Jaemin terbangun dengan rasa pegal di seluruh tubuhnya. Bagaimana tidak pegal, ia tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang ia letakkan diatas meja.
Semalam setelah memberikan hukuman untuk Jisung. Ia tiba tiba mendapatkan panggilan dari kantor. Ada masalah di perusahaannya hingga akhirnya ia bergadang untuk menyelesaikannya dan berakhir ketiduran di ruang kerjanya.
Jaemin merenggangkan otot otot tubuhnya, melihat jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi. Lelaki itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya, alisnya mengernyit bingung ketika mendapati kamarnya kosong. Seperti ada yang kurang.
Jisung. Mata Jaemin seketika membulat, ia melupakan lelaki itu. Jaemin langsung berlari menuju kamar mandi dan membukanya. Perasaan nya seketika kalut melihat Jisung meringkuk di lantai dengan tubuh yang menggigil. Bahkan sower yang semalam ia biarkan menyala masih mengguyur tubuh lemah Jisung.
Jaemin dengan cepat menghampiri Jisung, ia mengangkat tubuh sedingin es itu keluar dari kamar mandi.
"Jisung, sayang..." Jaemin menepuk pipi Jisung yang terasa begitu dingin, berusaha membuat mata yang terpejam itu terbuka.
"Di-dingin..."
Hati Jaemin sakit, rasanya begitu sesak mendengar suara yang bergetar dan begitu lirih itu. Niatnya hanya ingin mengurung Jisung satu jam atau dua jam. Namun ia malah lupa dan berakhir membiarkan lelaki manisnya itu kedinginan semalaman.
"SIAPAKAN MOBIL CEPAT!!"
Semua yang ada di mansion itu tersentak mendengar teriakan Jaemin. Namun sang sopir buru buru tersadar dan dengan cepat melakukan perintah Jaemin.
Sementara Jaemin berlari menuju lemarinya, mengeluarkan celana, kaos, hoodie dan juga jaket tebal. Ia dengan hati hati memakaikan nya ke tubuh polos Jisung.
Setalah selesai, Jaemin langsung menggendong Jisung dan berlari menuruni tangga. Ia langsung masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya.
"Rumah sakit."
Sang supir mengangguk dan dengan cepat menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Jaemin memangku Jisung, menggenggam kedua tangan Jisung yang begitu dingin, berusaha memberikan kehangatan yang ia punya. Bibirnya terus memanggil nama lelaki manis itu, berusaha membuat mata Jisung terbuka. Hingga akhirnya dengan perlahan kelopak mata itu terbuka, menampilkan netra cantik yang menatapnya sayu.
"Jaemin... Dingin..."
Jaemin mendekap erat Jisung, mengecup wajah putih pucat itu berkali kali.
"Maaf, maafkan aku..."
"Sakit..."
Jaemin memejamkan matanya dengan setetes air mata yang sudah tidak bisa ia tahan. Perasaannya sesak bukan main melihat kondisi Jisung, ditambah ia sendiri yang membuat lelaki manisnya seperti ini.
"Maaf... bertahanlah, sebentar lagi, ku mohon tetap buka mata mu." Jaemin berucap lirih di samping telinga Jisung. Mengecup daun telinga lelaki itu lembut dan semakin mengeratkan pelukannya.
Beberapa menit perjalanan akhirnya mobil mereka sampai di rumah sakit. Jaemin dengan cepat turun dari dalam mobil lalu berlari kedalam. Beberapa perawat yang melihatnya pun dengan sigap langsung menghampiri nya.
Jaemin langsung meletakkan tubuh lemas Jisung keatas berangkar, lalu mendorongnya menuju UGD. Ia di suruh menunggu di luar selama Jisung sedang ditangani di dalam.
Jaemin menatap nanar pintu di depannya, tangannya terkepal erat. Ia dengan langkah cepat berjalan menuju kamar mandi.
"BRENGSEK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Short StoryKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.