Berdiskusi

26 10 23
                                    

“Kamu tidak akan dewasa sebelum kamu merasa bahwa ada banyak hal untuk diungkapkan, tetapi kamu memilih untuk tidak memberi tahu siapa pun.”
- dari Seseorang -



🕊️🤍🌼 Happy reading 🌼🤍🕊️

03.30 WIB
Gozali terbangun dari tidurnya, ia akan mendirikan salat tahajud dan witir terlebih dahulu. Setelah wudhu ia menggelar sajadah dan memulai untuk salat, selesai salat iamelanjutakan zikir terlebih dahulu baru setelah itu Gozali mengangkat kedua tangannya untuk meminta petunjuk kepada sang Pencipta. Selepas berdoa ia melanjutkan dengan membaca Alqur’an, hingga azan Subuh berkumandang.
Mendengar azan Subuh ia langsung bergegas menuju ke masjid, sebelum itu ia menaruh Alqur’an yang ia baca tadi. Sehabis salat berjamaah Gozali pulang dengan beberapa bapak-bapak kompleks perumahan yang ia tempati.
Sambil berjalan mereka berbincang-bincang singkat sambil menikmati pemandangan subuh. “Nak Gozali... Kelihatannya akhir-akhir ini sibuk sekali yah? Bapak jarang liat soalnya.” Salah satu bapak-bapak itu memulai pembicaraan.
“Iya nih pak, saya lagi sibuk ngajar di pesantren dan lagi ngurus surat perpindahan universitas,” ucapnya menjelaskan.
“Emang pindah gimana maksudnya nak?” tanya bapak-bapak itu.
“Jadi saya in syaa Allah akan pindah mengajar di universitas dekat sini pak,” jelasnya.
“Nak Gozali sudah ada calon istri belum? Kalau belum punya, bapak ada anak gadis. Cocok dengan nak Gozali jika dipasangkan.” Bapak-bapak yang jalan di sebelah kanan paling pojok sedari tadi diam, sekali berbicara langsung jleb di hati.
“Ohhh i-itu pak, s-saya sudah ada kok c-calon i-istri,” ucapnya dengan patah lidah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dalam hati Gozali sangat bersyukur karena ia telah sampai di depan rumah, ia jadi terbebas dari pertanyaan yang dia saja masih bingung.
“Mari bapak-bapak, saya duluan yah.”  Dengan cepat ia langsung membuka pintu pagar dan tergesa-gesa ke dalam rumah. Belum mendengar jawaban para bapak-bapak itu ia sudah mengalir dengan ccepat.
Gozali tidak mengganti pakaiannya, ia hanya menaruh sajadah, peci dan melepas baju kokohnya di atas sofa ruang tengah. Setelah itu ia langsung melangkah ke arah dapur, sesampainya di dapur ia berjalan menuju kulkas. Masih melihat-lihat bahan masakan dalam kulkas, ia akan sarapan dengan telur mata sapi dengan sosis bakar dan dua roti tawar dilengkapi dengan segelas kopi panas juga. Selesai menyiapkan makanan ia bergegas untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap pergi kerja. Butuh 30 menit saja ia selesai dengan ritualnya, saatnya ia sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat.

✨✨✨

📍El- Zein University

Suasana koridor kampus sudah mulai ramai oleh para mahasiswa, Gozali memarkirkan mobilnya setelah itu ia turun dari mobil. Semua mahasiswa terutama kalangan dara terpukau dengan seseorang yang baru saja turun dari mobil BMW lalu berjalan menuju koridor tepatnya ke arah lantai dua tempat para dosen dan petinggi kampus. Dengan gaya cool ia terus melangkah tak lupa dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya menambah ketampanannya. Para dara sebagian menjerit tertahan, menganga, dan lebih parahnya mencoba untuk menggombal laki-laki itu.
“Gila tuh cowok bening banget!”
“Mau dong dijadiin pacar atau istrinya Mas.”
“Ih itu calon masa depan gue.”
“Calon bapak dari anak-anakku kelak.”
‘’Buset dah si Adel air liurnya udah mau jatuh gara-gara mangap dari tadi,” teriak mahasiswa yang heran dengan para kaum dara, liat yang bening dikit langsung terpesona.
Itulah beberapa teriakan dan suara dari para kaum dara yang masih terpukau dengan laki-laki yang rupawan, bukan rupawan lagi tapi sangat-sangat rupawan ini mah.
“Cewek... Sini sama Aa' aja atuhh. Aa' juga gak kalah rupawan kok,” teriak salah satu mahasiswa yang berada di area parkiran kampus.
“Elehh sayur bening kali mah.” Mereka saling meledek dengan candaan seperti biasanya.
Pukul 07.50 Zuhayrah dan Zahra masih berada di rumah. Sedangkan waktu tinggal 10 menit kelas pagi dimulai, ini gara-gara mereka selesai salat subuh lanjut tidur eh malah kebablasan.
Saat mereka telah sampai di parkiran, tanpa aba-aba Zuhayrah langsung membuka pintu mobilnya dan berlaku menuju ke kelas.
Dibelakang Zahra menyusulnya dengan ikut berlari juga, “Zu... Tungguin gue! Lu kayaknya demen banget ninggalin gue dan lari gitu aja,” teriaknya yang tak mendapat sahutan dari Zuhayrah yang masih berlari di depan sana.
Di depan kelas Zuhayrah langsung merasakan tubuhnya rengsa, bagaikan tenda yang kehilangan tiang penyangga. Gimana ini? Ia kira pak Wicaksono tidak masuk ke kelas lagi, tapi apa ini?
“Lah kok lu gak masuk ke kelas aja sih Zu...?” tanya Zahra yang sudah ada di sampingnya.
“Itu.”  Tunjuknya ke arah pintu kelas.
“Yuk bolos aja kita Zu,” ajak Zahra dengan entengnya.
“Jangan ngadi-ngadi deh Ra!”
“Apaan sih, kok ngadi-ngadi? Gini yah gue jelasin! Ibaratnya itu seperti kita berdua itu udah basah kenapa gak sekalian mandi aja, kan nanggung banget? Bener gak sih?” Zahra sudah sangat gregetan kepada Zuhayrah yang di ajak bolos sudah banget.
Jika mereka tetap masuk ke kelas ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi :
1.Diomelin karna sudah telah 20 menit, malu, dan diberikan tugas,
2.Diomelin karena telat dan dikeluarkan oleh dosen.
3.Diomelin, malu, dikeluarin dari kelas, dan lebih parahnya akan diberikan tugas.
Zahra sih lebih memilih untuk kekantin saja, kebetulan cacing di dalam perutnya sudah pada demo. Beberapa saat kemudia Zuhayrah pun setuju untuk ke kantin saja dan mengikuti kelas kedua nantinya.
Di kantin pun mereka hanya memakan bakso dan minumannya es teh. Saat mereka berdua sedang fokus memakan  bakso masing-masing Zuhayrah mendapatkan pesan dari aplikasi warna hijau.

KUBETU👀💀


Ketua Tingkat🧐
@Zahranable @_ kalian kenapa gak masuk kelas?

Rain⛈️👿
Belom bangun meuren mereka berdua.

Sistantan🥥
Tugas kalian berdua sudah menanti.

Zahranable💩
Buset dah, kirain tadi pak Wicaksono kagak masuk lagi, dan gue sama Zuhayrah milih kekantin.

Ketua Tingkat🧐
Yaudah lain kali konfirmasi kalau gak masuk kelas.

Kurang lebih seperti itulah Pasan dari grup kelasnya. Kadang-kadang suka random dan gak jelas pembahasannya. Namun, jika lagi serius pasti ketua tinggal bakalan ngomel jika tidak serius.

✨✨✨

  Sekitar 5 menit yang lalu Gozali sampai baru dirumahnya. Saat ia melangkah ke kamarnya dengan terlalu fokus kepada handphone yang ia pegang. Sampai suara seseorang mengalihkan atensinya ke sumber suara. “Awas nabrak, kalau kamu liatin handphone sambil jalan, kok baru pulang?” ucapnya kepada Gozali.
“Eh... Mama kapan pulang? Udah lama ma, kirain pulangnya 2 hari lagi?” Bukan menjawab pertanyaan mamanya Gozali malah bertanya balik sambil menyalami tangan mamanya.
“Kebiasaan ditanya malah balik bertanya. Ohiya setelah salat isya makan malam bersama!”
“Iya ma... Nanti Gozali nyusul setelah bersih-bersih dan salat,”
“ Yaudah sana, jangan lama-lama.” Peringat mamahnya.
Sambil melangkah kembali ia berucap “Iya.”
Tidak membutuhkan butuh waktu lama untuk menyelesaikan ritualnya dan salat isya, Gozali bergegas keluar dari kamarnya untuk makan malam bersama keluarga.
Saat sampai di dekat meja makan, sebelum Gozali duduk di tempatnya ia bersalaman dengan Papanya. Setelah itu ia duduk dekat papanya di sebelah kiri, makan malam pun dimulai tanpa ada yang membuka suara hanya dentingan sendok yang mendominasi. Gozali meneguk airnya setelah menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Tidak lama kemudian papa dan mamanya juga telah selesai dengan makan malamnya, mamanya berdiri untuk membereskan bekas makan mereka.
Sebelum Gozali beranjak dari tempat duduknya, ia berucap “Gozali mau ngomong serius kepada Papa dan Mama.” Setelah itu ia melangkah ke rumah tengah disusul oleh papahnya.
Gozali dan papahnya menunggu mamanya datang sebelum membicarakan hal penting. Tak lama kemudian mamanya datang dan membawa nampan berisi cangkir teh dan cemilan.
“Mau ngomongin apa? Kayaknya serius banget?” Papa membuka pembicaraan.
“Pa, ma, kalo gozali mau nikah apakah kalian setuju?”
“Hah? Apa kamu serius nak?” tanya mamanya yang terkejut bercampur bahagia akhirnya anaknya mau menikah tanpa disuruh.
“Emang muka Gozali kelihatan bercanda?” tanyanya lagi.
“Kalau mama sih setuju aja bahkan setuju banget, kalau papa gimana?”
“Papa juga setuju, apalagi kamu sudah mapan dan siap untuk menikah. Jadi untuk apa ditunda-tunda lagi.”
“Tapi Mama dan papa mau jodohin kamu. Apakah kamu setuju?” tanya mamanya.
“Jujur sebenarnya Gozali suka sama seseorang, bahkan sebelum Gozali berangkat ke Saudi udah suka,” ucapnya.
“Tapi papa dan mama harap kamu menerima perjodohan ini!” ucap papanya.
“Hmm kalau begitu Gozali boleh tau dengan siapa Gozali mau dijodohkan.”
“Oke setuju.” Heboh mamanya.
Setelah mereka sepakat Gozali kembali ke kamarnya. Ia sangat lelah dan akan istirahat sekarang.

✨✨✨

Hai guys gimana part ini?
Kalo kalian suka komen dan vote yah!
Pokoknya author maksa.

Next 👉

Zuhayrah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang