Chapter 13

2.1K 126 11
                                    

18 Juli 2022

•••

"Luke, ngapain sih?" tanya Cinta risi kala Lucas mengarahkan wajahnya untuk berhadap-hadapan sebelum akhirnya menutupi kedua wajah mereka dengan wadah pop corn yang lumayan besar.

"Ta, please jangan marah ya, bentar aja!" mohon Lucas, membuat si wanita mengerutkan kening bingung.

"Ngapain sih?" tanya Cinta mendengkus pelan, dia tadi menendang kursi mantannya, dan sekarang melakukan ....

Oh, Lucas mengecap!

Dia berperaga di balik pop corn ini, tengah berciuman dengan Cinta! Apa nih maksudnya? Membuat wanita itu cemburu?! Haduh, tak seharusnya begini.

"Luke, stop, ini gak guna!" Cinta menegur pelan, dan terkejut melihat Lucas yang memejamkan mata dan seakan tak mendengarkannya, bahkan wajahnya terus mendekat. "Luke hist!" Cinta berdesis jijik dan mulai mendorong wajah pria tersebut.

"Aw!" Lucas memanyun, ia spontan menurunkan pop corn-nya dan menjauhkan wajah dari Cinta. "Akting bentar, bantuin aku," bisik Lucas.

"No." Cinta memicingkan mata, dan Lucas paham betul, Cinta tengah membicarakan soal kontrak mereka. "Bukan begini caranya, oke? Pikirkan saja hal itu."

Lucas berpikir sejenak, sebelum akhirnya menghela napas. "Kamu benar, maaf." Ia lalu menatap ke depan, dan siapa sangka dua insan di depan mereka sudah hilang dari tempatnya. "Eh? Ke mana mereka?" Lucas celingak-celinguk menatap sekitaran, mencari keberadaan keduanya, tetapi faktanya tak ada di mana-mana. "Lho?"

"Udahlah, Luke." Cinta menghela napas, bersandar di kursi yang tersedia. "Filmnya udah mulai."

"Hah ... kamu benar." Lucas ikut bersantai seperti Cinta. "Maaf soal tadi, ya."

"Ya, lupakan aja." Lucas tersenyum hangat akan jawaban itu. "Jangan lakuin itu lagi, geli liatnya."

Pria itu tertawa geli. "Iya iya, gak akan." Ia menatap Cinta, intens memandang wanita yang kini fokus ke layar besar di depan mereka, ulasan senyum manis terukir seakan menghayati tiap inci kecantikan wanita itu sebelum akhirnya menghela napas dan menatap ke depan.

Menikmati film yang terpampang di depan mata seraya menikmati pop corn mereka.

Setelah film selesai, Lucas tiba-tiba langsung menarik Cinta keluar dari bioskop. "Luke, kenapa sih?" tanya Cinta kaget karena tiba-tiba saja Lucas demikian.

"Aku mau pipis!" Kini, mereka berhenti di depan toilet umum dan Lucas segera masuk ke sana tanpa babibu.

"Ck, ditahan ya dari tadi? Astaga." Sepertinya Lucas sangat kebelet, ia mungkin menahannya karena tak mau film tertinggal, bioskop kan tak bisa di-pause. Ada-ada saja.

Cinta melipat tangan di depan dada, memilih menunggui pria itu, ketika matanya tanpa disangka menangkap insan ... yang meski Cinta tak kenal, dia tahu siapa. Matanya membulat sempurna menatap wanita itu yang tampak bersandar di dinding seraya memainkan ponselnya, dan segera membuang wajah karena dia juga balik menatap Cinta.

Sang wanita spontan saja canggung. Huh ... semoga dia tak menghampirinya.

Sayangnya, ternyata wanita muda yang sepertinya seumuran dengannya itu mulai menghampiri.

Dia ... wanita itu ... mantan Lucas!

Tapi kekasihnya mana ya?

"Hai." Cinta nyaris melompat kala ia disapa dengan suara lembut nan halus itu.

Cinta mau tak mau menatap lawan bicaranya yang sangat cantik kala mereka lebih dekat. Ia tersenyum kecil. "Mm hai." Cinta balik menyapa, sepertinya sapaan untuknya kan? Toh tak ada siapa pun selain dia di sini.

Terlihat, gestur angkuh tampak di sana, oh Cinta merasa tokoh protagonis yang akan di-bully antagonis ....

"Kamu kekasih dia?" tanyanya, kalau dia yang dimaksud sepertinya Cinta tahu arah pembicaraan mereka di mana. Siapa lagi kalau bukan Lucas. Cinta cukup kaget dengan pertanyaan penuh keyakinan itu tetapi sedari tadi sepertinya gerakan Cinta menyiratkan memang dia tahu

Uh oh, dengan pakaian couple dan bahkan adegan ciuman pura-pura tadi, lidah Cinta jadi kelu harus jujur atau berbohong. Semua gara-gara Lucas!

Cepatlah keluar dan bawa kabur dia dari sini.

"Kamu yakin mau sama pria kek dia?" tanyanya lagi, dengan gestur yang masih begitu sombong, kalau ditanya begitu sih Lucas sepertinya ada di daftar blacklist, kecuali soal fisiknya. "Atau mungkin kamu keknya sama kek dia." Ia menatap sinis Cinta dari atas ke bawah, meremehkan. "Memang cocok sih, komitmen dianggap permainan anak kecil, dimainkan oleh dua anak kecil, dan akhirnya cuman jadi taman bermain."

Jujur saja, meski Cinta tak menjalin hubungan dengan Lucas, tetapi pembicaraannya yang sangat meremehkan dan sok tau tentang dirinya ... sialan memang cewek begini. Sebenci itu dia dengan Lucas hingga berani ngomong saat pria itu tak ada? Cinta tahu, Lucas salah karena sifat kekanakannya, tapi sepertinya dia tak sepenuhnya salah ... dia jujur saja pria baik, manis juga, dan dari ungkapan Lucas.

Wanita ini suka kode-kodean, Cinta saja yang sesama wanita belum tentu paham maksudnya, harusnya dia bilang to the point aja sih kalau dengan Lucas.

"Mbak, Mbak ini ada apa tiba-tiba ngomong begitu?"

"Kamu keknya tahu persis ...."

"Iya iya, saya tahu, Mbak Cyantiek. Kamu mantannya Lucas. Iya iya, si paling dewasa." Cinta tampak emosi. "Tapi menceritakan keburukan tadi enggak bikin kamu kelihatan dewasa sama sekali, yang ada cuman tukang fitnah yang gak tahu apa-apa, sama sekali, tentang apa yang ada di depan mata Mbak. Mbak gak tahu apa-apa soal saya so shut up!" Cinta mulai emosi.

Dan ia hanya tersenyum geli. "Well, oke oke, semoga langgeng, ya."

"Saya udah bilang, Mbak gak tahu apa-apa soal saya." Cinta menghela napas, berusaha menahan bogeman mentah yang ingin dilayangkan.

"Iya iya, jangan emosi dong, jangan nangis juga ya." Dia malah mengejek, haduh dosa apa yang Cinta perbuat sampai ada orang begini di kehidupannya.

Parah, cukup parah.

Dan Lucas gamon karena cewek begini?

Cinta menghela napas lagi, malas menanggapi.

"Oh ya, Lucas blokir semua akses media sosial saya ke dia, kekanakan sekali sih, jadi di sini aja saya bilang ya." Kekanakan? Lah dia kira fitur blokir buat apa? Pajangan? Jelas untuk men-delete makhluk menyebalkan sok tersakiti ini sih.

Ia mengangkat jarinya, memperlihatkan jemari manis di sana yang tersemat cincin. Cinta tau kok, tau. Dahlah. "Secepatkan kami akan menikah, biar tahu aja dulu soalnya aku gak yakin sih undangannya nyampe ke Lucas. Biar dia tahu dia diundang."

Mm-hm ... bodoh amat.

"Dan kuharap, kalian gak ruin acaranya nanti sih, nanti kami kasih balon kok." Cih, dia pikir mereka anak kecil apa? Panas ugh panas. Tangan Cinta gatal mau menghajar orang.

Cinta memaksakan senyum. "Ya."

Lalu tiba-tiba ....

Brak! Buk! Buk!

Terdengar amukan dalam toilet, seperti hempasan keras dan ... pukulan? Cinta dan mantan Lucas spontan menoleh ke sana.

"Lucas!" Cinta tanpa pikir membuka pintu dan keduanya masuk, hanya untuk terkejut menemukan seorang Lucas, menekan seorang pria di dinding toilet, memegang kerah dan terdengar dengkusan emosi yang kentara. "Lucas!" tegur Cinta.

"Heh! Lepasin dia!" Mantan Lucas ikut memekik kesal. "Kekanak-kanakan banget kamu, Luke! Aku tau kamu cemburu tapi gak harus segitunya hah!"

Ya, orang itu, pria yang dimurkai Lucas ... adalah kekasih mantan Lucas sekaligus rivalnya ....

Oh, ini situasi buruk.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

BOSKU SAYANG, BOSKU SIALAN! [B.U. Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang