hotel History. Hotel berbintang yang ada di belahan kota Yogyakarta. Sudah berdiri pesta mewah dari keluarga terpandang sejagad raya. Keluarga Martin. Pesta pengesahan kartu keluarga dan juga pengenalan untuk penerus bisnis keluarga Martin.
Dari arah pintu masuk, seorang laki-laki berusia 53 tahun yang masih terlihat gagah dengan pakaian resmi serba putih melangkah di atas karpet berwarna merah menyala. Dia adalah Prakas Martin. Putra tertua keluarga Martin. Di ikuti 2 gadis cantik dengan gaun putih yang sudah bisa di tebak kalau mereka adalah penerus dari bisnis Prakas. Tidak lupa, 4 bodyguard dengan pakaian serba hitam dan senjata di tangan masing-masing mengiringi langkah mereka dari belakang.
Seluruh kamera mengarah kepada Prakas dan sang putri. Suara tepukan tangan meriah tentunya juga menyambut kehadiran mereka. Prakas Martin. Pengusaha baja yang terkenal se Asia. Dan juga pembisnis Material Indonesia.
Selanjutnya, seorang laki-laki berusia 49 tahun dengan pakaian resmi berwarna mocca melangkah masuk. Dia adalah Syam Martin. Putra ke-2 dari keluarga Martin. Produser perfilman dan pembisnis sukses yang selalu menjadi panutan. Di ikuti dengan 2 gadis cantik yang menggunakan gaun berwarna senada dengan Syam. Sudah dapat di pastikan, kalau mereka adalah putri Syam. 4 bodyguard mengiringi langkah mereka dari belakang. Tak henti-hentinya senyum mereka terus terbit menyapa para tamu undangan dan kamera yang menyorot mereka.
Seorang laki-laki berusia 47 tahun, dengan pakaian resmi berwarna biru langit melangkah masuk. Dia adalah Frans Martin. Putra ke-3 dari keluarga Martin. Gubernur Yogyakarta dan juga pembisnis bahan bakar kendaraan. Di iringi oleh 2 gadis cantik yang melangkah tepat di belakangnya. Mereka adalah putri Syam. Tidak lupa 4 bodyguard dengan senjata mengiringi dari arah belakang mereka.
Dan yang terakhir. Srorang laki-laki berusia 45 tahun dengan pakaian resmi serba hitam. Melangkah masuk kedalam area hotel. Dia adalah Vano Martin. Putra bungsu kelurga Martin. Ketua Mafia se Asia dan pemilik pembisnisan tambang emas terbesar di Asia. Di ikuti seorang gadis cantik dengan gaun pesta berwarna hitam. Juga 4 bodyguard di belakang mereka.
Malam ini, seluruh jaringan television menampakkan acara keluarga Martin.
Di lain tempat, seorang gadis menatap jengah keluar jendela kamarnya.
'malam yang menyebalkan,' batinya.
"Nonton tv aja kalik ya." meraih remote TV dan menghidupkan benda berukuran 41-in itu. Karna di landa kebosanan dan ke gabutan, gadis berusia 15 tahun itu menekan asal nomor remote tersebut.
'Hai permisa, kembali lagi bersama saya, Natali dan rekan saya Ravael. Hari ini kita akan meliput sebuah pesta besar dari keluarga terpandang sejagad raya,' sapa seorang wanita di balik layar tv.
'Mereka adalah keluarga Martin.'
'Langsung saja, kita saksikan.'
"Martin?" lirih gadis tersebut.
Ia menatap lekat-lekat layar televisi yang ada di hadapanya. Jantungnya berdetak tak karuan. Bola matanya memanas saat ia melihat laki-laki dengan pakaian resmi serba hitam.
"Ayah...," lirih gadis tersebut saat melihat laki-laki berpakaian serba hitam yang di balik layar televisi. Ia bangkit mendekati layar televisi dan mengusap kaca yang terdapat sosok dirinya panggil ayah dengan penuh perasaan. Air matanya luluh, ia sangat merindukan sosok laki-laki yang ada di balik layar TV itu.
****
Satu persatu kepala keluarga Martin memperkenalkan putri-putri mereka dan juga memberi sambutan untuk seluruh tamu undangan. Hingga yang terakhir bagian Vano. Laki-laki dingin itu memperkenalkan putrinya.
"Dia putri saya, Rania Vano Martin. Dan penerus dari bisnis saya selanjutnya." Vano memperkenalkan gadis yang berdiri di sampingnya. Gadis itu tersenyum singkat, dan kembali berekspresi datar.
"Bukan kah tuan Vano pernah menikah lagi selain dengan nyonya Naina? Apakah tuan Vano tidak memiliki keturunan dari istri ke dua anda?" tanya wartawan.
"Benar, apakah tuan tidak di berikan keturunan?" tanya salah satu wartawan lainya.
"Tidak! Vano hanya memiliki satu putri dan satu keturunan," sergah Prakas.
"Apakah yang di katakan tuan Prakas benar tuan Vano?"
Vano menatap ke arah kamera yang ada di hadapanya. "Benar, saya hanya memiliki satu putri dan satu keturunan, yaitu puti saya, Rania Vano Martin." ucap Vano dengan lantang di hadapan kamera.
Jgaaarr.
Bagaikan tersambar sebuat petir di bawah badai yang menghancurkan. Tubuh seorang gadis terduduk lemas di atas lantai. Harapan dirinya sudah hancur. Kini ia hidup seorang diri. Ayah dan keluarganya sudah tidak lagi menganggapnya ada.
Sebegitu kejamkah dunia?
Batinya berteriak, namun bibirnya terkatup rapat-rapat tidak dapat bicara barang 1 patah kata pun. Hanya air matalah yang menggambarkan kesedihanya dan juga betapa hancur dirinya saat ini.
.........
HAI-HAI AKU BUAT CERITA BARU NIH,
GIMANA SUKA GAK?
SEDIH GAK?
KALAU UDAH BACA JANGAN LUPA YA KOMENTAR DAN KASIH VOTTE BIAR AKU TAU KALAU READERS BACA CERITA INI.
JANGAN LUPA FOLLOW JUGA YA,
KALAU ADA YANG SALAH KATA BISA KOMEN KOK.TERIMAKASIH.
Follow instagram aku ya guys.
@_mhmdsrl
@autor_mhmdsrl
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RENATA. TERBIT
Teen FictionRenata Vaniya Yaendra. Seorang gadis pindahan di SMA Rinjani. Ketua geng motor Danedlos yang berisikan tentang para perempuan. Tak ada satupun anggota yang berjenis kelamin laki-laki. Ke pindahan nya karena ia ingin menghilangkan segala luka tenta...