Chapter 10

208 48 4
                                    

Offering

One Piece Fanfic 🍊🌻

Who are you! Nami!?
.
.
.
.
.
.

"Dimana jalan keluarnya!!?"

Tanpa pikir panjang Usopp berlari ke setiap penjuru ruang untuk mencari jalan agar keluar dari tempat ini yang menurutnya cukup aneh.

Mulai dari kiri ke kanan dan kanan ke kiri tidak ada tanda-tanda sebuah pintu bahkan jendela meski hanya sekecil semut.

"Sial... Memangnya ini ruangan apa sih?"

Usopp mengumpat takut melihat kondisi saat ini bahwa cahaya kecil dari lubang seperti matahari kini hampir menghilang tanpa hitung panjang. Corakkan aneh dan unik yang membuat dia merinding disertai bunyi besi dari atas yang tidak terlihat ujungnya.

"Tunggu... Lubang!! Bangunan ini sangat tebal, jika disana ada lubang artinya ketebalannya lebih kecil dari yang lain"

Sepertinya kepalanya berjalan dengan lancar, meskipun dibawah ketakutan akan keanehan tempat ini.

Dia berjalan cepat menuju letak lubang itu kemudian memukul-mukulnya sekuat tenaga.

"Akh... Kalau saja aku membawa peledak-... Chotto... katapelku!!"

Usopp merongoh celananya dan belakangnya, mencari senjata andalan yang biasa digunakan untuk bertarung tapi tidak ditemukannya.

"Ketinggalan!? Mengapa aku harus melupakan benda berhargaku disaat ini" Usopp mengacak-acakan rambutnya dan menangis ria.

"Demi apa aku tidak mau kembali ketempat tadi.. lebih baik disini biar aneh, cahaya masih bisa temukan.." Keluh Usopp.

Sekali lagi suara besi dilangit-langit kembali terdengar dengan keras membuat dirinya terdiam merinding dan tidak mengeluarkan suara.

"Oh Dewa, berikan aku keberanian" Batin Usopp yang menutup mata dan mengunci tangan untuk berdoa, meski ada buliran asin yang keluar dari matanya.

Dia kembali berdiri dan berjalan mengendap-endap dengan kaki yang bergetar menuju ke arah lorong yang terhubung dengan tangga tadi.

Belum sampai disana tiba-tiba sebuah beton dari atas menutup jalan tadi bersamaan dengan suara besi dari atas yang lebih keras daripada yang tadi.

Usopp ternganga-nganga, air matanya keluar semakin deras dan busa putih keluar dari mulutnya, sepertinya ini tanda-tanda dia akan pingsan lagi.

"Demi Dewa, kutarik kembali perkataan ku.... Tempat ini lebih buruk dari yang sebelumnya"

*•°•°•†•°•°•*

"Ara ara... Ada apa ini... Sudah kelelahan?" Tanya makhluk bernyawa tak berwujud dan hanya terlihat siluetnya.

Sepertinya selama berjam-jam ketiga kru topi jerami menghadapi musuh yang sangat sulit untuk di kalahkan dalam sekejap.

Zoro, Jinbei dan Brook mereka sudah berkali-kali menyerang kearah makhluk aneh tersebut namun selalu saja meleset, terkadang serangan dari mereka bisa terpantul kembali dan menyerang balik.

Suara berat karena lelah terdengar namun tertutup dengan senyuman remeh yang ditunjukkan untuk makhluk itu.

"Apa itu lelah..? Ini baru pemanasan..." Ucap remeh Zoro sambil menyeka bibirnya yang masih menunjukkan senyum percaya diri.

Kembali lagi Zoro menyiapkan kuda-kuda menyerang, dia mengeratkan pegangannya pada pedang-pedang tersayang miliknya diikuti Jinbei dan Brook yang mengeluarkan pedangnya.

Who are you! Nami!? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang