Pagi-pagi sekali, Legion bangun dan menatap Luana dalam pelukannya. Rambutnya acak-acakan, dan matanya tertutup rapat. Luana sedikit membuka mulutnya. Luana belum bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini, tapi sepertinya dia sudah terbiasa.
"Heungg!"
Legion memperhatikan Luana, yang tiba-tiba bergumam dalam tidurnya, membuat suara aneh, dan meringkuk lebih dekat ke Legion. Dia kemudian membuka tangannya dan memeluk Legion. Luana tetap diam dan tersenyum dalam tidurnya. Itu adalah pemandangan yang jauh dari elegan, tapi entah bagaimana itu membuat jantung Legion berdebar kencang.
Bulu matanya yang menyerupai warna rambutnya, berkedip, dan segera dia membuka matanya. Matanya yang terpantul berwarna biru langit, menyerupai danau. Luana tersenyum dan melengkungkan matanya, dan akhirnya terbangun.
Dia tersenyum kosong sejenak dan kemudian mulai mengenali Legion. Ekspresi tak berdayanya mulai menunjukkan kewaspadaannya, dan Luana dengan cepat menemukan di mana tangannya berada.
"Aaah!"
Luana ketakutan dan mencoba melompat dari tempat tidur, tetapi dia tersandung selimut dan jatuh.
"Apa kamu tidur dengan nyenyak?"
"Aku tidur nyenyak. Tidak, bukan itu yang kumaksud! Aku minta maaf!"
"Untuk apa kamu meminta maaf?"
"Untuk apa saja!"
Sudut mulut Legion naik saat Luana menggenggam tangannya dan meminta maaf karena malu. Luana membuat alasan putus asa bahwa dia tidak bersungguh-sungguh, dan Legion menerima permintaan maafnya dengan tersenyum tipis.
Itu adalah rutinitas pagi yang sama seperti biasanya.
***
'Hiks... Hiks...'
Luana menangis dalam hati melihat cokelat lelehnya di panci. Apa yang akan dia lakukan hari ini adalah tempering cokelat.
TL/N: Tempering adalah proses memanaskan dan mendinginkan cokelat dalam temperatur yang spesifik.
Ini bertujuan untuk membuat rasa cokelat lebih lembut dan lebih mudah mempertahankan bentuknya. Biasanya, suhu harus diatur dengan hati-hati, tetapi itu tidak sulit karena dia bisa menggunakan sihir untuk bagian itu.
The power of magic!
'Tidak, bukan itu yang terpenting.'
Luana bangun di pagi hari dengan ketakutan karena dia memeluk Legion. Pria itu membuatnya memikirkan hal yang mengerikan, apakah Luana bisa melindungi dirinya sendiri. Legion tidak mengatakan sesuatu yang spesifik, tetapi Luana berakhir dengan rasa malu.
Luana membutuhkan setidaknya beberapa waktu sendiri untuk mengendalikan pikirannya, tetapi itu tidak mungkin. Sejak dia kembali ke duchy, Legion telah menemaninya setiap kali dia memasak, dan dia mengawasi Luana memasak sepanjang waktu.
Luana mencoba berpura-pura setenang mungkin, tetapi terkadang tubuhnya menegang karena tatapan acuh tak acuh itu. Tiba-tiba Luana teringat dada lebar Legion yang di lihatnya di pagi hari.
'Tidak, jangan pikirkan itu.'
Itu bagus untuk berhati-hati karena Luana tidak tahu apa emosi sebenarnya dalam tatapan acuh tak acuh itu.
'Bisa saja aku mati muda dengan alasan itu! Bagaimana jika dia berkata, 'Beraninya kau menatap dadaku!''
Namun, meskipun Luana bersikeras mencoba tenang, warna kulit Legion terus muncul di benaknya.
'Tidak tidak.'
Luana bergumam, menggelengkan kepalanya, dan mengambil cangkir cokelat panas yang besar untuk mencegah Legion marah dibelakangnya. Meski begitu, kecemasan tersebut tak kunjung hilang. Luana lebih suka bersama orang lain, seperti Way sang koki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made With Love! (Novel Terjemahan)
Humor‼️END‼️Duke Legion kehilangan indra perasanya karena kutukan, bertemu dengan Luana putri ke-6 Kerajaan Alluin yang suka memasak hidangan aneh. Luana hanya ingin memberi tahu orang-orang tentang bakat memasaknya, tetapi dia disalahpahami sebagai peny...