SELAMAT MEMBACA
***
Armaya langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa. Saat mendengar suara mobil Arjuna datang. Buku yang awlanya tertutup langsung dia buka seolah-olah baru dia baca. Langkah kaki Arjuna terdengar memasuki rumah, Armaya langsung memejamkan matanya.Arjuna yang baru pulang dari rumah sakit, melihat Armaya tidur di sofa dengan buku yang berantakan. Sejenak dia menatap Armaya lalu menggelengkan kepalanya tidak habis fikir. Bisa-bisa tidur dengan posisi seperti itu.
Namun, Arjuna hanya membiarkan nya. Mungkin Armaya kelelahan, dia tidak mengganggu pemuda itu. Arjuna langsung pergi begitu saja, untuk masuk kedalam kamar.
Armaya yang mendengar suara langkah Arjuna, kemudian membuka matanya dengan pelan. Keningnya mengkerut, memikirkan sesuatu. Matanya manatap nanar selimut tipis di ujung sofa.
"Arma jangan tidur, sudah mau magrib." Mendengar teguran ibunya, Armaya langsung bangun. Dia juga sebenarnya tidak tidur, hanya pura-pura tidur.
"Iya Bu, sudah bangun." Jawab Aramaya sekenanya.
"Cepat mandi, nanti keburu malam dingin."
"Iya," Armaya segera bangun dari duduknya dan berjalan pelan menuju kamar mandi.
***
Arjuna langsung menutup jendela saat mendengar suara guntur dari luar. Angin mulai berhembus dengan sedikit kencang di ikuti gerimis yang mulai turun. Melihat langit yang gelap, sepertinya akan turun hujan.Arjuna melihat jam di pergelangan tangannya, sudah hampir setengah tujuh malam. Lebih baik dia turun untuk makan malam, lalu istirahat.
"Arma kemana Bi?" tanya Arjuna saat hanya melihat Sarni di ruang makan. Biasanya baik Armaya ataupun Aruna akan membantu Sarni menyiapkan makan malam.
"Di kamar Mas, kenapa?" jawab Sarni.
"Tidak papa, cuma tanya Bi. Kalau Runa kemana?"
"Runa belum pulang. Tadi katanya mau belajar bareng di rumahnya Santi, tapi ndak tau kok jam segini belum pulang." Ucap Sarni dengan sedikit cemasnya. Apalagi melihat langit yang akan turun hujan.
Arjuna langsung merogoh ponsel di saku celananya. Berusaha menghubungi Aruna. Jujur saja dia mulai cemas.
Apalagi setelah mencoba menghubungi beberapa kali ponsel Aruna selalu diluar jangkauan. Semakin membuat Arjuna tidak tenang.
"Rumah Santi di mana Bi?" tanya Arjuna pada Sarni. Sarni yang melihat kecemasan Arjuna, jadi ikut-ikut cemas.
"Di perumnas bawah katanya Mas."
Arjuna langsung kembali kekamarnya. Dia akan mencari Aruna, hatinya benar-benar cemas.
Setelah kembali dari kamar, Arjuna membawa jaket dan kunci mobilnya. Berpamitan untuk pergi pada Sarni.
"Aku pergi dulu Bi, mau jemput Aruna. Kasihan, kalau kehujanan." hanya itu yang di katakan Arjuna. Sarni pun hanya mengangguk dan mengatakan hati-hati.
Armaya keluar, dan mencari Arjuna. Tadi sepertinya dia mendengar suara Arjuna. Tapi ternyata di ruang makan hanya ada ibunya.
"Bang Juna mana Bu?" tanya Armaya pada Sarni.
"Pergi, katanya jemput Mbak Runa." Jawab Sarni pada Armaya.
Armaya mengerutkan keningnya. Merasa bingung, kenapa kakaknya di jemput.
"Memang kenapa Mbak Bu, kok di jemput biasanya juga pulang sendiri."
"Tidak tau Ibu, Mas Juna pergi buru-buru. Katanya takut Mbak mu kehujanan makanya dia mau jemput."