SELAMAT MEMBACA
***
Aruna keluar dari kamar dengan penampilan rapinya siap untuk pergi kekampus."Ibu masak apa?" Tanya Aruna pada ibunya yang tengah sibuk memasak di dapur.
"Nasi goreng, sarapan dulu kalau mau ngampus."
"Iya," ucap Aruna sambil meminum susu yang sudah di buatkan oleh Sarni di atas meja.
"Nanti pulang sore lagi?" Tanya Sarni karena sudah dua hari ini Aruna selalu pulang menjelang magrib. Karena katanya sibuk mempersiapkan acara ulangtahun himpunan jurusannya. Dia bersama timnya sibuk menggalang dana untuk acara puncak nanti.
"Mungkin," jawab Aruna pelan.
"Jangan capek-capek. Ingat kondisi," Sarni memperingatkan Aruna untuk menjaga dirinya dengan baik.
"Iya Bu." Jawab Aruna dengan patuh.
***
Asep dan Sarni langsung mencari putri mereka begitu sampai di rumah sakit. Tadi tiba-tiba saja mereka mendapatkan kabar jika Aruna di larikan kerumah sakit lantaran tiba-tiba pingsan ketika mengikuti kegiatan di kampus. Padahal pagi tadi Aruna masih sehat-sehat saja dan pergi kekampus dengan biasa. Kenapa tiba-tiba pingsan, jangan tanya lagi bagaimana paniknya Asep dan Sarni mendengar kabar tersebut."Bagaimana kondisi Aruna?" tanya Sarni saat melihat beberapa teman Aruna yang menunggu di luar ruangan.
"Sedang di periksa dokter Tante." Jawab Salsa pada Sarni.
"Bagaimana ceritanya, kenapa bisa pingsan?" tanya Asep lagi.
"Kami tim Danus, tadi sedang mengadakan kegiatan galang dana di bazar kampus. Cuaca terik, dan kami lumayan sibuk Om. Tiba-tiba saja Runa pingsan, sepertinya kelelahan. Tadi di kampus sempat sadar, tapi kembali pingsan, kami takut terjadi apa-apa jadi langsung kami bawa kerumah sakit." Hendra selaku ketua angkatan juga satu divisi dengan Aruna yang menjelaskan kronologi kejadiannya.
Mendengar penjelasan teman-teman Aruna, Sarni dan Asep bukannya merasa tenang namun semakin panik. Tentu saja mengkhawatirkan kondisi Aruna, juga janin yang di kandungnya.
"Tenang Bu, insyaallah semua akan baik-baik saja. Semoga hanya kecapekan," ucap Asep berusaha menenangkan Sarni yang terlihat sangat panik.
Salsa, Reni, Hendra dan Fajar keempat teman Aruna yang mengantar Aruna kerumah sakit pun juga merasa panik karena sejak tadi dokter belum juga keluar. Apa sesuatu yang serius terjadi. Berbagai kemungkinan hinggap di fikiran mereka.
Ceklek ...
Setelah menunggu beberapa saat, pintu terbuka seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan.
Sarni dan Asep langsung menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana kondisi putri saya dokter?" tanya Asep langsung.
"Kondisinya sudah stabil. Mari bicara di ruangan saya Pak, saya jelaskan kondisi pasien secara rinci." Ucap dokter tersebut mengajak Asep untuk keruangannya.
Asep dan Sarni pun mengikuti kemana perginya dokter tersebut. Sedangkan keempat teman Aruna tetap menunggu di depan ruangan.
***
Aruna membuka matanya dengan pelan, sayup-sayup dia mendengar suara beberapa orang yang tengah berbincang. Terutama suara ibunya, dia mendengar suara ibunya tengah bicara yang entah dengan siapa."Ibu haus," ucap Aruna lirih.
"Runa sudah sadar Nak?" tanya Sarni. Dia langsung mengambilkan minuman untuk putrinya dan membantunya minum.
Setelah minum, Aruna baru bisa sadar sepenuhnya. Hari sudah gelap, entah pukul berapa sekarang. Sudah berapa lama dia tertidur, dan sepertinya ini di rumah sakit. Juga ada teman-teman dan kedua mertuanya. Kapan mereka datang.