BAB III : About The Grand Duke Franciscus

55.1K 5.3K 125
                                    

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok

Tok

Tok

Tok

"Masuk."

Zion memasuki ruangan sang Grand Duke. "Salam hormat, kepada bintang di negeri ini." Hormatnya, membungkuk searah sembilan puluh derajat di hadapan Cassius.

Mendengar sapaan kehormatan itu, Cassius menghentikan pergerakan tangannya dalam menandatangani dokumen-dokumen penting negara. Pandangannya yang selalu dingin dan datar terangkat naik menatap sang tangan kanan.

"Saya ingin memberikan laporan tentang putri Edeline, Yang Mulia." Ucap Zion masih dengan badannya yang membungkuk hormat.

Suasana dingin di ruangan Cassius semakin bertambah suram, tatkala wajah Cassius masih saja terlihat setenang air danau. Tak berubah sama sekali.

"Zion," panggil Cassius.

"Ya, Yang Mulia?" Zion bangun dari keadaan membungkuknya, bertanya.

"Pergilah. Ke depannya saya tidak ingin lagi mendengar berita tentang wanita itu." Singkat, padat, dan menusuk.

Wajah Zion yang sebenarnya pias, namun Zion dapat menyembunyikannya dengan baik. Zion hanya memberikan anggukan kecil seperti biasa.

Ketika dirinya hendak mengundurkan diri, Cassius tiba-tiba saja bersuara dingin, membuat langkah kaki Zion menjadi terhenti untuk sementara waktu.

"Jangan pernah hiraukan dia. Jika kamu melihat wanita itu sedang berada dalam masalah, cukup tutup mata saja."

•••o0o•••

"Nyonya, anda di minta oleh Grand Duke untuk pergi menemui beliau di ruang tertutup."

"Dan kenapa aku harus menemuinya?" Jawab Edeline santai. Setelah pengakuan yang di berikan oleh Mary tentang keluarganya tadi, Edeline menjadi semakin tidak segan untuk berbuat kurang ajar terhadap mereka.

"Karena sahabat anda, Nona Vanna sudah datang untuk menjenguk anda?" Mary berkata ragu.

Edeline seketika menghentikan pergerakan matanya dalam membaca buku sejarah. Netranya berkilat dingin dan pandangannya pun terangkat. "Apakah para kumpulan sampah itu sedang mengadakan reuni sekarang?"

"Ya?" Tanya Mary gugup. Ia merasa salah mendengar. Pasalnya Nyonya-nya itu tidak mungkin berkata kasar kepada anggota keluarganya sendiri.

Melihat bagaimana dia selalu berbuat baik untuk mendapatkan perhatian sang Grand Duke sedari dulu, membuat Mary meragu.

Edeline menanggapi ekspresi tak percaya Mary dengan terkekeh pelan. "Mary," panggilnya lirih.

Invincible VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang