Jisung terbangun dengan rasa pusing di kepalanya. Mengedarkan pandangannya Jisung langsung terduduk ketika mengetahui ini bukan kamarnya. Ia berada di tempat asing yang sama sekali tidak ia kenali.
Jisung berusaha mengingat kejadian apa yang membawanya kesini. Dan ia ingat, Jisung waktu itu berniat menjemput Jean dari taman kanak kanak, namun tiba tiba ada yang membekap mulutnya hingga ia tidak sadarkan diri. Setalah itu ia tak ingat apa apa.
Ceklek
Bunyi pintu yang di buka mengalihkan perhatian Jisung. Badannya seketika kaku ketika melihat siapa orang yang kini sedang berjalan mendekati nya.
Orang itu —Jaemin— tersenyum manis, tangannya terangkat mengusap lembut kepala Jisung namun langsung di tepis oleh lelaki itu.
"A-apa yang kau lakukan? Kenapa aku ada disini? Jean? Dimana anakku?"
Jaemin tersenyum tipis, "Tenanglah baby, anakmu baik baik saja,"
Jisung beringsut mundur ketika Jaemin semakin mendekat padanya.
"Jangan mendekat sialan!" Jisung melempar bantal yang ada di situ kearah Jaemin.
Lelaki itu terkekeh sinis, ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah rekaman cctv pada Jisung.
"Jeno..." Jisung berucap lirih.
Lee Jeno, lelaki yang pagi tadi Jaemin lihat bersama Jisung kini terbaring lemah diatas brangkar rumah sakit dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya.
Lelaki itu mengalami kecelakaan parah dan kondisinya sedang koma sekarang. Tentu penyebabnya adalah Jaemin, meski ia tidak tahu ada hubungan apa antara Jisung dan Jeno. Tapi sepertinya lelaki itu bisa digunakan sebagai senjata untuk membuat Jisung tunduk padanya.
"Nyawanya berada di tanganku, aku bisa saja menyuruh pihak sana untuk melepaskan semua alat yang menempel di tubuhnya sekarang."
Jisung menatap tajam Jaemin dengan mata yang berkaca kaca, "Kau gila!"
"Ya, dan aku gila karena mu."
Jaemin melemparkan ponselnya asal lalu menarik kaki Jisung hingga jatuh terlentang. Ia langsung mengukung Jisung dibawahnya, mengunci setiap pergerakan lelaki itu agar tidak banyak memberontak.
Jaemin memperhatikan setiap lekuk wajah manis Jisung tanpa terlewatkan sedikit pun. Lelaki manis nya sama sekali tidak berubah, hanya saja wajah nya menjadi bertambah lebih manis dengan pipi chubby nya yang membuat lelaki itu terlihat menggemaskan.
"Aku sangat merindukanmu, Jisung," Jaemin berniat mencium bibir Jisung, namun Jisung sudah lebih dulu memalingkan wajahnya hingga ciuman itu meleset ke pipi lelaki itu.
"Kau egois. Kaulah yang membuat ku pergi, lalu kenapa sekarang kau melakukan ini?" Jisung masih menatap ke samping, enggan melihat wajah lelaki yang telah membuat luka yang dalam di hatinya.
"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk pergi."
Jisung menatap tajam Jaemin, "Sikapmu yang membuatku pergi!"
Jaemin menghela nafas pelan, ia menatap Jisung sendu, "Aku sadar aku begitu bodoh dulu. Tapi aku mempunyai alasan--"
"Apapun alasan mu, kau tidak pantas melakukan itu, bahkan kau membunuh anakmu sendiri."
"Maaf, aku tau maaf tak cukup untukmu, aku masih mencintaimu Jisung, dari dulu sampai sekarang, rasa itu masih ada dan tetap sama, ku mohon kembalilah padaku. Aku janji, aku akan berubah untukmu."
Jisung terkekeh sinis, "Tapi aku sudah tidak mencintaimu. Aku sudah bahagia dengan keluarga kecilku disini."
"Apa lelaki itu? Lelaki yang tadi pagi aku lihat?" Suara Jaemin berubah dalam sekejap, begitupun ekspresi nya yang berubah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Égoïste🔞 [√]
Historia CortaKeegoisan Na Jaemin terhadap Park Jisung yang membuat kehidupan lelaki tersebut hancur.