Jisung melangkah masuk kedalam mansion mewah itu dengan langkah lesu serta matanya yang sembab karena menangis. Ia mendapati mansion begitu sepi membuat Jisung sedikit menghembuskan nafasnya lega mengetahui Jaemin belum pulang ke rumah.
Dor! Dor! Dor!
Jisung yang hendak menaiki tangga menuju kamarnya tersentak mendengar suara tembakan itu. Jantung nya berdegup kencang, pikirannya langsung tertuju pada satu orang, Jaemin.
Jisung dengan cepat berjalan menuju sumber suara dan seketika pandangannya membulat ketika melihat pemandangan di hadapannya. Jaemin yang memegang pistol dan beberapa meter dari tempat Jaemin berdiri terdapat tiga orang yang tak bernyawa dengan tubuh bergelimang darah.
Jisung lupa akan ini. 'Orang lain yang akan menerima akibat dari kesalahan yang kau buat' perkataan itu kembali terngiang di ingatannya. Itu berarti, Jaemin mengetahui tentang ia yang bertemu dengan Jeno secara diam diam tanpa seizin Jaemin.
Jisung dengan cepat mendekati Jaemin namun langkahnya langsung terhenti ketika Jaemin mengarahkan pistol yang lelaki itu pegang kearahnya.
"Aku sudah membiarkan mu bermain main dengan lelaki itu. Jadi sekarang biarkan aku bermain main dengan mainan ku."
"Jaem--"
"Pergi jika tak ingin terluka."
Jaemin berucap dingin dan datar, masih menatap tajam Jisung yang diam dengan mata yang bergetar takut.
Melawan rasa takutnya, Jisung melangkah maju, menempelkan ujung pistol itu ke dahinya.
"Lukai aku Jaemin. Aku yang bersalah, aku yang sepantasnya mendapat hukuman. Hukum aku, lakukan apapun yang kau mau padaku, lampiaskan semua amarah mu padaku."
Jantung Jisung semakin berdegup kencang melihat seringaian Jaemin yang terlihat begitu menyeramkan.
"Kau yang meminta, jangan pernah memohon untuk berhenti, karena aku tidak akan berhenti jika aku belum puas." Tubuh Jisung seketika lemas.
*****
Brak!
Pintu di tutup dengan kasar. Jaemin langsung menguncinya, ia membanting Jisung keatas ranjang dan langsung mencumbu bibir merah itu dengan kasar.
Bayangan ketika Jeno dan Jisung berciuman berputar diotak Jaemin. Membuat amarahnya kembali tersulut, ia mengigit bibir bawah Jisung hingga berdarah. Menghisap darah yang keluar dengan kuat, menelusupkan lidahnya masuk kedalam rongga mulut Jisung lalu mengajak lidah Jisung untuk bergulat dengannya.
Tangan Jaemin menarik kemeja yang Jisung kenakan hingga kancingnya terlepas. Melemparkan kemeja yang sudah robek itu kesembarang arah. Ciumannya beralih menuju dada Jisung, mengigit gemas puting itu dan mengabaikan Jisung yang memekik kesakitan.
"Akh! Jaem, jangan di gigit, sakit..." Jisung mencengkram bahu Jaemin. Berusaha mendorongnya menjauh, karena demi apapun putingnya begitu perih dan sakit.
Namun hal itu justru membuat Jaemin berdecak kesal. Ia menjauhkan wajahnya dari dada Jisung.
"Aku berbaik hati karena tidak mengikat tangan mu namun kau justru mengganggu kegiatan ku?"
Jaemin melepaskan dasi yang masih ia kenakan. Menarik kedua tangan Jisung keatas kepala lalu mengikat kedua tangan itu dengan kuat.
"Diam dan nikmatilah."
Jaemin membalik posisi lelaki itu menjadi tengkurap. Lidahnya bergerak menjilat punggung mulus itu dari bawah hingga ke tengkuk Jisung. Sementara tangannya sibuk mencari sesuatu yang ia simpan di laci nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Historia CortaKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.