BAB 35: KACAU

5.4K 946 39
                                    

Selamat Membaca
***
Abi, Utari, Asep dan Sarni baru saja sampai di rumah ketika waktu hampir magrib. Mereka baru saja pulang dari rumah Rinjani, menghadiri acara aqiqahan kedua bayi kembar Rama dan Rinjani yang di selenggarakan malam tadi.

Abi, Utari, Asep dan Sarni memilih tinggal sehari untuk membatu membereskan sisa-sisa acara. Sedangkan anak-anak sudah pulang lebih dulu tadi pagi karena harus kerja dan sekolah. Arjuna, Aruna dan Armaya mereka pulang bertiga subuh tadi.

Melihat suasana rumah yang sepi bahkan lampu-lampu yang belum menyala membuat mereka berempat bertanya-tanya.

"Tumben ini sunyi. Ini belum pulang atau lagi pergi ya Bi, lampu kok juga belum nyala." Ucap Utari sambil berjalan menuju pintu masuk di ikuti oleh Sarni. Di belakang mereka ada Abi dan Asep yang mendapatkan tugas menurunkan barang-barang bawaan dari mobil.

"Kurang tau Nya, tapi mobilnya Mas Juna ada." Jawab Sarni sambil menunjuk mobil Arjuna yang terparkir dengan rapi di halaman depan.

Mereka pun akhirnya memilih untuk masuk, melihat apakah ada orang di dalam atau tidak.

Ruang tamu kosong, suasana masih gelap. Tapi sepertinya, ruang tengah ada orang karena terdengar suara televisi menyala.

Namun, saat mereka sampai di ruang tengah. Semua orang terdiam, melihat pemandangan yang ada. Dimana, Aruna dan Arjuna yang tengah tertidur pulas di atas karpet depan TV dengan posisi saling berpelukan. Saking pulasnya mereka sampai tidak sadar jika ada orang yang masuk dan menyaksikan keduanya yang tengah tertidur.

Abi langsung menyalakkan lampu, semua mata menatap lekat pada dua manusia yang tengah tertidur pulas tanpa merasa terganggu sedikitpun itu.  

Belum ada yang membuka suara. Semua orang terkejut melihat apa yang ada di depan mata mereka, kecuali Abi. Ayah dari Arjuna dan Rinjani itu hanya bisa menghela nafas dengan pelan sambil menoleh pada istrinya. Berdoa saja, Utari tidak akan mengamuk pada keduanya. 

"Bangun Bang," Abi menepuk pelan pundak Arjuna. Arjuna yang merasa terganggu pun akhirnya perlahan membuka matanya.

Ketika nyawanya masih belum sepenuhnya pulih, dia sudah di kejutkan dengan kehadiran empat orang yang kini menatapnya dengan berbagai tatapan. 

"Bunda..." ucap Arjuna pelan. 

Spontan dia ingin bangun dari posisinya, namun tubuh Aruna yang tengah memeluknya sedikit  menyulitkan pergerakannya untuk bangun. 

Utari masih menatap keduanya dengan tajam membuat Arjuna panas dingin di buatnya. 

"Runa..." panggil Arjuna. Dia berusaha membangunkan Aruna yang masih tertidur dengan pulasnya. Namun, bukannya bangun Aruna justru mencari posisi yang lebih nyaman lagi. 

Sarni yang sudah tidak tahan melihat kelakuan tidak sopan putrinya, sontak saja langsung membangunkan Aruna dengan sedikit keras.

"Bangun Aruna!!" Ucap Sarni lalu menarik pelan tangan Aruna agar bangun. 

Dengan setengah linglung, Aruna bangun. Nyawanya masih belum pulih sempurna, saat ibunya menariknya pulang.

Melihat kepergian istri dan anaknya, Asep pun ikut menyusul. Setelah berpamitan, dengan Abi dan Utari serta meminta maaf atas apa yang baru saja mereka lihat Asep langsung pergi meninggalkan kediaman sang majikan.

Sekarang hanya tersisa, Arjuna bersama kedua orang tuanya.

"Bunda sama Ayah kenapa sudah pulang?" tanya Arjuna dengan santainya. Lebih tepatnya berusaha santai. Meski jantungnya berdetak dengan tidak beraturan. 

"Apa yang kami lihat tadi Bang?" tanya Utari masih dengan tatapan tajamnya. Dia benar-benar marah melihat sikap kurang ajar putranya yang membawa anak gadis orang untuk tidur di pelukannya seperti itu.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang