DUA PULUH SEMBILAN

8.1K 619 17
                                    


Assalamu'alaikum cintah.

Salam 6 agama 🙏🙏 sayang 💕

Gimana kabar kalian?

Absen kalian dari askot mana yuk.

Hmm, masih silent reders ya 🙃

Kenapa? Kalian susah banget ya buat koment sekedar next dan tinggalkan Votte aja buat aku, aku banyak salah ya sama kalian?
Atau? Kalian punya dendam sama aku?

Jangan lagi ya Cintah.

Kalian kan orang baik, aku tau itu. Tolong jangan silent readers lagi ya. 😇

...............

Ini tentang rasa kecewa yang sudah kamu timbulkan untuk ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tentang rasa kecewa yang sudah kamu timbulkan untuk ku.

__________________

Renata mejatuhkan tubuhnya di atas kasur kingsize kamarnya. Mulutnya ia bekab dengan bantal sehingga suara tangisnya tidak terlalu terdengar. Tanganya mencekram kuat seprai kasur, melampiaskan rasa sakit yang ada di hatinya. Renata kecewa, dirinya benar-benar kecewa. Seharusnya Renata lebih faham, kalau cinta itu hanya akan berujung menyakiti dirinya sendiri. Renata benci dengan dirinya yang sudah lemah hanya karna satu kata yang mampu membuatnya menjadi wanita lemah dan cengeng seperti ini. Apa lagi kalau bukan kata. Cinta.


Andres membanting keras pintu kamarnya. Ia mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dirinya berkali-kali lalai dan menyakiti Renata?

"ARGGHH! ANDRES BRENGSEK!"

Pyar!

Andres meninju cermin yang ada di hadapanya. Tidak perduli dengan seberapa perih punggung tanganya yang sudah menancap pecahan kaca. Yang terpenting adalah dirinya meluapkan segala emosi teruntuk dirinya yang benar-banar tidak becus itu.

"ARGH!! TOLOL!" maki Andres pada dirinya sendiri.

Semua barang yang dirinya lihat sudah melayang tidak beraturan di lantai. Kini kamarnya sudah seperti kapal pecah. Pecahan beling sudah berserakan di mana-mana. Bahkan? Dirinya tidak perduli jika kakinya juga sudah terluka dan berdarah, akibat menginjak pecahan beling.

Bayangan dirinya saat menampar Renata, dan memarahi gadis itu, hingga bayangan Renata menangis di hadapanya. Semua itu sungguh membuat Andres merasa sakit dan juga kecewa luar biasa pada dirinya sendiri.

TENTANG RENATA. TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang