Jisung masuk kedalam ruang kerja Jaemin dengan secangkir teh ditangannya. Ia melihat Jaemin yang tampak begitu serius berkutat dengan laptop serta beberapa berkas yang berserakan diatas meja dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung lelaki itu.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam namun sepertinya Jaemin sama sekali tidak ingin beranjak dari kursinya.
Jisung meletakkan gelas tersebut di samping tangan Jaemin.
"Istirahatlah Jaemin, masih ada hari esok untuk mu berkerja."
Jaemin menoleh, ia merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku hingga bunyi tulang tulang itu terdengar dengan jelas. Ia menyandarkan tubuhnya disandaran kursi sembari tersenyum menatap Jisung.
Jaemin menepuk pahanya, Jisung yang mengerti pun langsung mendudukkan dirinya diatas pangkuan lelaki itu.
"Tapi besok pagi berkas ini harus digunakan. Tidak ada waktu lagi untuk menyelesaikan nya selain malam ini."
Pekerjaan Jaemin memang begitu menumpuk sekarang, tentu karena ia yang mengambil cuti selama seminggu penuh.
Jisung merapikan rambut Jaemin yang sedikit berantakan menggunakan jemari lentiknya.
"Kau selalu tidur larut malam dan bangun pagi pagi. Aku takut kau sakit karena kurang istirahat."
Jaemin tersenyum tipis, "Aku baik baik saja selama ada kau yang merawat ku."
Tangannya terulur mengambil gelas berisi teh yang tadi Jisung bawa lalu meneguknya sekali.
"Temani aku, sebentar lagi selesai."
Jisung hanya mengangguk, ia menyenderkan kepalanya di bahu Jaemin sementara lelaki itu kembali fokus dengan pekerjaan nya.
Seperti perkataan Jaemin yang katanya hanya sebentar. Hanya butuh waktu beberapa menit lelaki itu sudah menutup laptopnya dan merapikan berkas berkasnya.
Jisung hanya diam ketika Jaemin membawa tubuhnya untuk menghadap kearah lelaki itu hingga kini mereka duduk saling berhadapan dengan ia yang masih berada di pangkuannya.
Jisung menatap bingung Jaemin yang hanya diam menatapnya.
"Kenapa?"
Jaemin menghembuskan nafasnya panjang, "Kondisi Jeno sekarang sudah membaik, dia sudah sadar dari koma nya beberapa hari lalu dan tinggal menunggu lelaki itu untuk pulih agar bisa pulang dari rumah sakit."
"Benarkah?" Jisung menatap Jaemin dengan mata yang berbinar bahagia.
Jaemin mendengus kesal, "Aku tadinya ingin mengizinkan mu untuk bertemu dengannya. Namun melihat kau begitu bahagia mengetahui keadaannya membuat ku ragu."
"Kenapa ragu?"
"Aku takut jika nanti setelah bertemu dengan Jeno ternyata kau jatuh cinta pada lelaki itu dan memilih meninggalkan ku. Aku tidak mau kehilangan mu lagi."
"Tidak akan Jaemin. Aku bahagia karena aku sudah menganggap nya seperti kakak ku sendiri. Enam tahun bukan waktu yang singkat, dia yang selalu ada untukku disaat aku sedang berbadan dua. Aku menyayangi nya, hanya sebatas kakak tidak lebih." Jelas Jisung panjang lebar.
"Aku tidak yakin."
"Jaemin~" Jisung mengambil tangan Jaemin lalu menautkan jari kelingking nya dengan jari kelingking Jaemin. "Aku berjanji, aku tidak akan jatuh cinta pada Jeno."
"Alasannya?"
"Karena aku masih mencintaimu." Jisung berucap dengan sedikit kesal namun seketika langsung terdiam ketika sadar dengan apa yang ia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Short StoryKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.