3

169 23 2
                                    

     Chuuya tak hentinya menggelengkan kepala saat melihat istrinya yg polos itu melompat ke sana ke mari, saat diajak ke pusat perbelanjaan.

"Hei nanti kau jatuh!" Chuuya memperingati (name) yg terlebih bahagia itu.

     Hari ini mereka pergi berdua dan meninggalkan Aina bersama Koyou. Meski pagi tadi sebelum pergi ada keributan kecil antara Chuuya dan (name) tp berkat Koyou akhirnya Chuuya mengalah dan menemani istrinya.

"Ne...ne...ne..... Anata, coba lihat gaun ini cantik kan?" (Name) menunjukan gaun pendek berwarna hitam pada Chuuya.

"Jika kau pakai ini payudara mu akan terlihat saat menyusui lagi pula apa apaan ini seperti membalut tubuh dengan handuk saja." Komentar Chuuya membuat bibir (name) maju ke depan.

"Dasar tdk tahu wanita!" Tukas (name), sembari memukul pundak Chuuya.

     Wanita itu melupakan lagi apa yg dikatakan Chuuya, ia kembali melirik pakaian yg lain. Sejujurnya Chuuya sudah bosan dengan situasi di pusat perbelanjaan tp karena istrinya ini dia harus menahan diri.

"Chuu~ lihat sepatunya bagus ya." (Name) menunjukan spatu dengan hak tinggi 5cm.

Chuuya langsung merengut.
"Apa apaan ini, kau mau terlihat lbh baik dari ku?!" Marah Chuuya.

"Tidak, ini untuk mu. Setidaknya kau terlihat lbh tinggi." Jawab (name) dengan wajah tak berdosanya.

"Cih sialan!" Umpat Chuuya lirih namun masih di dengar oleh (name), membuat wanita itu tertawa.

"Tidak ada yg lucu!" Tegas Chuuya.

"Iya iya, papanya aina. Maaf ak hanya bercanda." Ucap (name) dengan nada manja.

     Setelah 2 jm di pusat perbelanjaan, mereka kini berjalan keluar dari toko dengan membawa beberapa barang belanjaan seperti baju baju yg di beli (name), spatu milik (name),  lalu Chuuya juga putuskan untuk membeli mainan yg ramah bagi bayi seusia Aina dan beberapa perlengkapan bayi lainnya.

🌟🌟🌟

"Lapar..." Ringis (name) sembari memegang perutnya.

     Chuuya tau bahwa selama menyusui (name) akan merasa sanggat kelaparan, ia juga tau bahwa tdk sembarang makanan bole masuk ke perutnya takut takut jika Aina terpapar makanan yg di makan (name).

"Ayo ke restoran dan kau bisa makan sepuas mu." Ajak Chuuya. (Name) langsung mengiyakan ajakan Chuuya dan malah bersemangat.

     Tiba di restoran, Chuuya sudah membimbing (name) ke sebuah meja di dekat jendela. Di atas meja ternyata sudah ada banyak sekali makanan.

"Waaa-" (name) langsung mematung saat melihat apa yg ada di meja, wajahnya langsung asam mencuka.
"Apa ini ?" Tanya (name) sedikit merengut.

"Ini? Alpukat, lalu ada beberapa jenis sayuran, dan ikan salmon." Chuuya menunjuk satu persatu makanan yg tersedia di atas meja.

     Bukan masalah makanannya, pasalnya semua hijau mendominasi meja. Lalu hampir semua makanan tanpa minyak.

"Chuuyaa~" Rengek (name) pengkap dengan wajah memelas.

"Makan!! Kau tdk makan untuk perut mu sendiri tp untuk putri ku juga."

"Cih!" (Name) hanya merengut dan memalingkan wajah dari Chuuya.

"Astaga sayang, ayolah jgn begini." Rayu Chuuya.

"Kau memeliharaku hanya untuk bocah itu." Ketus (name).

     Chuuya hanya bisa mengacak rambutnya, ia frustasi dengan tingkah (name) yg selalu kekanak kanakan.

"Baiklah apa yg kau mau ?" Tanya Chuuya berusaha mengalah.

"Aku-" Wajah lelah Chuuya membuat rasa iba datang berkunjung ke hati (name). (Name) yg semula ingin makan makanan bebas mendadak mengurungkan niatnya.

"Tidak ada, ak makan ini saja." Wanita itu langsung melahap semua yg tersaji, tentu Chuuya hanya bisa tersenyum dan ikut makan.

🌟🌟🌟

"Ara boya kau baru pulang." Sambut Koyou orang pertama yg melihat Chuuya dan (name) kembali.

     Kedua pasangan itu disambut juga dengan sura tangisan Aina yg menggelegar di dalam rumah.

"Maaf Nee San." Chuuya benar benar merasa bersalah karena menitipkan Si Aina kecil pada Koyou.

"Bukan masalah, boya."

     Dengan malas (name) masuk ke dalam rumah sembari merengut sebal. Ia merasa jln jln tdk seromantis yg ia bayangkan.

"Cih dasar tdk tahu wanita!" (Name) lalu memangku tubuh Aina dan memberikannya ASI.
"Tau tdk papa mu itu sanggat tdk romantis." Adu (name) pada Aina, bayi itu hanya merespon dengan sedikit merengek.

"Cih kau sayang pada papa mu itu ya hmmm....." (Name) mencubit pipi Aina meninggalkan sedikit bekas merah di pipi mungilnya.
Tangisan Aina langsung terdengar setelah (name) mencubit pipi putrinya sendiri.

"Begitu saja menangis!" Celetuk (name).

     Karena Aina sudah tdk mau menyusu, (name) membiarkan bayi itu menangis. Memang bukan sifatnya tp karena kesal pada Chuuya, wanita itu jadi sedikit abai.

"Hey!" Chuuya langsung datang dan menggendong Aina yg menangis keras.

"Bagus! Mulut cebol ini akan mengomel seharian." Batin (name) penuh kekesalan.

     (Name) tahu beberapa menit lagi Chuuya akan mengomel padanya, karena itu ia langsung kabur masuk ke dalam kamar.

"Sikap (name) sedikit berubah, Chuuya Kun." Ucap Koyou.

"Dia hanya marah karena jln jln hari ini tdk sesuai yg ia mau." Jawab Chuuya.

"Bersabarlah boya, emosi wanita kadang tdk stabil." Koyou menepuk bahu Chuuya dan pergi meninggalkannya.

"(Name) bisakah kita saling memahami?"

.












.









.
TBC

Regret | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang