Chapter 5

256 53 34
                                    

Tears

One Piece Fanfic 🍊🌻

Who are you! Nami!?
.
.
.
.
.
.

"Shishishi"
"Nami! Ayo makan!"

Kejadian tadi, di saat Nami tidak menjawab pertanyaan dan panggilan darinya, Luffy menganggap kalau Nami sedang lapar. Karena itu, dia memberikan daging yang tersisa di tas miliknya.

"Are? Nami, Jangan cuma melamun! Akan ku habiskan daging milikmu loh!" Rayu sang kapten sambil menunjukkan pose mengambil daging yang biasa digunakan saat dirinya mau mencuri daging milik teman-temannya.

"..." Sekali lagi Nami tidak menunjukkan ekspresi marah atau sedang kesal, hanya tatapan kosong tanpa jawaban.

Luffy yang merayunya dengan muka konyol kini mulai menunjukkan wajah cemberut dan tidak suka. Dia mengambil secuil daging miliknya lalu menyuapkan daging itu kedalam mulut Nami.

"Kalau tidak makan nanti kamu sakit..." Kata sang kapten sambil menyuapi navigatornya.

"Saat ini Chopper tidak ada, kalau kamu sakit tidak ada yang bisa menyembuhkan mu" Lanjutnya lagi.

Awan mulai menghitam dan buliran air dari atas mulai berjatuhan ke wajah pria dengan sayatan dibawah matanya. Luffy tertegun melihat itu, karena tadi tidak ada tanda-tanda kedatangan hujan bahkan Nami saja tidak memberitahunya.

Dengan cepat Luffy menyimpan dagingnya lalu melilitkan satu tangannya ke pinggang gadis itu dan tangan yang lain memegang pohon yang ada, lalu mulai bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain untuk mencari tempat agar terhindar dari hujan.

Tidak jauh dari tempat tadi Luffy menemukan runtuhan bangunan yang cukup dan muat untuk dijadikan teduhan bagi mereka berdua.
Dia menurunkan Nami dari pelukannya dan menatap ke wajahnya.

"Nami ini bukan sepertimu saja... Ada apa denganmu?" Heran Luffy. Biasanya Nami selalu memberikan informasi jika hujan atau badai akan datang tapi untuk kali ini tidak.

Dan sama seperti tadi Nami masih tidak menjawab pertanyaan dari kaptennya. Namun, kali ini ada yang berbeda darinya, Nami mengeluarkan air dari matanya yang indah dan tidak ada suara yang dikeluarkan olehnya.

Ekspresi kosong dan tangisan kecil, Itulah yang Nami tunjukan kepada Luffy, kaptennya.

Luffy yang melihat air mata dari sang navigator,  tanpa aba-aba dia langsung mengusap pipi Nami yang basah dengan lembut dan meletakkan kepala gadis itu didadanya secara perlahan.

"Gomenne... Karena aku datang terlambat..." Ucapnya lembut sambil mengelus kepala Navigatornya.

Hujan semakin deras dan tidak ada tanda-tanda berhentinya badai itu memaksa mereka berdua tinggal disana untuk waktu yang sementara.

ᕦ༼ຈل͜ຈ༽ᕤ

Rintikan hujan yang bermunculan membuat sang rusa kecil harus berhenti untuk merawat Sanji si koki mesum dan beralih mencari tempat perlindungan dari hujan.

Chopper mengangkat Sanji dengan Human Point jurus miliknya dan berlarian menuju ketempat yang aman. Tidak lama kemudian, dia menemukan bangunan yang sangat besar dan cukup mencekam.

Mungkin karena dia sudah terdesak oleh hujan yang mengguyur mereka, dia sudah tidak memperdulikan itu dan langsung masuk kedalam.

Keadaan didalam sangat kacau, berdebu, dan hanya cahaya kecil yang masuk menerangi tempat itu. Chopper memasang lilin lalu membersihkan lantai dan meletakkan Sanji disitu.

Who are you! Nami!? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang