16

140 12 0
                                    

KEESOKAN PAGINYA ....

     Ternyata sepanjang malam (name) tidur di sofa ruang tamu, saat pertama kali membuka mata wanita itu melihat koper yg tak asing baginya.

"Sudah bangun ?" Suara Chuuya mengalihkan perhatian (name) pada koper berwarna biru tua.

"I-ini ?"

"Benar, kau bisa pergi sekarang." Nada Chuuya terdengar lembut tp ada arti menyakitkan di sana.

"Kau mengusirku ? Ta-tapi.."

"Soal surat perceraian sudah ku tangani nanti tinggal kita selesaikan dan ya Aina akan tinggal dengan ku."

     Entah kenapa dada terasa sanggat sesak, bahkan Chuuya tak memandang mu sama sekali.

"Jika kau tkt tdk ada tempat tinggal kau bisa hubungi ak, nanti ak akan mengirim anak buah ku untuk membantu membayar DP atas nama ku." (Name) hanya bisa diam.

"Chuuya bukankah kau sa-"

"Ak menghormati wanita bukan karena mereka lemah tp karena mereka memang pantas mendapatkan semua itu. Tetapi kepantasan itu dinilai dari perbuatan mereka." Potong Chuuya. "Kau ku beri wkt bersiap oh ya tdk ada salahnya mengucapkan selamat tinggal pada Aina dengan memberi beberapa ASI untuknya." Lanjut Chuuya masih enggan menatap istrinya.

"Aina masih butuh ASI setiap ha-"

"Tidak perlu hawatir, ak akan cari Ibu Susu untuknya."

Sudah selesai semua kembali hening, hanya ada kau duduk di sofa sambil menitikan air mata. Mabuk cinta pada lelaki lain benar benar menyakitkan ditambah kau lagi hamil.

"Ak sanggat mengenal si brengsek Dazai, dia tdk akan mau bertanggung jawab. Coba saja kau cari dia mungkin mendengar kau mengandung anaknya dia tdk akan berkelit." Setelah itu tak ada lagi sosok Chuuya, pria eksekutif Port Mafia pergi menuju kamar dan mengunci pintu.

Lolos semua air mata mu setelah ia pergi, tanpa menunggu wkt dan persiapan pagi itu juga kau menyeret koper keluar dari rumah Chuuya, keluar dari rumah ini sama saja keluar dari hati Chuuya.

"Ak memang pantas mendapatkan ini , tp apa ak tdk punya kesempatan ak menyesal Chuu."

🌟🌟🌟

TOK ......

TOK.....

TOK...

Sudah hampir 5 menit mengetuk pintu, namun tak ada yg membukanya. Memang dari luar terlihat begitu hening seolah tak ada yg tinggal di sana.

"Nona mencari Dazai San?" Suara seorang pria mengisi keheningan.

"Um..." Angguk (name).

"Maaf tp Dazai San sedang pergi menjalankan misi detektif mungkin akan sanggat lama."

"Chuuya benar...."

(Name) segera menyeret kembali koper miliknya dan pergi dari pintu rumah Dazai. Wanita itu berjalan lemah tnp arah tujuan.

Lama (name) berjalan sampai tak terasa gerimis pertanda hujan menyadarkan langkah lemahnya. Wanita itu menepi di subah ruko namun tak selang lama pemilik mengusirnya dan kini ia duduk sendiri di halte bus.

"Apa yg kau lakukan di sini? Ayo pulang!"

Sejenak ekspresi (name) berubah saat melihat Chuuya, ia sanggat bahagia melihat orang yg amat mencintainya ternyata masih peduli padanya. Namun saat akan meraih tangannya Chuuya menghilang.

"Halusinasi." Gumam (name). "Chuuya tak sudi menemui mu (name), lihat kau sekarang berlumur dosa." Monolog (name).

Rasa lapar datang menyergap (name) ia bingung sebab uang hanya tersisa sedikit ia takut jika nanti kelaparan ia tak akan bisa makan lagi.

🌟🌟🌟

Petualangan (name) kembali ia teruskan, ia berjalan diiringi genangan air hujan. Sesekali kakinya menginjak genangan air dan menyiprat ke bajunya.

Tuhan selalu adil, ia melihat rumah kecil diujung jalan yg tertulis 'Dijual', segera wanita itu menghampiri dan mencari pemilik rumah.

"Nona uang mu tdk cukup, sudah berapa kali ku tegaskan."

"Pak saya akan bayar setelah ini, tp saya mohon ijinkan saya masuk." Pinta (name) namun bapak pemilik rumah juga sama kerasnya tdk mau jika tdk ada DP.
Terbesit ingin menghubungi Chuuya, namun ia urungkan kembali dan memilih pergi sembari menangis entah untuk yg ke berapa kali.

Kursi taman di bawah pohon menjadi tempat persinggahan (name), wanita itu tetap duduk toh bajunya juga basah. Ia rasakan sendiri dingin dan lapar.

"Apa Chuuya sering kedinginan ?" Gumam (name). "Tidak mungkin, dia pria yg kuat kan." Lanjut (name) sembari memeluk tubuhnya.

"Kau baru ingat dia saat menderita dan bersenang senang dengan Dazai." Gumam (name).

.





















.
TBC

Regret | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang