Jisung memejamkan matanya erat, tangannya yang di tahan di atas kepala mengepal ketika merasakan sakit yang teramat di bawah sana.
Jaemin bermain begitu kasar, tanpa pemanasan dia langsung melesakkan kejantanannya kedalam lubang kering Jisung dan bergerak dengan brutal.
Mereka melakukannya dengan posisi berdiri. Pakaian mereka masih lengkap namun celana keduanya sudah tanggal.
Air mata terus mengalir dari mata cantik Jisung. Ringisan serta Isak tangis yang keluar dari mulut Jisung Jaemin abaikan. Ia terus bergerak cepat mencari kepuasannya sendiri.
"Jaeminhh, berhenti hiks sakith,"
Jaemin total abai, Ia mengubah posisi Jisung menjadi menghadap tembok dan membelakangi nya. Jaemin kembali memasukan miliknya dan kembali bergerak cepat.
"Gue cuma pengin liat, ini anak gue atau bukan," Jaemin mendekatkan wajahnya ketelinga Jisung dan berbisik lembut, "Kalo dia bisa bertahan, berarti dia anak gue. Kalo ngga, berarti bukan, karena anak gue gak lemah. Ahh..." Desahan panjang Jaemin mengalun ketika ia mencapai pelepasannya.
Jaemin beralih mengecup belakang telinga Jisung lalu mengulum cuping Jisung lembut. Ciuman nya turun ke leher Jisung, menghirup wangi Jisung yang begitu khas dan memberikan beberapa tanda di leher putih itu.
"Ronde 2?"
Jisung menggeleng cepat, "Ngga, cukup, akh! Jaemin, pelase,"
Tak memperdulikan permohonan Jisung, Jaemin kembali menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Tangan kirinya melingkar di pinggang ramping kekasihnya sementara tangan kanannya masih setia menahan kedua tangan Jisung.
Tangan kiri Jaemin masuk kedalam seragam yang Jisung kenakan. Mengusap perut rata Jisung sensual lalu naik memainkan dua tonjolan kecil di dada Jisung.
"Lo selalu nikmat, ahh. Mendesahlah Jisung, gue kangen desahan lo." Jaemin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jisung, mengecup leher itu berkali kali tanpa menghentikan pergerakan kasar di bawah sana.
Jisung mengigit bibir bawahnya, sungguh ia sama sekali tidak merasakan nikmat dari penyatuan keduanya. Hanya ada rasa sakit yang rasanya ingin membunuh Jisung secara perlahan.
"Ahh..." Tak butuh waktu lama untuk Jaemin kembali mencapai pelepasannya. Jaemin mengatur nafasnya terlebih dahulu lalu kemudian tersenyum miring.
"Masih bertahan ternyata." Ia membalikkan tubuh Jisung untuk kembali menghadap kearah nya.
"Jaemin, hiks maaf, kamu ga perlu tanggung jawab, aku hiks aku bakal gugurin anak ini." Jisung pada akhirnya memilih mengalah, biarlah ia berbohong. Jika Jaemin tidak ingin bertanggung jawab, maka ia tidak keberatan merawatnya sendiri.
Jaemin mengangkat tubuh Jisung keatas salah satu meja yang ada di gudang ini.
"Tapi gue masih pengin buktiin, ini anak gue atau bukan."
Jisung menggeleng lemah, "Jang-akh!" Jisung reflek mencakar lengan Jaemin ketika lelaki itu kembali memasukkan kejantanannya dalam sekali hentak.
"Jaem, ah! I-ini, ini bukan anak kamuh, kamu ga perlu akh! buktiin lagi, sshh, stophh hiks sakith."
Jaemin membawa kaki Jisung untuk melingkar di pinggangnya. Ia mendorong tubuh lelaki itu agar terbaring di atas meja. Membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah Jisung.
"Oh, gitu? Yaudah shh, ini hukuman buat lo karena udah khianatin gue." Jaemin kembali melumat kasar bibir Jisung dan semakin menambah tempo kecepatan hentakkannya.
Jisung mencengkam kedua bahu Jaemin, ia merasakan kenikmatan sesaat ketika kejantanan Jaemin menyentuh titik manisnya. Yah, tapi itu hanya sesaat, karena selanjutnya rasa sakit yang teramat ia rasakan pada perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Short StoryKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.