Keajaiban

13 7 16
                                    

“Ketenangan bukanlah keadaan tanpa kegelisahan, tetapi kemampuan untuk tetap tenang di tengah-tengah kegelisahan.”
– dari Seseorang –




🤍🕊️🌼 Happy reading 🌼🕊️🤍

Saat ini Zuhayrah sedang bersiap-siap untuk pulang ke Bandung. Keadaannya sudah membaik, namun jika ia kelelahan ia akan drop kembali. Orangtuanya tidak bisa menjemput ke Jakarta, akan tetapi Zuhayrah akan pulang bersama kakeknya. Kebetulan sekali kakeknya ada perjalanan bisnis ke sana, tak lama kemudian suara klakson mobil yang nyaring. Tidak salah lagi itu pasti kakeknya yang sudah sampai.
Zuhayrah tidak membawa banyak baju, ia hanya membawa laptop dan beberapa keperluannya untuk beberapa hari kedepan. Ia mengenakan abaya ziper dipadukan dengan jilbab hitamnya dan tak lupa memakai niqob bedoon essem, sangat pas dan anggun.
“Assalamualaikum, Apakah cucuku sudah siap berangkat?” ucap kakeknya.
“Wa’alaikumsalam, udah dong. Apakah kakek tidak lihat cucumu ini sudah cantik?” jawabnya dengan nada bercanda.
“HAHAHAHA.... Kau bisa saja.” Gelak kakek memenuhi ruang tamu. “Yasudah mari berangkat, nanti kakek telat jika tidak berangkat sekarang,” ajak kakek dan berjalan keluar rumah lalu menaiki mobil yang akan dikendarai ke Bandung.
Zuhayrah pun mengintil dibelakang kakeknya, barang bawaannya tadi ia taruh di kursi paling belakang. Bi inem juga ikut dengan Zuhayrah pulang ke Bandung, ia duduk disebelah Zuhayrah. Awalnya tidak enak namun Zuhayrah yang terus memaksanya agar duduk disampingnya, jadi mau tidak mau bi inem duduk disebelah Zuhayrah. Setelah memastikan rumah beserta semua jendela telah terkunci, mereka pun berangkat.
“Pak Dudung, kami berangkat dulu yah. Jaga rumah yah pak!” pamit Zuhayrah kepata satpam yang berjaga di rumahnya.
“Iya non, Hati-hati dijalan,” jawab pak Dudung.
Jika kalian berfikir pak Dudung makannya gimana? Kan selama ini Zuhayrah gak mau ada Irt dirumahnya. Lalu siapa yang menyiapkan itu semua, jawabannya adalah istrinya pak Dudung sendiri. Karena post satpam bersambung langsung ke rumah pak Dudung, rumah itu disediakan oleh orang tua Zuhayrah sehingga pak Dudung tidak perlu bolak-balik saat ingin pulang.
Pemandangan yang indah menemani perjalanan Zuhayrah, sedari tadi Zuhayrah selalu memandang pepohonan serta bangunan yang menjulang tinggi. Akan tetapi Zuhayrah adalah tipe orang yang akan tidur selama perjalanan. Terbukti sekarang ia sudah terlelap, ia hanya bertahan selama setengah jam berkendaraan setelah itu ia akan molor. Kakeknya menoleh ke belakang dan melihat cucu kesayangannya sudah terlelap dalam tidurnya, ia hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Mobil yang dikendarai oleh Zuhayrah dan kakeknya berhenti di restoran cepat saji, mereka akan mengisi perut sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bandung.
“Ayrah... Bangun dulu, kita makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.” Kakek Zein membangunkan Zuhayrah dengan lembut.
“Hoamm.... Ayrah masih ngantuk banget, Kakek duluan saja,” ucap Zuhayrah.
“Pokoknya kamu harus makan dulu! Bagaimana mau sembuh jika selalu telat makan.” Omelnya kepada Zuhayrah.
Jika kakeknya sudah mode mengomel sudah dipastikan ia tidak akan bisa berkutik lagi. Mau tidak mau Zuhayrah pun ikut turun walaupun masih mengantuk. Hanya 30 menit mereka makan dan istirahat, setelah itu mereka melanjutkan kembali perjalanan. Masih sekitar 1 jam untuk sampai ke tempat tujuan, lagi-lagi Zuhayrah tertidur pulas. Hingga sampai pun Zuhayrah masih terlelap, akhirnya ia digendong oleh kakeknya masuk ke dalam rumah. Lalu diletakkan di kamarnya.


✨✨✨


Tepat pada pukul 22.00 WIB, Zuhayrah terjaga dari tidurnya. Ia melihat ke sekelilingnya, rupanya ia sudah berada di kamarnya. Setelah mengumpulkan nyawanya Zuhayrah kembali melihat ke arah jam yang ada di atas nakas, matanya langsung melotot. Gila ia tertidur 3 jam, kayak simulasi mati aja pikirnya. Zuhayrah akan bersih-bersih terlebih dahulu, hanya menggosok gigi dan Cici muka saja serta mengganti pakaiannya. Selepas itu Zuhayrah kembali meluruskan tulang belakangnya, alias rebahan. Jika ia keluar kamar dipastikan orangtuanya sudah tidur atau ayahnya masih lembur di ruang kerjanya, namun ia akan menemui orangtuanya besok pagi saja. Untung saja ia sedang datang tamu jadi tidak salat, lama kelamaan Zuhayrah tertidur kembali.
Keesokan harinya, Zuhayrah turun untuk sarapan pagi serta menemui orangtuanya. Ia sangat kangen dengan ayah dan bundanya, sudah 4 bulan ia tidak bertemu. Hanya sesekali melakukan panggilan video, itupun tidak lama sebab orangtuanya sibuk dan ia pun sibuk tapi kebanyakan Cuma malas sebab ditanya kapan nikah.
“Pagi Ayah... Bunda...,” ucapnya sambil memeluk mereka berdua, lalu duduk disamping ayahnya.
“Pagi juga sayang,” jawab ayahnya sambil mengusap kepala putrinya. “Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah sudah membaik?” Ayahnya bertanya dengan nada lembut.
Tidak lama kemudian bundanya datang dari dapur, lalu duduk dihadapan Zuhayrah disamping suaminya. Setelah itu ia mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya. “Ayrah mau makan apa? Biar bunda yang ambilkan!” ucapnya kepada putri kesayangannya yang sebentar lagi akan dijodohkan.
“Nggak usah Bun, ayrah kan bisa ambil sendiri,” ucapnya menolak dengan halus.
Makan pagi yang begitu nikmat, sudah lama Zuhayrah merindukan suasana seperti ini. Ia sangat bersyukur karena masih bisa berkumpul dengan keluarganya. Mungkin setelah menyelesaikan makannya ia akan bersantai di ruang keluarga saja, mumpung hari weekend pasti ayah dan bundanya akan ngobrol santai di ruangan itu. Pilihan yang tepat, sesuai dugaannya ayah dan bundanya sudah duduk di sofa yang ada dihadapannya.
“Ayrah bagaimana keadaanmu? “ tanya bundanya.
“Alhamdulillah Bun sudah mendingan”, jawabnya.
“Alhamdulillah jika sudah mendingan,”
Setelah  mereka berbincang-bincang singkat Zuhayrah pamit ke kamarnya, ia sudah mengantuk saatnya untuk istirahat. Tidak membutuhkan waktu lama Zuhayrah sudah berada di alam mimpi.
Zuhayrah akan membantu bundanya membuat kue untuk dikirim ke sahabatnya, Zuhayrah adalah anak rumahan yang pintar masak.

✨✨✨


Hari ini tepat 3 hari Zuhayrah berada di Bandung, ia sudah mendapat izin sakit dari kampus sehingga absen masih aman. Hari ini juga akan ada pertemuan online dari seluruh pengurus BEM di kampusnya. Pada pukul 4 sore, pertemuan onlinenya pun sedang berlangsung. Namun tiba-tiba ada pesan masuk dari bundanya.


Bunda🤍


📁file
Ayrah, baca file yang bunda kirim!

Iya bunda, sebentar.
Read


Di ruang tengah bundanya sangat bahagia membaca balasan pesan dari Zuhayrah, apakah ini mimpi? Tapi ini adalah kenyataan. Zuhayrah akhirnya dapat keajaiban mau membaca file yang ia kirim, biasanya anak itu langsung menolak jika disuruh untuk membuka file yang ia kirim. Namun, sangat berbeda dengan sekarang. Bunda Tania pun tersenyum terus sebab bahagia jika putrinya mau membaca file itu.
Di dalam kamar Zuhayrah masih melakukan pertemuan dengan anggota BEM di kampusnya. Sekitar 2 jam mereka bertemu secara online dan membahas hal-hal yang akan mereka kerjakan dibulan mendatang. Setelah selesai, Zuhayrah keluar dari kamar. Cacing-cacing yang ada di dalam perutnya sudah berdemo untuk diberi makan. Saat melewati bundanya di ruang tengah, Zuhayrah kebingungan melihatnya bundanya yang senyum-senyum sendiri. Zuhayrah jadi ngeri, yakali bundanya kesambet disiang bolong. Ia juga tidak mau mengganggu bundanya dengan menegurnya, takutnya malah ngamuk kan jadi serem.
Tumben sekali ayahnya tidak menempel pada bundanya, kan biasanya jika lagi weekend dua orang itu sudah seperti prangko yang menempel terus serta Bucin akut. Seperti anak mudah saja yang baru merasakan kasmaran.

✨✨✨

Hai guys gimana part ini?

Kalo kalian suka komen dan vote yah!
Pokoknya author maksa.

Next 👉

Zuhayrah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang