BAB 11: MBAK ITU KAPAN PEKANYA

7.6K 1.2K 51
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Arjuna sedang bersama Aruna dan Armaya menonton televisi di ruang tengah.

Lebih tepatnya, Arjuna menjaga Aruna dan Armaya yang sedang berebut acara televisi dan tidak ada yang mau mengalah.

"Iklan Arma, ganti dulu yang tadi." Ucap Aruna pada Armaya. Namun, bukannya menurut Armaya justru menyembunyikan remote televisinya di belakang tubuhnya.

"Cuma sebentar Mbak iklannya." Jawab Armaya. Dia tidak mau mengganti acara komedi yang sedang dia tonton dengam senetron kesukaan kakak perempuannya itu. Terlalu membosankan menurutnya.

"Ganti dulu dong!!" ucap Aruna dengan kesal.

"Arma ... Ganti dulu itu acaranya. Sini remotenya..."

Arma sama sekali tidak memperdulikan kekesalan Aruna. Dia pura-pura tuli dengan ucapan Aruna.

Bughh...

Akhirnya bantal sofa yang sejak tadi di peluk oleh Aruna melayang ke wajah Armaya.

Armaya langsung menatap Aruna dengan kesal.

"Makanya ganti dulu..." Aruna menatap marah pada Armaya.

"Ini, tonton sendiri!!"

Armaya melempar remote di tangannya dengan kasar. Setelahnya dia pergi begitu saja. Tidak peduli dengan kemarahan Armaya, Aruma dengan santai melanjutkan acara menontonnya.

"Kalau minta itu coba yang sabar, jangan kasar." Arjuna yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara.

"Habisnya Arma Bang. Dia duluan yang mulai, bikin jengkel." Aruna tidak mau di salahkan. Dia mulai membela dirinya.

"Kan bisa lebih sabar Runa. Sama adik sendiri, kok begitu."

Aruna memilih diam, mendengar ucapan Arjuna.

"Mbak Runa kan memang begitu Bang. Mana sayang sama adiknya, tidak mau mengalah juga." Armaya langsung menyahut. Dia datang dari dapur membawa segelas jus di tangannya. Lalu kembali duduk, bedanya tadi dia duduk di sebelah Aruna. Sekarang dia memilih tempat duduk yang jauh dari kakaknya itu.

"Minta Arma," Aruna mengulurkan tangannya. Meminta jus yang terlihat enak di tangan adiknya.

Armaya hanya menjulurkan lidahnya, sambil melengos.

"Arma, minta seidikit kenapa. Mbak haus." Ucap Aruna lagi.

Namun, lagi-lagi Armaya hanya mengabaikan ucapan Aruna.

"Arma!!"

"Sana ambil sendiri!!!" ucap Aramaya dengan kesal. Enak saja, dia sudah di lempar bantal dan sekarang meminta jusnya. Siapa yang peduli.

"Kaki Mbak sakit Arma. Minta tolong ambilkan sana."

"Ora sudi," (Tidak mau)

Arjuna yang melihat perdebatan antara kakak beradik dihadapannya yang bahkan tidak akan selesai sampai besok itu memilih mengalah.

"Jangan biasakan bicara kasar Arma." Tegur Arjuna pada Armaya.

Setelah itu dia pergi kedapur.

"Mampus. Di marahi Bang Juna."

Tak lama kemudian, Arjuna kembali dengan segelas jus yang sama dengan milik Armaya. Dia memberikannya pada Aruna.

"Ini minum, jangan ribut." Ucap Arjuna.

Aruna pun menerima jus pemberian Arjuna dengan senang hati. Matanya melirik pada Armaya, seolah-olah mengejek adiknya itu.

"Memang cuma Bang Juna yang baik, sama sayang sama aku." ucap Aruna.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang