Chapter 6

4.4K 180 7
                                    

8 Juli 2022

•••

Kini, baik Cinta dan Lucas mulai bersantai di kamar, siapa sangka di dalam sini juga ada penghangat makanan dan minuman, hingga gorengan mereka tak dingin.

"Horor, sci fi, action? Atau ... romcom?" Lucas tampak memilah acara mana yang akan mereka tonton di televisi yang sudah terhubung dengan aplikasi streaming.

"Terserah aja sih." Cinta bukan tipe cewek yang suka menonton, bahkan mungkin film yang dia ingat hanya satu dua itungan jari.

"Oke, random." Lucas menutup mata dan memencet pindah dengan cepat, ia menghitung selayaknya bermain petak umpet, sampai akhirnya berhenti di salah satu acara dan menekannya.

Barulah, Lucas membuka mata. "Whoa, sssttt rada ngilu nih."

Cinta menatap acara yang dipilih random Lucas, sepertinya film aksi scifi superhero.

"Ini seru sih, tapi kalau kamu phobia darah atau sejenisnya, bilang aja."

Cinta menggeleng. "Enggak ada sih, lanjut aja nonton."

Sambil menikmati gorengan yang ada, serta minuman, Cinta dan Lucas mulai menonton. Lucas begitu serius sementara Cinta sendiri ....

Wanita muda itu sebenarnya sempat berpikir, dia akan tepar, ketiduran begitu saja, tetapi pada akhirnya entah mengapa dia menikmati film ini, film yang seram-seram sedap. Sangat menggambarkan kenyataan, baginya. Keduanya terjaga hingga tanpa sadar, tengah malam sudah dilewati begitu saja.

Cinta tanpa sengaja menatap jam dinding hingga si wanita tersadar. "Wait, Luke, kamu ... kamu enggak kerja besok?" tanya Cinta. "Ini jam berapa lho ini, keknya udahan deh kita nontonnya."

"Ah, nanggung, Ta. Tinggal beberapa episode lagi. Lagian, besok Jumat, aku gak kerja."

"Ouh, Jumat libur?" Cinta mengangguk paham.

"Kamu mau nambah cemilan? Minum?" tawar Lucas, karena sadar makanan dan minuman mereka habis. "Aku mau panggil maid buat nyiapinnya."

"Eh, emang mereka gak pada tidur? Kasian tau nyuruh orang jam segini." Cinta menegur.

Lucas berpikir sejenak. "Hm, kamu bener juga, gimana kalau pesen online aja ya? Ada restoran dua puluh empat jam."

Cinta menaikkan kedua bahu. "Up to you, tapi emang episodenya masih banyak ya?"

"Ya begitulah, aku pesen pizza aja, kamu ada alergi sesuatu?" tanya Lucas, Cinta menggeleng, sejauh ini dia tak punya alergi apa pun soal makanan. "Americano ya?"

"Boleh." Cinta mengangguk.

Lucas pun memesan. "Udah, tunggu dateng aja lagi."

"Oke." Cinta ngikut saja.

Dan sekarang, mereka kembali menonton acara di depan mereka, kadang tegang, kadang tertawa, kadang sedih juga. Dalam satu kisah, kompleks dan sangat menguras emosi, film ini sepertinya akan menjadi list lumayan diminati Cinta yang jarang menonton.

Tak lama, pesanan mereka pun sampai, terdengar via ponsel Lucas yang berdenting ala aplikasi itu.

"Biar aku yang keluar." Cinta memutuskan diri.

Lucas mem-pause televisi. "Gak takut nyasar?" Karena rumah Lucas memang luas dan banyak ruangan.

"Kalau nyasar, nanti aku calling." Cinta memutar bola mata, meski begitu, dia punya ingatan baik. Dasar.

Kini si wanita mengambil pesanan mereka yang sudah dibayar, berterima kasih, dan masuk lagi ke kamar.

"Wah, hebat juga gak nyasar, ya." Cinta mendengkus pelan. Ia meletakkan makanan mereka di meja tengah-tengah.

BOSKU SAYANG, BOSKU SIALAN! [B.U. Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang