Sangat Setuju

11 7 8
                                    

"Tak perlu khawatir bila engkau terlambat menikah, mungkin saja Allah menginginkan dirimu lebih banyak ibadah bersyukur setelah menikah dibanding ibadah banyak bersabar dikarenakan salah pilih pasangan."
- dari Seseorang –



🌼🤍🕊️ Happy reading 🕊️🤍🌼

Hari ini cuaca sangat panas diluar sana, tetapi Zuhayrah akan berangkat ke kampus. Siang nanti ia akan ada kelas pak Wicaksono, kemaren ia dan Zahra tidak masuk kelas karena ia kira dosennya itu tidak masuk. Saat ia akan berangkat, suara dering handphonenya berbunyi menandakan bahwa ada pesan yang masuk.

Ting...

+6285**********

Nanti setelah sampai di kampus langsung ke lantai dua di ruangan dosen.

Maaf, ini siapa yah?
Kok tiba-tiba nyuruh keruangan dosen?


Nanti juga kamu, jangan lupa ajak teman kamu yang satu itu!


Terserah
Read


Setelah berbalas pesan singkat dari nomor asing yang mengiriminya pesan ia bergegas menuju ke mobilnya. “Kira-kira itu nomor siapa yah? Kok bisa dapat nomor WhatsApp ku?” Monolognya saat smobil yang ia kendarai sudah meninggalkan pekarangan rumahnya.
Tiba-tiba ia teringat teman yang dimaksud oleh nomor asing itu siapa? Apakah Zahrah? Ah sudahlah ia juga bingung. Nanti ia akan tanya ke ketua tingkat setelah sampai di kelas. Saat Zuhayrah sampai ia memarkirkan mobilnya setelah itu ia melangkah ke kelas.
“Assalamualaikum,” ucap Zuhayrah.
“Waalaikumsalam,” jawab serentak orang yang ada di dalam kelas.
Zuhayrah lalu duduk di kursinya, lalu ia ingat pesan dari nomor asing tadi yang menyuruhnya ke ruang dosen. “ Ra... Tadi ada nomor asing yang ngirim pesan, katanya kita berdua disuruh keruangan dosen.” Zuhayrah langsung menyampaikan kepada Zahra agar mereka bisa kesana sebelum pak Wicaksono masuk.
“HAH....” Kaget Zahra, masalah apa yang ia buat kenapa tiba-tiba disuruh untuk ke ruangan dosen.
“Eh kalian berdua ke ruangan Pak Gozali sekarang! Ruangannya depan lift.” Tiba-tiba suara seseorang mengintruksikan agar mereka ke ruangan Gozali.
“Iya-iya bentar Napa,” ucap Zahra.
“Ayo,” ajak Zuhayrah, setelah itu mereka menuju keruangan Gozali.
Sesampainya di depan pintu, Zuhayrah langsung mengetok pintu dengan sopan.
Tok...Tokk...Tokkk....
Setelah mengetok pintu tiga kali saudara dari dalam pun mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.
“Silahkan masuk.” Selepas mempersilahkan mereka berdua, Gozali masih fokus ke layar komputernya. Hingga suara cempreng Zahra terdengar barulah ia mendongak.
“Permisi pak, ada yang bisa kami banting?” tanya Zahra tanpa takut sedikitpun.
“Kalian berdua kenapa kemarin bolos saat saya masuk?” ucap Gozali dengan raut wajah datar dan cuek.
“Maaf pak, kami berdua kira gak ada dosen yang ngisi di kelas. Soalnya pak Wicaksono katanya lagi berhalangan hadir.” Zuhayrah akhirnya menjelaskan alasannya tidak ikut kelas.
“Yasudah kalau begitu kalian saya hukum!” tegas Gozali.
“Ba-baik pak,” ucap mereka berdua kompak.
“Untuk kamu, hukumannya adalah memindahkan nilai mahasiswa ke dalam bentuk file. Setelah itu kirim ke alamat email saya.” Gozali menjelaskan tugas Zahra terlebih dahulu sebelum beralih kepada Zuhayrah. “Dan untuk kamu, dengarkan baik-baik. Kamu harus jadi asisten saya sebagai dosen!” ucapnya dengan tegas.
“Okelah pak kalau itu hukumannya.” Zahra langsung menyetujui hukumannya daripada diganti ke yang susah.
“Bapak serius milih saya jadi asisten?” tanya Zuhayrah.
“Iya saya serius!”
“Tapi saya gak bisa dan saya juga orangnya gak bertanggung jawab tau pak!” Zuhayrah masih mencoba mencari cara agar hukumannya diganti.
“Maka dari itu saya mau kamu yang jadi asisten saya agar kamu bisa bertanggung jawab!” tegas Gozali.
Mau tidak mau Zuhayrah harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi asisten dosennya yang menyebalkan itu. Setelah selesai dengan urusannya mereka pun pamit ke kelas karna kelas aja dimulai sebentar lagi, namun lagi-lagi jamkos di kelas Zuhayrah. Tapi bukan jamkos yang seperti biasanya, karena sebelum ia keluar dari ruangan dosennya tadi Zuhayrah sudah memulai menjani amanah dari Gozali. Yaitu memberikan mereka tugas yg harus dikumpulkan sebelum Maghrib.

✨✨✨

Selepas Gozali memberi tugas kepada mahasiswanya lewat Zuhayrah, asisten barunya itu ia langsung pulang. Sebab ia akan menemui orangtuanya  sesuai dengan perintah mamanya.
Saat Gozali telah tiba di kantor papanya, ia langsung melangkah ke ruangan CEO yaitu ruangan papanya. Setelah ia sampai Gozali langsung masuk disana pun mamanya sudah duduk manis di sofa. Gozali lebih dulu menyalami tangan keduanya orangtuanya baru setelah itu ia duduk di sofa single.
“Langsung saja pah kasih tau Gozali tujuan kita menyuruhnya untuk kesini!” ujar mamanya.
“Baik, jadi maksud kami memerintahkan kamu untuk datang kesini yaitu memberi tahu kamu akan dijodohkan dengan siapa.” Lalu papahnya memberikan kertas yang berisi biodata orang yang akan dijodohkan dengannya. Biodata tersebut tidak terlalu lengkap akan tetapi bisa menjelaskan siapa perempuan itu.
Selesai membaca kertas itu Gozali langsung tersenyum manis, “Gozali setuju dijodohkan dengan perempuan itu,” ucapnya dengan bahagia.
“Serius nak?” tanya mamahnya.
“Iya serius ma... Dia adalah perempuan yang Gozali suka dari lama,” ucapnya.
“Alhamdulillah kalau begitu.” Mama dan papanya kompak mengucap syukur karena Gozali sangat setuju dengan perjodohan ini.
Kata orangtuanya tadi sebelum ia akan pergi ke kantornya, yaitu mama dan papanya akan mengunjungi calon besannya setelah pulang kerja lebih tepatnya nanti malam. Gozali sih tidak masalah yang penting ia akan dijodohkan dengan perempuan yang ia sukai dari dulu.

✨✨✨

Hai guys gimana part ini?
Kalo kalian suka komen dan vote yah!
Pokoknya author maksa.

Next 👉

Zuhayrah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang