TIGA PULUH.

8.8K 629 4
                                    


Assalamu'alaikum cintah.

Salam 6 agama 🙏🙏 dari aku.

Udah siap baca lanjutnya TENTANG RENATA?!

Jangan lupa tinggalkan jejak oke.

Semoga di part ini kalian suka.

.................

Mungkin, maaf dan kesempatan itu ada, tetapi? Rasa kecewa itu masih membekas.

__________

"Ren...," Andres terisak dan menggengam pergelangan tangan Renata semakin erat.

"Udah gak usah nangis. Mending lo istirahat, gue mau pulang." suruh Renata.

Andres menggeleng. "Ren. Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf." ucap Andres.

Renata melirik Andres yang terus memohon padanya. Ada rasa tidak tega saat ia melihat Andres terus menangis. Namun, semua itu tidak sinkron dengan logikanya yang meminta Renata untuk meninggalkan Andres.

"Ren...," panggil Andres di sela isakkannya.

"Ck. Gak usah nangis ih, cengeng banget." mau tidak mau Renata kembali duduk, ia menghapus air mata Andres yang ada di pipi laki-laki itu.

"Ren...," panggila Andres lagi.

"Udah diem. Lo gak diem, gue pulang." ancam Renata.

Seketika Andres langsung diam, ia menahan isak tangisnya untuk tidak keluar lagi. Walaupun begitu, air matanya masih menetes deras.

"Ck. Mau diem apa enggak?!" tanya Renata penuh ancaman.

"Mau peluk." pinta Andres.

Kok di kasih hati minta jantung ya. 🤣

"Lo banyak mau banget sih?!" kesal Renata.

"Mau peluk, Ren...," Andres kembali terisak.

"Ck. Dasar brengsek. Gue masih marah juga." Renata memutar bola matanya malas. "Sini cepetan." dengan perasaan dongkol Renata merentangkan tanganya untuk menerima tubuh Andres.

Andres langsung memeluk Renata erat. Wajahnya ia sembunyikan di bahu Renata. Tangisnya semakin menjadi. Andres sangat menyesal sudah menyakiti gadis sebaik dan se sabar Renata. Jika Renata benar-benar pergi. Sudah dapat di pastikan, kalau Andres akan mati kehausan kasih sayang dari Renata.


Renata mengusap lembut kepala bagian belakang Andres. Sejujurnya hatinya terasa sangat sakit saat Andres memeluknya. Bayangan saat Andres membela Dania dan menampar dirinya. Semua itu masih terekam jelas di ingatan seorang Renata.

"Udah belum? Gue gak bisa nafas nih." ucap Renata.

Andres melerai pelukanya, ia menatap Renata dalam. Hingga tatapanya jatuh pada pipi bagian kiri Renata. Tempat di mana Andres melayangkan sebuah tamparan.

"Pasti sakit, maaf...," ucap Andres menyentuh lembut pipi bagian kanan Renata.

Renata diam. Hatinya semakin sakit. Kilatan amarah Andres dan untuk pertama kali juga, seseorang menampar dirinya. Bola matanya memanas, dengan cepat Renata menepis tangan Andres dari pipinya.

TENTANG RENATA. TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang