File dari Bunda

17 7 15
                                        

"Jangan pernah menurunkan standarmu. Tapi berfokuslah untuk meningkatkan valuemu." _In any context _
- dari Seseorang -



🤍🕊️🌼 Happy reading 🌼🕊️🤍

Zuhayrah menatap ponsel lamat-lamat. Ia juga bingung kenapa tadi tiba-tiba menjawab iya sebentar Bun, tidak seperti biasanya Zuhayrah yang langsung menolak jika bundanya mengirim file kepadanya. Bukan sekali atau dua kali bundanya itu mengiriminya file, sebenarnya Zuhayrah sudah sedikit demi sedikit mempersiapkan dirinya dengan mengikuti beberapa kelas parenting. Ia juga kadang mengikuti pengkajian syekh dan beberapa ustadz. Mungkin ini adalah awal dari jalan takdirnya, Zuhayrah akan meminta kepada Sang Maha Mengetahui agar diberikan petunjuk untuknya.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya iya membuka file yang dikirim oleh bundanya.
"Bismillah," ucapnya sebelum benar-benar membuka file itu. Setelah file itu terbuka ia mulai membacanya perlahan tapi pasti, tapi ia tertegun saat membaca nama lengkap dan alamatnya. Ia tidak salah kan? Apakah semua ini hanya mimpi? Tolong siapapun itu jika ini adalah mimpi jangan bangunkan Zuhayrah dulu, ia ingin melihat ending dari kisahnya.
Apakah ini adalah cara takdir memberikan jawaban atas doa-doanya? Rasa yang ia jaga. Rasa yang ia perlakukan dengan baik, kini mulai mendapatkan titik terbaiknya. Semoga Allah selalu memberikan kelancaran.
Saat Zuhayrah sudah membaca biodata itu, ia langsung berfikir akan memberi tahu sahabatnya sekarang atau nanti saja. Entahlah ia juga masih bingung. Sebelum Zuhayrah tidur, ia melaksanakan tiga rakaat salat witir. Malam ini ia akan bangun untuk mendirikan salat istikharah, Zuhayrah akan meminta petunjuk sebelum ia benar-benar melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Pagi harinya Zuhayrah turun ke bawah untuk sarapan pagi, dari kejauhan bundanya sudah tersenyum lebar. Seperti sedang iklan pasta gigi saja pikirnya, Zuhayrah terus melangkah hingga di samping ayahnya.
"Yah... Kok bunda dari tadi senyum-senyum terus sih," tanyanya kepada ayahnya.
"Biasa, lagi bahagia benget tuh," jawab ayahnya.
"Wah, Benarkah? Memangnya bunda bahagia karena apaan dah?" Zuhayrah sudah mode kepo jadi ia harus tahu hingga akar-akarnya.
"Tanya aja langsung ke Bunda."
Tidak lama kemudian bundanya menghampiri mereka berdua, "Kayaknyakalian lagi ngomongin bunda yah?" tanya bunda kepada mereka berdua.
"E-emmm, i-itu Bun tadi cuman nanya ke ayah kok tumben senyum-senyum terus sih." Zuhayrah menjawab dengan gagap.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan, karena aturan di keluarganya tidak boleh mengobrol saat makan sedang berlangsung.
Tidak lama kemudian mereka semua sudah selesai dengan acara sarapannya, mereka tidak langsung beranjak dari tempatnya. Akan tetapi orang tuanya akan bertanya-tanya bagaimana jawaban dari Zuhayrah.
"Ayrah, bagaimana jawabanmu nak?" tanya bundanya.
"Ayrah butuh waktu 2 atau tiga hari lagi in syaa Allah sudah ada jawabannya, bisa juga secepatnya sesuai petunjuk dari Allah," jawabnya sambil tersenyum kepada kedua orangtuanya. "Ohiya Ayah, Bun... Hari ini Ayrah mau izin yah, soalnya mau datang ke kajian ustadz-ustadz." Zuhayrah meminta izin kepada kedua orangtuanya.
"Boleh aja, tapi sebelum malam udah dirumah!" ucap ayahnya dengan lembut namun tegas.
"Baik ayah dan bunda, Ayrah berangkat dulu yah nanti telat lagi." Zuhayrah segera bersiap-siap, lalu melangkah ke luar rumah.

✨✨✨

Di bumi bagian lain, seorang pemuda tampan sedang tersenyum terus sejak mendapat pemberitahuan bahwa biodatanya sudah dibaca oleh Zuhayrah, kini tinggal ia yang menunggu apakah Zuhayrah akan mau diajak ke jenjang selanjutnya atau sampai di sini saja? Pasti Zuhayrah sudah tau siapa yang akan dijodohkan dengannya.
Gozali akan bersabar hingga Zuhayrah memberikannya jawaban. Iya atau tidak Gozali akan menerimanya dengan lapang dada, karena sejatinya adalah tidak semua kehendak kita itu sejalan dengan kehendak milik Allah .
Muka Gozali kembali datar saat sahabatnya itu memasuki ruangannya, sahabatnya itu akan selalu bertanya jika ia keriangannya. Gozali belum memberi tahu kabar bahwa ia sedang mengajak serius seseorang. Mungkin ia akan memberi tahu sahabatnya saat Zuhayrah sudah memberi jawaban yang pasti.
"Ngapain tiba-tiba kesini? Memangnya pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Gozali kepada Alvi, ia harus mengusir secara halus agar alvi sahabatnya itu tidak kesini mengganggunya.
"Hehehe, Gue sih Cuma ingin mampir sebentar," jawab Alvi.
"Awas aja lu, kalau gangguin gue!" Peringatnya kepada Alvi, sang sahabat yang suka ngerecokin saat bekerja.
"Iya-iya elah, gak usah gitu juga kali," ucapnya.
Setelah Gozali memberikan peringatan kepada Alvi, ia kembali fokus kepada berkas-berkas yang sudah menumpuk di atas meja kerjanya. Sudah 3 hari pula ia tidak pergi ke kampus, sebab Gozali sangat disibukkan dengan pekerjaannya yang lain.
Mungkin Gozali akan kembali ke kampus 2 hari lagi, setelah memastikan pekerjaannya di kantor sudah selesai semua. Tak terasa waktu berlalu dengan sangat cepat, sekarang sudah masuk waktu salat dan saatnya istirahat.
"Gozali... Abis salat, lu mau ikut makan siang gak?" tanya sahabatnya saat mereka sedang berjalan keluar.
"Boleh deh, pas banget lagi laper banget," jawabnya.
"Yaudah salat dulu baru cari tempatnya yang enak."
"iya... Tapi kalau bisa yang dekat sini aja biar gampang bolak-baliknya,"
Setelah itu mereka memasuki pekarangan mesjid, lalu mereka melangkah ke tempat wudhu dan kamar kecil. Setelah selesai mereka pun langsung masuk dan shalat pun dimulai.
Selepas salat dan berdoa, mereka akan meluncur langsung untuk mencari makanan yang cocok untuk siang ini. Kebetulan sekali, mereka menemukan rumah makan Padang. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan disana saja, sudah lama mereka tidak makan nasi Padang akhirnya sekarang bisa mencobanya lagi.
Mereka berdua memesan nasi, rendang, sayur nangka, daun singkong serta sambel cabe ijo. Untuk minuman mereka memesan es teh tawar. Sepertinya mereka akan menjadi langganan di situ karena memang rasanya seenak itu. Sambil menikmati makanannya mereka pun menikmati pemandangan disekitar, sangat bagus.
Selesai makan mereka berdiri dari tempat duduknya, kemudian melangkah ke arah kasir untuk membayar makanan tadi. Saat menanyakan keseluruhan total makanan, mereka dikejutkan dengan harga makanannya sangat murah dikantong.

✨✨✨

Zahra dan Nuqraini sedang bergosip ria di kantin kampus, Zuhayrah memang memiliki sahabat selain Zahra yaitu Nuqraini atau sering dipanggil Rain. Katanya sih biar kayak hujan yang membawa kehidupan kepada manusia. Mereka bersahabat sudah lama, Zahra dan Zuhayrah sejak di bangku SMP hingga sekarang. Jika Rain bergabung dengan mereka sejak ospek hingga sekarang, Namun Rain adalah tipe orang yang ambisius dan punya megalomania.

"Si Ayrah kapan baliknya sih?" tanya Zahra. Beberapa hari ini ia sangat merindukan sahabatnya yang satu itu.
"Gue juga nggak tau lah Bambang." Rain menjawab dengan bercanda namun pasti.
"Lu nggak rindu, apa? Kira-kira Ayrah masih sakit atau udah sembuh yah?" tanyanya lagi hingga membuat Rain menggeram kesal.
"Udah deh kalau lu masih nanya gak jelas gitu, mending tanya aja langsung orangnya!"
"Gimana caranya nanya Ayrah? Kan orangnya gak ada Rain?" Pertanyaan Zahra membuat Rain semakin kesal setengah mati.
"Lu, emang bloon atau gimana sih?" tanya balik ke Zahra. "Zaman sekarang canggih Neng geulis, tinggal telpon atau chat beres." Rain rasanya ingin menggeplak kepala Zahra atau menendangnya hingga kecemplung ke got.
"Hehehhe iya juga yah, kenapa gue gak inget." Zahra hanya menyengir kuda setelah melihat raut wajah kesal Rain.
"Hmm." Rain hanya berdehem menjawab perkataan Zahra yang diluar nalar. "Kira-kira Pak Gozali kemana yah kok akhir-akhir ini gak masuk?" tanyanya kepada Zahra.
"Yah nggak tau lah gue kan belum jadi istrinya si Doi, jadi jangan tanya ke gue!" ucap Zahra sebelum menyeruput jus-nya.
Rain memang tidak mengetahui jika dosen tampannya itu bertetanggaan dengan Zuhayrah sahabatnya.
"Kalau gue menelah, kayaknya lu suka sama si doi yah?" tanya Zahra melihat gelagat Rain jika membahas dosen barunya itu.
Rain yang mendengar ucapan Zahra lantas membuat ia salah tingkah dan langsung memalingkan wajahnya ke samping. Dia tidak mau jika ada orang yang mengetahui perasaannya. "A-apaan sih lu, sembarangan aja kalo ngomong! Bentar lagi masuk, yuk ke kelas aja," ajaknya lalu ia beranjak pergi meninggalkan Zahra.
"Woy... Tungguin gue!" teriak Zahra, lalu menyeruput habis jus-nya. Tak lupa ia juga mengambil bungkusan kemplang miliknya, sebelum mengejar Rain yang sudah menjauh.

✨✨✨

Hai guys gimana part ini?
Kalo kalian suka komen dan vote yah!
Pokoknya author maksa.

Btw sebelum lanjut part absen dulu kalian dari mana aja?

Zuhayrah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang