"Aku memilih untuk diam, memperhatikanmu dari jauh, dan mendoakanmu diam-diam. Kuharap takdir akan mempertemukan kita diwaktu yang tepat. Setiap orang punya caranya sendiri untuk jatuh cinta tanpa membaginya dengan orang yang dia cinta. Setiap hati selalu mempunyai sebuah nama."
~Nurul Azizah~
.
.
.
Judul : Zuhayrah🕊️🌼✨Happy reading ✨🌼🕊️
Zuhayrah masih mematung, dia sangat kaget dengan pemandangan di depan sana. Tidak jauh dari tempat duduknya, seorang pemuda tampan sedang berdiri dengan gagahnya menyampaikan materi seminar Nasional. Hati dan pikiran Zuhayrah mendadak berkecamuk, menerawang jauh ke masa lalu. Sekali lagi Zuhayrah menatap seseorang yang sedang berbica di depan sana untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat, Zuhayrah harus senang atau sedih dengan kenyataan yang ia hadapi sekarang. Apakah ia harus senang karena seseorang yang menghilang secara tiba-tiba muncul kembali di hadapannya, atau ia harus sedih karena seseorang yang berusaha ia lupakan datang kembali. Entahlah saat ini Zuhayrah tidak ingin memikirkannya, biarkan waktu dan takdir yang menjawab kenapa ia harus melihat seseorang yang telah lama memenuhi pikirannya.
“Zu, kayaknya gue naksir deh sama cogan didepan sana,” bisik Zahra pada zuhayrah.
Karna kesal, Zahra yang merasa diabaikan oleh Zuhayrah langsung menabok lengan temannya.
Plakkk...
“Aduhh, sakit tau. Kok tiba-tiba mukul sih Ra?” tanya Zuhayrah.
“Lagian sih gue lagi ngomong, bukannya dengar lu malah bengong,” jawab Zahrah.
“Ya sorry elah, kan lagi fokus dengerin materi yang disampaikan di depan,” ucap Zuhayrah.
“Au ah, gue marah pokoknya,” ucap Zahra merasa kesal.✨✨✨
Setelah acara seminar selesai Zuhayrah dan Zahra keluar dari aula. Sekitar 3 jam duduk diam dengerin materi membuat perut mereka minta diisi, karena cacing-cacing yang ada dalam perut sudah berdemo minta diberi makanan. Tapi Zuhayrah lupa jika sahabatnya lagi ngambek gara-gara omongannya yang kurang didengar tadi. Alhasil Zuhayrah langsung memutar otak untuk membujuk Zahra agar acara ngambeknya udahan. Beberapa menit, akhirnya Zuhayrah ingat jika Zahra dibujuk dengan perseblakan akan luluh dengan cepat.
“Ra, jangan ngambek ihh.” Tangan Zuhayrah menoel-noel pipi Zahra dari samping.
“Biarin aja, siapa suruh bengong pas gue ngomong,”
“Yaudah kalo masih ngambek mah nyeblaknya gak jadi aja kali yah?” gumam Zuhayrah yang masih didengar oleh Zahra.
“Gak seru, lu mah maennya ngancem Mulu.”
“Ini bukan ngancem namanya, tapi ide biar orang yang lagi ngambek cepat luluh hatinya,” ucap Zuhayrah sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Yasudah lah terserah deh mau ngomong apa yang penting nyeblaknya tetap jadi,” ujar Zahra dengan cengiran nya.
“Kalo gitu beli bahannya dulu,” ajak Zuhayrah.
“Siap Kanjeng ratu.”
Zahra dan Zuhayrah langsung menuju ke supermarket, Zahra yang paling semangat jika menyangkut perseblakan. Curut satu ini memang penggila seblak, apalagi jika Zuhayrah yang menjadi kokinya. Membayangkannya saja membuat Zahra ingin cepat-cepat makan seblaknya.
20 menit akhirnya mereka sampai di tempat belanja bahan-bahan yang akan mereka masak.
Supermarket
“Mau beli apa dulu Zu?” tanya Zahra.
“Kita beli kerupuk udang dan macaroni dulu, setelah itu beli kwetiau, sosis, bakso dan mie instan.”
“Gue bawa keranjang, terus lu yang pilih-pilih bahan yang dibutuhkan.”
“Hmm,”
“Zu, Jangan lupa beli sayur sawi hijau, ceker ayam dan bumbu-bumbunya,”
“Iya, bawel!”
Setelah mendapatkan semua bahan-bahan seblaknya, Zuhayrah dan Zahra mengantri untuk membayar belanjaannya. Saat sedang antri, Zuhayrah tidak sengaja menyenggol keranjang belanja pembeli yang ada di sampingnya hingga keranjang jatuh kelantai, belanjaan yang dalam keranjang ikut terjatuh. Dengan cepat Zuhayrah ikut membungkuk, untuk membantu orang yang di senggolnya tadi.
“Maaf kak, saya gak sengaja,” ucapnya dengan gugup.
“Iya gak apa-apa,” jawabnya sambil tersenyum.
Deg...
Saat mendengar jawaban dari orang itu, Zuhayrah langsung mengangkat kepalanya beberapa saat untuk melihat orang yang ada didepannya. Seketika ia langsung menunduk lagi. Suara dan senyuman itu membuat jantung Zuhayrah berdetak lebih cepat dari biasanya. Tidak salah lagi dia benar-benar dipertemukan lagi setelah sekian lama.
“Terimah kasih,”
“Ehmm, i-iya sama-sama,” jawab Zuhayrah. Setelah itu ia langsung melangkah ke arah Zahra.
“Udah selesai Ra?” tanya kepada Zahra.
“Iya dari tadi, lu sih kelamaan bantuin cogan tadi. Eh tapi kayaknya gue kenal deh sama cogan itu.”
“Udahlah pulang aja, ngapain bahas orang tadi sih.” Kesal Zuhayrah dan langsung keluar dari supermarket.
“Elah tungguin Zu, ini berat tau. Dasar gak peka jadi cewek.”
Saat sampai di samping mobil Zuhayrah mengambil alih belanjaan ditangan Zahra lalu memasukkan belanjaan itu ke dalam mobil. Zahra lebih dahulu masuk ke dalam mobil, setelah memasukkan belanjaannya Zuhayrah menyusul Zahra untuk masuk ke dalam mobil. Zuhayrah yang akan mengemudi mobil.
Sepi dan sunyi, mobil yang dikendarainya melaju dengan kecepatan sedang. Kendaraan berlalu lalang di luar sana. Namun, Zuhayrah masih terbayang oleh seseorang yang tidak sengaja ia senggol. Entahlah Zuhayrah tidak tau bagaimana caranya agar ia bisa menghilangkan dari pikirannya. Zuhayrah pun heran dengan Zahra yang diam saja dari tadi, biasanya gadis itu tidak akan bisa diam jika bersamanya. Akhirnya ia pun menoleh ke arah samping tempat di mana Zahra duduk. Ternyata Zahra sedang terlelap, pantesan saja dari tadi diam. Zuhayrah hanya geleng-geleng kepala melihat gaya tidur Zahra yang bisa dibilang cukup lucu.✨✨✨
Hai teman-teman gimana nih prolog-nya?
Jangan lupa tinggalin jejak vote kalian yah🤍
Kalau kalian suka, komen sebanyak-banyaknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhayrah [TERBIT]
RomanceApa yang salah jika mengagumi seseorang? Namun, ketika kamu siap mengagumi seseorang secara diam-diam, berarti kamu juga harus siap terluka secara diam-diam. Tetapi jika diam-diam dicintai oleh orang yang kita cintai, tiada yang lebih indah dari dua...