Tubuh Jisung sudah banjir oleh keringat, matanya terpejam dengan badan yang bergetar takut. Tubuhnya kini terikat disebuah kayu, dengan tangan yang diikat keatas. Diatas kepalanya terdapat 1 buah jeruk.
Tak jauh darinya ada Jaemin yang duduk disebuah kursi dengan pistol di tangannya. Jaemin tersenyum miring melihat wajah pucat Jisung, ia menyukai nya. Ia suka melihat wajah ketakutan Jisung yang seperti sekarang ini.
"Tenanglah baby, aku tidak akan melukai mu, tapi jika peluru ini meleset, mungkin akan mengenai kepalamu?" Jaemin tersenyum manis, berusaha menenangkan Jisung yang justru semakin takut mendengar perkataan lelaki itu.
Jaemin mulai mengangkat pistol di genggaman nya, "Bersiaplah, baby."
Dor!
Dor!
Dor!
Tiga tembakan Jaemin layangkan. Kedua peluru itu meleset sebelum akhirnya peluru yang ketiga mengenai buah jeruk yang ada diatas kepala lelaki itu.
Jisung semakin terisak, matanya masih terpejam erat dengan wajah yang semakin memuncat.
Jaemin berjalan menghampiri Jisung, melepaskan tali yang mengikat lelaki manisnya. Dan Jisung bisa saja terjatuh jika Jaemin tidak menahannya.
Jaemin menatap Jisung lembut, "Ini belum selesai, sayang." Tangannya terangkat menghapus air mata yang membasahi pipi Jisung.
"Jaemin, maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi, hiks."
"Aku kebetulan sedang kebal dengan wajah sedih mu itu."
Jaemin memberi kode pada anak buahnya, mereka yang mengerti pun langsung masuk kedalam.
Sembari menunggu anak buahnya, Jaemin kembali menuju kursi yang tadi ia duduki. Mendudukkan dirinya disitu dan menarik Jisung untuk duduk di pangkuannya.
"Cepat!"
Jisung menoleh kebelakang dan melihat anak buah Jaemin yang tengah menarik seorang pria dengan tangan terikat dan mata yang di tutup sebuah kain.
Pria itu diikat di tempat tadi Jisung di ikat. Jisung sempat bingung, namun matanya langsung membulat terkejut ketika melihat salah satu anak buah Jaemin memberikan sebuah panah pada Jaemin.
"Jaemin..."
Jaemin tersenyum manis, "Ingin berlatih memanah? Dengan menjadikan manusia sebagai targetnya sepertinya menyenangkan."
Jisung menggeleng, "Jangan... Aku yang berbuat salah, kau boleh menyakiti ku atau menghukum ku, tapi ku mohon jangan dia. Dia tidak tahu apa apa Jaemin."
"Ya, dia memang tidak bersalah dan tidak tau apa apa, tapi justru hal itu yang harus kau ingat. Orang yang tidak bersalah yang akan menanggung akibat dari kesalahan yang kau buat."
Jaemin menurunkan Jisung, ia berdiri, mengambil satu anak panah lalu menuntun Jisung untuk membidik orang tersebut bersamanya.
"Bagian mana dulu yang menjadi targetmu darling?"
Jisung menggeleng, berusaha melepaskan tangannya namun tidak bisa karena genggaman kuat lelaki itu.
"Baiklah, perut sepertinya tidak buruk."
Jaemin melepaskan anak panahnya namun meleset dan hanya menggores pinggang pria itu karena ulah Jisung.
Jaemin menatap tajam Jisung yang kini menunduk takut.
"Kau ingin menjadikan ini lebih lama lagi hm?" Jaemin berbisik ditelinga Jisung lalu menggigit nya pelan.
Jisung menggigit bibir dalamnya, "Jaem, please, lepaskan dia..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Historia CortaKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.