Chapter 4

5.1K 222 13
                                    

6 Juli 2022

•••

Cinta menghela napas pasrah tak mau mengomentari hal itu, dasar besar kepala. Kini tiga orang wanita, yang sepertinya ART, menghampiri mereka. Terlihat dari seragam khas maid-nya.

"Tuan--" Belum si maid menyelesaikan kalimatnya, Lucas sudah memutus

"Tolong kalian buatkan minum dan cemilan ya, bawa ke ruangan pribadi saya. Cinta, kamu mau minum apa? Kopi hitam? Plus gorengan?" tanya Lucas, agak bercanda, karena yang dia tahu pasangan mantap kopi hitam ya gorengan, apalagi kalau panas.

Cinta menggedikan bahu. "Sure, why not?" Lucas tersenyum akan penuturannya.

"Dengar kan? Kerjakan ya, terima kasih. Punya saya seperti biasa." Dengan patuh para maid itu membungkuk dan pergi dari hadapan mereka. "Ayo, kita ke ruang pribadi saya buat memutuskan kontrak."

Cinta mengekori Lucas menyusuri rumahnya yang luas itu, mungkin dia akan nyasar kalau tanpa penunjuk arah, luas, serba putih dan interior yang kelihatan mahal semuanya. Jelas sih, sultan kota.

Duk!

"Aw!" Cinta tak menyangka saat dia planga-plongo menatap sekitaran, Lucas berhenti hingga jidatnya terantuk punggung Lucas. Pria itu tinggi besar.

Lucas berbalik. "Kamu gak papa?"

Cinta menghela napas dan menggeleng. "Gak, maaf ya."

Lucas tertawa. "Kamu jalan gak fokus ampe badanku yang gede gini gak keliatan. Dasar." Cinta hanya mendengkus pelan.

Lucas membuka pintu yang ada di hadapannya. "Ayo masuk." Ternyata mereka sudah sampai di tujuan, keduanya pun memasuki ruangan tersebut. "Boleh saya lihat surat-surat kamu?" Lucas duduk di singgasana kebesarannya, mempersilakan Cinta duduk di seberang.

Cinta duduk di kursi yang dimaksud, mengenyampingkan tas untuk kemudian membuka dan mengeluarkan map lamaran pekerjaannya. Pria itu lalu membuka dan melihat isinya.

"Apa yang membuat kamu melamar kerja di sini?" tanya Lucas tiba-tiba.

"Excuse me?" Cinta yang mendengarnya tak percaya, lah ni orang mabok?

Lucas tertawa geli. "Saya hanya bercanda, santai saja." Lucas terus memperhatikan seisi map tersebut. Cinta menatapnya dengan agak terheran, begitu santai wajah Lucas menatap surat lamarannya, padahal ia selalu ingat setiap orang yang melihat isi lamarannya, menemukan surat keterangan catatan kepolisiannya, SKCK.

Ia masih ingat beberapa ungkapan orang-orang yang menolaknya, ia sempat berpikir apakah harus memalsukan data itu, tetapi di satu sisi ... dia takut akan perbuatannya sendiri.

"Jadi ... syarat yang kamu ajukan ke saya apa?" Lucas mengajukan pertanyaan tiba-tiba, membuyarkan lamunan Cinta.

"Apa?" Apa dia sungguhan diterima begitu saja meski melihat catatan kriminalnya?

"Syarat yang mau kamu ajukan ke saya, apa saja?" Lucas mengulangi pertanyaannya.

"Oh um ...." Cinta bergumam sejenak. "Mungkin, jangan semena-mena dengan saya, jangan membuat saya lakuin hal yang ... tidak nyaman, dan ...."

"Dan apa?"

"Jangan sepenuhnya percaya sama saya."

Lucas mengerutkan kening, ia melipatkan tangannya pada meja di antara mereka dan mendekatkan wajahnya dengan wanita muda itu. "Untuk syarat pertama, tentu, seorang teman, sahabat, enggak boleh semena-mena. Syarat kedua, of course, itu sebenarnya sudah tertera di syarat pertama. Dan saya terkejut dengan yang ketiga, apa ini soal ... SKCK kamu?"

BOSKU SAYANG, BOSKU SIALAN! [B.U. Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang