Pain chapter 24

584 45 9
                                    

"Aku harap dia cocok."

"Berdoa saja. Tapi firasat ku tidak pernah salah dia bisa menolong Donghae."

"Aku pun begitu. Apapun rela aku lakukan demi anakku Sojin."

"Buang perasaanmu Minra. Kadang kala seorang ibu bisa menjadi kejam demi anaknya."

Matanya terpejam namun jiwanya tidak. Pembicaraan itu masuk kedalam telinganya meski dia tidak mengerti apa yang dua orang dewasa itu katakan.

Sekuat tenaga Kyuhyun berusaha membuka matanya yang terasa berat. Perasaannya tidak enak jadi dia harus bangun dan pulang. Kyuhyun merasa ada hal buruk yang akan terjadi padanya.

Saat sebuah sensasi dingin terasa di kulit lengannya. Kyuhyun merasa dia harus membuka matanya saat itu juga. Karena memiliki tekad kuat, matanya terbuka begitu saja mengejutkan Sojin dan Minra. Mata Kyuhyun melebar melihat Sojin memegang suntikan besar.

"Pegangi di Minra." ujar Sojin yang langsung dituruti Minra dengan sigap.

Kyuhyun memberontak dalam kungkungan Minra. Ia menjerit dan menangis keras saat jarum suntik itu mendekat kearahnya. Kyuhyun adalah anak yang takut jarum suntik saat menjalani pengobatan pun Kyuhyun selalu ditangani dokter langganan ibunya. Mereka selalu mencari cara agar Kyuhyun tidak takut pada jarum suntik.

"TIDAK! TIDAK! HUWEEE EOMMA TOLONG!"

Tangisan dan permohonan Kyuhyun kedua wanita itu abaikan. Tangisnya semakin keras begitu jarum suntik itu berhasil menembus kulit lengannya.

Rasa sakit dan ngilu seketika bersemayam dalam tubuh mungil Kyuhyun. Darah keluar dari lengannya begitu jarum suntik lepas dari lengannya. Melihat darahnya sendiri membuat Kyuhyun takut.

Sojin dan Minra sempat tekejut begitu melihat darah keluar dari lengan Kyuhyun. Keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya Sojin mengambil suntikan baru dan menusuk kembali lengan Kyuhyun.

"Eomma! tolong eomma."

Layaknya anak kecil pada umumnya Kyuhyun terus memanggil sang ibu untuk menolongnya. Harusnya kedua orang itu menghentikan kegiatan mereka mendengar permohonan seorang anak yang tak berdaya.

Namun demi menolong seseorang yang berharga keduanya menulikan hati nurani mereka.

Semua itu berlangsung cepat otak kecil Kyuhyun tidak mampu mengerti apa yang baru saja dialaminya. Tangisnya belumlah reda meski Minra sudah menenangkannya. Tentu saja Minra tidak bisa mengembalikan Kyuhyun dalam keadaan menangis pada Geunyoung.

Tangis Kyuhyun reda karena anak itu kelelahan. Didalam mobil Minra menatap Kyuhyun yang tampak lemas. Tangannya mencengkram stir kuat. Tatapan yang semula penuh penyesalan berubah tajam.

"Kyuhyun-ah dengar kau tidak boleh mengatakan hal ini pada siapapun termasuk Appa dan Eomma mu. Mereka tidak boleh tahu. Jika mereka tahu ahjumma Pastikan ibumu akan merasakan hal yang sama." ancamnya.

Tubuh Kyuhyun seketika menegang mendengar ancaman Minra. Belum lagi tatapan penuh ancaman itu.

"Eomma melalang Kyu belbohong ahjumma." ujar Kyuhyun polos lalu meringis sakit saat lengan bekas suntikan tadi digenggam erat Minra.

"Ahjumma tidak peduli. Tidak ada yang boleh tahu kejadian ini jika ibu mu sampai tahu. Ahjumma akan menyakiti ibumu Kyuhyun. Kau tidak akan pernah melihat ibumu lagi."

Mata Kyuhyun melebar ketakutan saat ancaman Minra lebih keras. Ia menggelengkan kepala tangis yang semula reda kembali terdengar.

"Jangan! Jangan sakiti eomma Kyu ahjumma. Kyu janji akan diam tidak bilang siapapun tapi jangan sakiti Eomma. Kyu tidak mau sendili."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang