=°4°=

19 4 0
                                    

Chapter sebelumnya

Pulang sekolah 🏫

Livina tidak langsung pulang melainkan pergi ketaman samping sekolah lagi "xixi aku terlalu bosan dirumah lebih baik aku disini saja dulu.. atau mungkin tidak pulang sekalian tidak apa xixixi" tawa Livina saat mendapat kan ide nyeleneh diotaknya.

============================

"Hei Vina kau kesini lagi?" Tanya seseorang "ah.. Leito iya nih xixi aku terlalu bosan dirumah.." ucap Livina
"mau ku temani?" Tawar Leito "um! Boleh.. tapi disini saja.. kalau dirumah, rumahku sedang berantakan xixixi" Livina melarang Leito untuk berkunjung kerumahnya sementara waktu karna keadaan rumahnya seperti kapal Pecah "baiklah" singkat Leito langsung menaruh tasnya di rerumputan yang lembut itu "xixixi" Livina tertawa dan langsung mengambil ponselnya di dalam tas dan memutar sebuah lagu favoritnya 'Love is Gone' dan menyanyikannya, "bagus" Leito tidak menyadari perkataan yang dilontarkannya, Untung saja Livina tidak mendengarkannya karna asik dengan alunan lagunya.

"Leito.."-Livina "hm?" Leito menengok ke arah suara "bagaimana rasanya hidup bersama keluarga?" Pertanyaan yang di lontarkan Livina membuat Leito sedikit terkejut "kenapa" Leito bertanya balik "tidak apa sih.. hanya saja aku penasaran" jawab Livina "hm.. gimana ya.. nurutku, hidup bersama keluarga sedikit merepotkan.." ucap Leito "merepotkan?" Tanya Livina "hm.. menurutku hidup sendiri itu lebih damai.. kalau bersama keluarga, tidak selamanya enak.. karna aku sendiri tipenya tidak menyukai keributan, dan lagi aku dari kecil orangnya memang tertutup sih, jadi.. aku tidak terbiasa dengan yang namanya taman bermain dan juga teman." Leito memberikan jeda didalam omongannya dan sesekali memperhatikan ekspresi Livina dari ujung matanya "Kadang-kadang kalau hidup bersama keluarga tuh.. tidak enaknya melihat mereka bertengkar satu sama lain, atau bahkan sampai melempar barang-barang.." Leito menyudahi perkataannya dan memandangi langit-langit yang sudah berwarna oranye itu "hm.. gitu ya.." Livina memberikan respon "kau sendiri? Lebih memilih mana?" Tanya Leito "hm.. kalau aku.. tidak tau.." jawaban Livina membuat Leito bingung "kalau masalah tinggal bersama keluarga.. aku kabur dari rumah.." lanjut Livina sambil tertawa kecil dan memandangi langit "hah?" Leito semakin bingung "xixi aku orangnya memang suka keras kepala.. jadi kalau aku mau sesuatu aku akan berusaha untuk bisa menggapainya...
Ya.. waktu itu sudah beberapa tahun lalu saat aku masih SMP.. aku bosan dengan kehidupan ku bersama keluarga yang slalu berpura-pura itu.. aku sudah muak.." ucap Livina dengan raut wajah senyum nya yang tetap memandangi langit-langit 'pura-pura?' Leito bertanya dalam hati "xixi kau pasti bertanya apa yang dimaksud dengan berpura-pura itu kan?" Livina seperti orang yang bisa membaca pikiran menurut Leito "hmm, berpura-pura itu seperti.. Diluar rumah keluargaku dan termasuk aku pun terlihat harmonis.. tidak ada satu pun orang yang menyadarinya.. bahkan tetangga.. semua teman-teman ku dulu pun slalu bilang bahwa mereka sangat iri dengan kehidupan ku yang terlihat sangat harmonis itu.. padahal yang mereka pikirkan itu sangat berbalik dari kenyataan.. xixi waktu itu juga ada salah satu kejadian yang masih ku ingat sampai sekarang.... Ayahku pulang dengan keadaan mabuk... Dia memukuli ibuku... Aku tidak tahan melihatnya.. ibuku pun hanya bisa berpasrah karna memang ayahku terlalu kuat..." Leito heran dengan ekspresi Livina karna dia menceritakan kejadian masa lalunya yang kelam namun raut wajahnya tetap tersenyum.

"Hampir setiap hari Ibuku dipukuli Ayah seperti itu.. namun.. Ibu sudah tidak kuat menanganinya.. pada akhirnya ibuku melampiaskannya kepada ku dan berkata "dasar kau anak pembawa sial mati saja sana!" Ibuku membentakku seperti itu lalu memukuliku.. saat aku ingin kesekolah setiap hari aku harus bangun lebih pagi untuk menutupi semua bekas lebam ku dengan make up.. xixixi disaat itu tidak tau mengapa aku merasa bangga karna aku masih bisa bertahan saat itu.. dan aku bangga bisa menyamarkan semua lukaku.. aku merasa bahwa aku jenius! xixixixi dan hari itu pun tiba... Ayahku pulang dengan keadaan mabuk seperti biasanya.. namun yang lebih mengejutkannya lagi ayahku membawa wanita lain kerumah... Pada akhirnya ayah dan juga ibuku bertempur dahsyat.. aku tidak bisa menangis walaupun melihat orang yang paling ku sayangi bertengkar satu sama lain.. xixixi mungkin Air mata ku sudah habis.. atau mungkin memang aku sudah terbiasa... Xixi melihat itu memang menyakitkan bagiku.. tapi itu sudah biasa jadi tidak apa.... Kebesokan harinya saat aku sudah lulus SMP dan.. menurutku aku sanggup hidup tanpa keluargaku, ditambah lagi aku sudah mempunyai banyak uang untuk aku hidup.. saat aku selesai menerima ijazah.. aku langsung kabur dari rumah.. dan sampai sekarang aku masih belum melihat bagaimana keadaan ibuku dan juga ayahku xixixi ya.. merekapun tidak mengetahui dimana tempat tinggalku sampai sekarang.. hmm kemungkinan aku sudah menjalankan hidupku tanpa teman dan juga dengan rasa kesepian ini kurang lebih sudah 2 tahun.. waktu itu ada sih poster hilang.. wajahku tertera disana.. namun saat ada poster itu aku slalu mengunci diriku.. sampai para polisi menyerah... Dan juga ada yang membuatku sedikit shock saat aku melihat ke cermin xixixi bahkan aku dari pertama masuk SMP aku sudah tidak mau melihat wajahku yang buruk ini Di cermin... Saat aku sedang duduk di kamarku aku tidak sengaja menatap wajahku yang dulunya seperti buruk rupa sekarang sudah berubah.. hmm.. aku tidak menganggap diriku cantik sih.. tapi menurutku itu adalah perubahan yang sangat drastis dari yang terakhir kali aku melihat kecermin saat aku kelas 6 dan saat aku ingin mencari SMA untuk melanjutkan sekolahku.. Yap! Saat itulah aku baru melihat wajahku lagi.. xixixi tapi saat aku pertama kali mengaca wajahku dan di beberapa bagian tubuhku masih berbekas luka sobek dan juga lebam dimana-mana.. Dann.. ya masih banyak lagi kenangan-kenangan masa lalu ku.. bahkan Saat aku bersekolah di SMP dulu aku mempunyai pasangan.. xixixi tapi.. ya.. tidak lama kemudian hubungan kita putus.." Livina mengakhiri ceritanya dengan tawa kecil 'pasangan katanya?' dada Leito terasa sesak saat mendengar kata pasangan yang dilontarkan oleh Livina "bagaimana kau bisa tertawa terus menerus saat menceritakan masa lalu yang kelam itu?!" Leito sedikit meninggikan suaranya karna tidak percaya dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Livina "hm? Kelam? Iya kah?" Livina kebingungan 'apa-apaan itu, bahkan dia tidak bisa membedakan dimana waktu untuk menangis dan juga tertawa??' bermacam-macam pikiran Leito acak-acakan, Leito berfikir bahwa Livina hampir mengalami kerusakan pada ekspresi nya akibat masa lalu nya itu, dan bahkan Leito bertanya dalam pikirannya sendiri apakah dia bisa melihat wajah Livina saat menangis dan kapankah waktunya dia menangis? Apa penyebabnya? Apakah dia menyesali keputusan nya untuk pergi dari rumah? Apakah dia masih menyayangi yang Livina sebut sebagai pasangannya dimasa lalu itu?
Masih banyak pertanyaan pertanyaan yang menghantui pikiran Leito.

Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang