Pasangan pengantin baru telah sampai di rumah yang sangat besar, bahkan bisa dibilang rumah itu terlihat terlalu besar untuk mereka yang hanya berpenghuni dua orang.
Saat Eunseo membuka pintu utama rumahnya, Bona terpesona terhadap interior rumah yang sekarang akan dia tempati bersama dengan suaminya.
“Eunseo, ini mewah sekali. Apakah kamu membelinya untuk kita berdua?”
“Membeli? Tidak. Rumah semewah dan semegah ini tidak ada yang bisa menandinginya.”
“Jadi maksudmu, kamulah yang merencanakan untuk membangun rumah ini?” tanya Bona yang penasaran.
“Iya, tepat sekali. Rumah ini aku berikan untukmu sebagai hadiah pernikahan.”
Bona terkesipu mendengar ucapan dari suaminya.
Eunseo hendak melangkah, tiba-tiba Bona memeluknya dari arah belakang.
“Terima kasih, Eunseo. Aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu, Bona. Selagi aku mandi, bisakah buatkan kopi untukku?”
“Tentu, aku akan membuatnya.”
Selesainya membersihkan diri, Eunseo segera meminum kopi buatan istrinya. Seteguk demi seteguk dia nikmati, Bona yang dari arah kejauhan tersenyum tipis melihat suaminya menyukai kopi buatannya.
“Eunseo, kini hubungan kita semakin kuat. Sejalan dengan kuatnya hubungan kita, aku akan terus berjuang untuk membuatmu menjauh dari sisi buruk dan gelapmu.” Bona menggerutu dan tanpa dia sadari setetes air mata mengalir dari kedua matanya.
Bona segera menghapus air mata itu, namun saat dia ingin melakukannya suaminya iba-tiba berdiri di hadapannya.
“Bona, kenapa kamu menangis?” Eunseo bertanya karena dia melihat istrinya itu seakan tengah memendam sesuatu.
“Tidak ada, Seo. Aku baik-baik saja, ini hanya air mata kebahagiaanku. Sudahlah, ini sudah malam lebih baik kita tidur,” ujar dan sanggah Bona.
Selangkah menuju ranjang yang tidak lama lagi akan ditempati oleh keduanya, Eunseo mendorong tubuh istrinya lalu mengunci pergerakannya.
“Apakah kamu akan tidur secepat ini? Bagaimana dengan aktivitas yang biasa dilakukan oleh para pengantin baru di malam hari pertamanya? Apakah kamu tidak ingin melakukannya?”
Pertanyaan bernuansa ocehan itu terdengar sensitif di telinga Bona, walaupun begitu dia berusaha untuk tetap tenang menanggapinya.
“Seo, aku lelah sekali. Kita lakukan lain kali saja, kumohon.”
Eunseo melepaskan kuncian tubuhnya terhadap istrinya dengan tatapan godanya yang masih terpampang di wajahnya. Bona merasa lega karena suaminya itu mengertikan kondisinya, tapi sesaat setelah dia memiringkan posisi tubuhnya ke arah lain, Eunseo kembali menyergapnya bahkan dia memberikan lumatan yang berbeda dari selama ini dia berikan kepada Bona.
“Ucapanmu tadi seakan menunjukkan kalau kamu sangat menginginkannya, sayang.”
Gigi Bona mulai bergetar mendengar ucapan suaminya yang terdengar seperti mengintimidasinya, namun aura godanya tetap terasa,
“Seo, Aku-”
“Shhh, ayolah sayang. Satu ronde saja, setelah itu kita tidur.”
Bona terdiam, dia tidak tahu harus merespon apa. Di kondisi sekarang dia benar-benar tidak ingin melakukannya, terlebih setelah kejadian di acara pesta pernikahannya yang membuatnya sangat ketakutan.
Semakin Bona diam, di saat itu pula Eunseo langsung mendiskripsikan diamnya Bona adalah jawaban iya.
Tanpa membuang kesempatan yang tengah berada dipihaknya, Eunseo bergerak cepat untuk melaksanakan aktivitas kesukaannya.
Dalam beberapa detik saja, Eunseo berhasil melucuti seluruh pakaiannya dan pakaian istrinya. Dengan penuh goda dan gerakan kecil sensitifnya, Eunseo mulai beranjak ke atas tubuh istrinya yang tidak lama lagi akan dimainkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Criminal [EUNSEO]
Fanfic• GL STORY • Kegelapan itu hadir dalam hidup seorang wanita bernama Son Eunseo dan sampai saat ini dia masih tidak mampu untuk menghilangkannya. Salah satu faktornya yaitu kegelapan ini mampu membuatnya merasakan kepuasan yang luar biasa. Meski Euns...