=°18°=

5 1 0
                                    

Chapter sebelumnya

Livina dan Fiu pun akhirnya sampai di rumah mereka dan langsung berterimakasih kepada Ray dan masuk kedalam rumah sedangkan Ray langsung pergi.

"Akhirnya sampai juga.." Fiu
Fiu yang menyadari bahwa Livina sedari tadi terlihat semakin pucat dan terlihat cape menyuruh Livina untuk beristirahat, Livina pun menurutinya.

Saat Livina tertidur Fiu sedang melakukan kegiatannya seperti menonton TV atau pun memainkan ponselnya.
===================================================

Saat jam 10 malam Livina terbangun, dan melihat Fiu yang tertidur di depan televisi yang menyala.
"Hah.. Fiu Fiu.. bisa-bisanya.. xixi" Livina tersenyum melihat Sahabatnya yang tertidur di sofa depan Televisi yang menyala.
Akhirnya Livina pun memutuskan untuk melanjutkan menulis di buku yang tidak boleh di baca siapapun sebelum Livina selesai menulis.
Sebelum melanjutkan mencatatnya Livina memutuskan untuk mandi karena tubuhnya yang lengket.

Setelah selesai mandi dan sudah mengganti pakaian nya Livina langsung duduk di kursi yang terdapat di kamarnya "oke.. lanjut" ucap Livina dengan alat tulis nya.
Livina terus menulis sampai ia tidak sadar bahwa sekarang sudah larut malam, sedangkan Fiu masih tertidur di sofa yang empuk itu.

Tiba-tiba mata Livina terasa sangat berat namun Livina tetap melanjutkan catatannya itu.
Setelah Livina mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya Livina malah terasa sangat susah untuk tidur padahal matanya tadi sudah sangat berat, dan lagi sekarang sudah jam 4 pagi.
Livina selalu terganggu dengan itu namun, mau bagaimana lagi.
Jika Livina tertidur lalu bangun itu akan membuat Livina kesusahan untuk mencoba tidur lagi padahal masih ngantuk.
Livina tidak terlalu memikirkan itu pada akhirnya Livina bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur untuk menyeduh teh manis.

Livina duduk di sofa samping Fiu yang masih tertidur pulas mau tidak mau Livina membangunkan Fiu, karena pasti akan sangat pegal saat bangun dari sofa itu.
"Fiu.. bangun" Livina
"Hmm.." Fiu membuka matanya perlahan
"Hah? Kenapa Vi?" Tanya Fiu saat duduk
"Pindah gih jangan disini.. kalo disini tar badanmu sakit-sakit" Livina tersenyum sambil menyeruput teh manis hangat nya
"Ah iya.. kau?" Fiu bertanya balik dengan meregangkan badannya
"Gapapa aku mau minum teh dulu" lagi-lagi Livina tersenyum lembut
"Ah oke.. yaudah aku tidur ya Vi.." Fiu
"Uhm!" Angguk cepat Livina

Fiu pun kembali melanjutkan tidurnya dikamarnya.
Livina memandangi pantulan wajahnya yang ada di dalam air teh manis itu.

"Perceraian tidak selamanya buruk bagi kedua pasangan"
"Lantas bagaimana nasib sang anak?"
"Tidak ada seorang pun yang meminta dilahirkan, tetapi takdirlah yang menentukan."
"Seharusnya kita bangga bukan? Kita bisa dilahirkan dengan melihat dunia, sedangkan ada banyak bayi yang baru dilahirkan langsung meninggal... Mungkin karena sang bayi tidak kuat dengan kondisi kehidupan, seharusnya bangga karena kita kuat dibanding mereka yang langsung meninggal.."

"Cinta? Kasih sayang? Xixixi menurutku itu hanya sekedar tulisan yang akhirnya akan luntur"
"Ku harap jika aku tiada, aku bisa dilahirkan kembali dengan keluarga yang bisa menerimaku.."

Livina terus bergumam dengan memandang pantulan wajahnya dan tersenyum.
"Ah! Udah jam 6!" Livina pun akhirnya memutuskan untuk tidur















"Hei.."
"Hei bangun!"
Suara yang tidak dikenal membangunkan Livina dari tidurnya
"Iya?.." jawab Livina yang sudah terbangun

"Duduk lah disini" ucap seseorang yang wajahnya tidak terlihat jelas
"Ada apa?" Tanya Livina saat sudah duduk di sebelah seorang lelaki tersebut

"Mengapa kau tidak membalas perbuatan jahat mereka?" Tanya orang itu
"Hah?" Livina kebingungan
"Kenapa kau selalu diam saat kau disakiti?"
"Ntah.. aku tidak mau mereka mengalami apa yang ku alami"
"Kenapa? Mereka sudah kelewatan"
"Aku tau.. makanya aku tidak tegaan.."
"Tetapi mereka tega terhadap dirimu"
"xixi aku tau rasanya hancur! Dan tidak ada teman saat sedang membutuhkan pertolongan... Aku pernah merasakan di khianati dan lainnya.. maka dari itu aku tidak mau orang mengalami apa yang ku alami."

Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang