Epilog

4 2 3
                                    

“Setiap rasa sakit itu memberi kita pelajaran dan setiap pelajaran itu mengubah seseorang, jika kamu hanya fokus dengan rasa sakit, maka kamu akan terus menderita, tapi jika kamu fokus dengan pelajarannya maka kamu akan terus tumbuh.”

- dari Seseorang –




🤍🕊️🌼 Happy Reading 🌼🕊️🤍


Sejak tadi, air mata Zuhayrah terus berjatuhan. Kini ia sedang berada di danau untuk menenangkan pikirannya. Ia masih belum menyangka dengan hal yang ia lihat, kenapa Rain setega itu kepadanya? Sungguh Zuhayrah tak habis pikir.

Tepat pada pukul 18.00, Zuhayrah sampai di rumahnya. Saat memasuki rumah, Zuhayrah melihat Gozali sedang duduk di depan televisi. Karna masih kecewa terhadap Gozali, Zuhayrah langsung melangkahkan kakinya setelah mengucapkan salam.

“Saya mau bicara setelah salat isya,” ucap Gozali tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

Selepas Zuhayrah salat isya dan membersihkan tubuhnya, ia pun ke dapur untuk menyiapkan makanan. Walaupun ia masih kecewa, tetapi menjalankan tugasnya sebagai istri adalah kewajibannya. Saat semua telah siap, Zuhayrah mempersilahkan Gozali untuk makan malam.

“Mas, makan dulu,” ucap Zuhayrah.

Mereka berdua makan malam tanpa ada percakapan  hanya ada suara sendok yang mendominasi.

Selepas mereka makan, Zuhayrah membereskan bekas makan mereka berdua. Sedangkan Gozali sudah menunggu di ruang keluarga.

“Mas mau bicara perkara tadi,” ucap Gozali.

“Silahkan.”

Hanya ada keheningan di antara mereka berdua, sedari tadi Gozali terdiam. Ia bingung, harus memulai dari mana dulu untuk menjelaskan semuanya.

“E...” Lagi-lagi suara Gozali seperti tercekik, ia masih ragu untuk menceritakannya kepada Zuhayrah.

“Kenapa mas?” tanya Zuhayrah menahan air matanya terjatuh.

“Maaf.” Hanya kata itu yang mampu Gozali ucapkan.

“Maaf untuk apa mas, apakah benar hal yang ada di pikiranku?” Suara Zuhayrah mulai bergetar menahan tangisannya. “Jika seperti ini, aku akan memberikan pilihan kepada mas.”

“Pilihan apa?” tanya Gozali.

“Sekarang mas, harus memilih antara aku dan Rain?” tanya Zuhayrah.

“Pilihan macam apa ini?” Bukannya menjawab pertanyaan Zuhayrah, Gozali malah bertanya balik.

“Sekali lagi aku bertanya, mas memilih aku atau Rain?”

 Namun, Gozali terdiam saja. Sungguh ia tidak tau akan memilih siapa. Jika Gozali memilih Rain, itu artinya ia akan kehilangan sosok istri yang ia sudah cintai sejak lama yang diam-diam ia perjuangkan di sepertiga malamnya. Akan tetapi, jika memilih Zuhayrah sang istri ia juga tidak bisa. Sungguh ini adalah pilihan yang sangat sulit.

“Sepertinya aku sudah mengetahui jawaban mas,” ujar Zuhayrah.

“Maaf, sungguh ini adalah pilihan yang sangat sulit. Kamu sangat berarti bagi mas, tapi Rain jug...”

Zuhayrah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang