BAB 50: ANCAMAN ARJUNA

7.6K 1K 39
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Arjuna bangun dari tidurnya, melihat suasana kamar yang sepi. Dia mencari-cari keberadaan Aruna. Tapi sepertinya Aruna tidak ada di kamar itu.

Dengan wajah mengantuknya, Arjuna bangun dari tidurnya. Di masuk kekamar mandi untuk mencuci muka.

Arjuna keluar dari kamar, dan tidak melihat siapapun di rumah. Hari mulai gelap dan kemana perginya semua orang.

"Abang cari siapa?"

Arjuna langsung menoleh, ternyata ayahnya yang bertanya.

Kedua orang tuanya itu tengah duduk santai, sambil menikmati teh sorenya di dapur.

"Aruna kemana Yah?" Tanya Arjuna langsung.

"Makanya jangan tidur terus, istrinya hilang tidak tau kan." Ucap Utari dengan santainya. Arjuna pun menarik kursi makan dan ikut bergabung bersama kedua orang tuanya.

"Pulang tadi, katanya mau ambil ponselnya." Jawab Utari.

Arjuna hanya mengangguk singkat.

"Besok kami pulang ya Bang," ucap Abi tiba-tiba. Arjuna langsung menoleh pada ayahnya.

"Kok buru-buru Yah. Tidak nanti-nanti, disini dulu."

"Kemarin ngusir-ngusir, giliran kami mau pulang kok nanti-nanti. Bagaimana sih Bang?"

Arjuna hanya langsung menggaruk kepalanya hang tidak gatal. Kemarin-kemarin tau sendiri kondisinya tidak usah di jelaskan.

"Masih di bahas aja Bun. Abang kan cuma tanya." Jawab Arjuna dengan wajah malunya.

"Sudah kelamaan kami disini. Rumah sakit butuh kami, lagipula urusan kamu kan juga sudah beres Bang. Kemarin Ayah sama Bunda pusing ngurusin kamu, jadi lama tidak pulang. Kalau sekarang kami tinggal, kami sudah tenang." Jawab Abi menjelaskan.

"Iya. Nanti kalau kami tinggal kamu baik-baik disini sama Runa. Jangan berantem. Ingat kemarin mau dapatinnya susah. Awas Bunda sama Ayah tidak ada kalian baku hantam disini." Utari memperingatkan Arjuna.

Arjuna langsung tertawa. Ucapan bundanya itu seperti akan pergi meninggalian dua balita saja. Sampai-sampai memakai kata baku hantam. Memangnya mereka mau apa. Palingan ya emosi-emosi sedikit boleh lah.

"Bunda sama ayah tenang saja. Abang juga punya pikiran, tidak mungkin seperti itu. Pokoknya kalian tenang saja, jangan khawatir sama kami disini. Kalian sehat-sehat disana." Ucap Arjuna lagi.

Sebenarnya dia sedikit berat meninggalkan kedua orang tuanya. Dulu ada dia dan adiknya, sekarang adiknya sudah pergi dan dia juga pergi. Pasti kedua orang tuanya akan merasa kesepian. Tapi mau bagaimana lagi. Berdoa saja mereka selalu di berikan kesehatan dan umur yang panjang.

"Oiya Bang, satu lagi. Paman sama Bibi sudah tidak kerja lagi disini. Jadi kamu sama Runa harus mulai belajar mandiri mulai sekarang."

Arjuna merasa terkejut mendengar ucapan sang ayah. Kedua mertuanya itu tidak lagi bekerja di sana. Apa karena pernikahannya. Atau bagaimana maksudnya.

"Tidak bekerja bagaimana Yah. Terus yang ngurus rumah siapa Yah. Mereka mau kerja dimana?" Tanya Arjuna dengan tidak sabarannya.

"Tidak bekerja ya tidak bekerja. Tidak bagaimana-bagaimana. Kamu dan Aruna suruh apa kalau tidak ngurus rumah. Memangnya kamu tidak sungkan kalau mertua sendiri jadi rewang di rumahmu." Jawab Utari lagi.

"Ayah sama Bunda mecat Paman sama Bibi?" Tebak Arjuna langsung. Meski dia yakin kedua orang tuanya tidak mungkin seperti itu tapi hanya itu yang terlintas di fikirannya saat ini.

"Jangan asal nuduh ya. Kami tidak mungkin melakukan itu." Jawab Utari langsung dengan kesalnya karena di tuduh yang tidak-tidak oleh Arjuna.

"Lalu??" Arjuna masih menuntut jawaban.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang