Chapter 9

2.3K 130 0
                                    

12 Juli 2022

•••

Setelah memilih pakaian, fitting secocok-cocoknya untuk keduanya, Lucas pun memesan banyak pakaian untuk Cinta. Sebenarnya, wanita itu sempat protes karena begitu banyak, dengan bill yang pasti mahal, tetapi akhirnya ucapan Lucas membungkamkan Cinta.

"Cmon, aku ingin asisten pribadi yang modis." Cinta pasrah, biarlah, mungkin nanti ia akan meminta pemotongan gaji.

Lagi juga dia sadar, dia memang tak punya banyak baju kerja. Kasihan juga jika Lucas sampai malu akan keadaannya. Usai membeli itu semua, Lucas bukannya pulang, malah berhenti lagi di toko ponsel.

"Kamu perlu ponsel yang berstandar baik untuk pekerjaan." Oke, alasan bagus, Cinta tahu ponselnya sering terkena pesan ruang penyimpanan habis dadakan.

Lucas memberikannya ponsel dengan layar lebar, agak sulit memegangnya, tetapi cukup canggih. Mungkin dia akan mencatat-catat sesuatu di sini, who knows? Gajinya dipotong sepertinya tak banyak berpengaruh.

"Gajiku potong aja ya," kata Cinta, tak mau berhutang budi terlalu banyak.

"Hm oke." Lucas setuju, syukurlah, Cinta menghela napas lega.

"Sekarang, apa kamu masih perlu stop lagi?"

Lucas menggeleng. "Sudah, sudah cukup. Kamu memang mau berhenti?"

Cinta menggeleng.

Tak butuh waktu lama, keduanya sampai di rumah, memasuki area pagar tinggi dan segera disambut para maid yang ada. Namun saat siap membawakan barang-barang Cinta, Cinta menghentikannya.

"Enggak usah, biar saya sendiri saja." Cinta tersenyum hangat ke arah para maid.

Maid itu terkejut, ia menatap Cinta dan Lucas bergantian, dan tampak Lucas memberikan intruksi membiarkan Cinta demikian. Mereka pun mengangguk berlalu, mengurus barang-barang sang tuan saja, dan membiarkan Cinta duluan memasuki rumah disusul Lucas yang mengekori.

Cinta mengurus pakaiannya sendiri, sementara Lucas membiarkan dan memilih membersihkan diri sebelum akhirnya tidur dalam keadaan shirtless. Cinta sendiri membersihkan diri sebelum akhirnya masuk kamar ....

Hanya untuk terkejut menemukan seorang Lucas, yang tepar di kasur dalam keadaan telanjang dada. Ini kali pertama Cinta melihatnya, melihat seorang pria dengan tubuh lumayan atletis yang khas, ditambah cetakkan wajah tampan ... kedua pipi Cinta memerah karenanya. Malu abis, bukan terpesona, segera tanpa pikir Cinta menarik selimut dan menutupi tubuh Lucas itu.

"Privasi privasi ...." Cinta bergumam dongkol, meski bukan area pribadi, tetap saja lumayan memalukan.

Meski di satu sisi Cinta sadar, ya ini kamar Lucas, dia bebas di sini, cuma apa dia tak memikirkan keberadaan Cinta? Oh, Cinta harusnya sadar, dia dari awal kan bisa menolak untuk tidak tidur sekamar. Bodohnya dia, cih terserahlah, pasrah saja.

Toh hanya badan kan, sepertinya dia pernah melihat badan laki-laki sebegitu seksi meski hanya di gambar.

Cih, bodoh ah ....

Cinta segera berbaring di kasurnya dan berusaha santai. Oke hanya badan shirtless, bukan apa-apa. Sekarang fokus, dia lelah, dia harus tidur cepat, besok bekerja. Meski ini pengalaman pertama, Cinta akan berusaha seprofesional mungkin. Ya, lebih penting memikirkan itu.

Cinta memejamkan mata, berpura-pura tidur hingga benar-benar tertidur, ya ide bagus.

"Cinta ...." Cinta membuka mata lagi, seseorang memanggil namanya, suara serak basah dan dalam. Kala menoleh ke samping, benar dugaannya, itu suara Lucas yang berada di balik selimut. Menatap polos layaknya anak kecil padanya.

"Kenapa?" tanya Cinta, kelihatannya pria itu kesulitan.

"Gak papa, cuman mau liat muka kamu sebelum tidur." Lucas menguap, sedikit menurunkan selimutnya hingga sedada, Cinta kembali malu akan keadaan itu tetapi berusaha menepis.

Toh cuman tanpa pakaian!

Cinta menghela napas gusar. "Hah ... itu ya."

"Yah, maaf ya ganggu kamu. Aku cuman gak mau mimpiin dia ... lebih baik mimpiin kamu, yang seru." Lucas tertawa geli. Dia siapa? Sepertinya mantan Lucas.

"Aku mengerti." Cinta menatap ke atas, memandang ke langit-langit.

"Natap ke sini, Ta." Cinta menurut, ia menghadap Lucas, pria muda itu kelihatan tersiksa dan kacau meski dengan rasa kantuknya yang kentara. "Sebentar aja."

Merasa kasihan, Cinta mengangguk. "Iya ...." Ia membiarkan Lucas menatapnya, keduanya bersitatap balik seakan mengkhayati wajah masing-masing. Terus begitu sampai ketika Lucas tersenyum hangat.

Senyumnya pun menular, Cinta juga ikut tersenyum ....

Kalau dipandangi lebih jeli, Cinta sebenarnya sangat cantik, terlepas dari wajahnya yang sering jutek. Mata cokelat gelap, kulit khas Indonesia, hidung agak mungil dan pipi gembung, kesan unyunya khas. Lucas terlihat sangat menghayati pemandangan di depan matanya.

Sementara Cinta ... ya lumayan pemandangan cogan, Lucas punya nilai plus kharisma meski sifatnya rada-rada. Ia hanya perlu menunggu Lucas terlelap, pria itu kelihatan sudah sangat mengantuk ....

Dan siapa sangka, tak hanya Lucas yang akhirnya memejam, Cinta pun tertular rasa kantuknya, keduanya tidur nyenyak dalam balutan mimpi ... tentang sepasang anak kecil, laki-laki dan perempuan, yang bermain di belakang villa berpondok penuh buah, dan ikan-ikan keberuntungan menari di udara bersama mereka.

Itu mimpi terindah yang sudah sangat lama tak terjadi baik pada Lucas dan Cinta.

Jadi saat pagi tiba, mereka tampak berseri, tanpa kesenduan sama sekali. Bahkan keduanya masih bersitatap kala membuka mata.

"Nice ... dream," kata Lucas, senyumnya melebar.

Cinta menghela napas. "Well .... time to work."

"Duluan aja, aku masih perlu ... sedikit ketenangan." Cinta mengerutkan kening, ia menatap bingung Lucas. "Morning wood, you know." Ah, Cinta mengerti.

Dan seketika juga, kedua pipi Cinta memerah. "Emang stres!"

"Hey, ini biologi, hal normal!" Morning wood istilah untuk keadaan si dedek berdiri kala pagi hari pada seorang pria. Tentu Cinta kesal karena kejujuran itu.

Cinta buru-buru berlalu meninggalkan Lucas dari kamar.

"Aku pria normal, tapi tetap menjunjung kehormatan wanita, Ta. Serius deh." Walau sebal, Cinta akui itu dari semua yang Lucas lakukan, tak kelihatan bernafsu dan berusaha melecehkannya.

Seperti mereka teman saja.

Tapi Cinta lebih memilih mengacungi jari tengah kebanding jempolnya pada Lucas, dan Lucas hanya tertawa geli akan hal itu. Cinta mulai membersihkan diri dan memakai pakaian yang sudah disiapkan untuknya, pakaian pertamanya adalah pakaian formal khas wanita kantoran, warna abu-abu bersama celana panjang hitam, ditambah tas bermerk sebagai aksesoris. Cinta membiarkan rambutnya tergerai, polesan make up yang tak terlalu mencolok, yap dia sudah siap.

Sementara di sisi Lucas, pria itu pula sudah berpakaian juga, dia sama-sama memakai jas dengan warna sepadan dengan Cinta, karena memang mereka sudah janjian untuk itu.

"Jadi ... apa yang harus aku lakukan sebagai asisten pribadi spesial kamu?"

"Nanti kamu akan tahu, learning by doing." Lucas menyerahkan tab pada wanita itu.

Cinta menyambutnya dan mengangguk. "Oke."

Mereka sarapan bersama, bersiap-siap, dan akhirnya berjalan keluar. Memasuki mobil yang tersedia, Lucas mulai menyetir dengan kecepatan sedang.

"Luke, ada pesan." Cinta menatap tab di tangannya yang mulai menunjukkan notifikasi pertama.

"Nah, pekerjaan pertama kamu ...."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

BOSKU SAYANG, BOSKU SIALAN! [B.U. Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang