P R O M I S E -12-

874 99 5
                                    

Sepulang bekerja, Jeno pergi menemui para rentenir itu di belakang cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang bekerja, Jeno pergi menemui para rentenir itu di belakang cafe.

"Ini, aku sudah melunasi semuanya termasuk bunganya. Jadi, tidak ada alasan kalian untuk menganggu ibuku lagi!" ucap Jeno.

Salah satu dari pria itu mengecek amplop yang diberikan Jeno. Dia mengangguk kecil, lalu tersenyum miring. Dia seperti memberi kode pad kedua anak buahnya. Jeno yang sadar dengan itu mulai melakukan ancang-ancang.

Bugh

Bugh

Jeno menjatuhkan kedua anak buah rentenir itu.

"Tidak sia-sia aku mengikuti kelas bela diri," gumam Jeno.

Dia kembali menghajar mereka bertiga. Dua diantaranya sudah tumbang.

"Yak! Aku sudah melunasi hutangnya! Kenapa kau- ARGH!" Jeno meringis saat perutnya terasa sakit. Dan saat itu pula pria itu memanfaatkan waktu.

Bugh

"Ini untuk kesombonganmu!"

Bugh

"Ini untuk sikap sok pahlawanmu!"

Bugh

"Dan ini untuk keberanianmu!"

Ketiga pria itu tertawa melihat Jeno yang meringkuk dan meringis memegangi perutnya.

"Sial, jika bukan karena perutku yang sakit. Sudah kuhajar habis-habisan kalian," batin Jeno.

Pria yang tadi menerima uang dari Jeno berjongkok. Dia mencengkram pipi Jeno.

"Kenapa tidak melawan, hm? Kau takut? Hahaha..."

Jeno berdecih, "pengecut! Kalian tiga pria dewasa mengeroyok seorang anak SMA? benar-benar payah!"

"Kau-?!"

Bugh

"YAK!"

Ketiga pria itu menoleh, kearah tiga pemuda yang berlari ke arahnya. Sedangkan Jeno tersenyum kecil.

"Jeno~ya... gwaenchana?" tanya Renjun khawatir.

Jeno mengangguk, dia bangkit dibantu oleh Renjun.

"Lihat? Sekarang kita imbang," ujar Jeno.

"Habisi mereka!" titah pria itu pada anak buahnya.

Akhirnya, terjadilah perkelahian antara 3 orang dewasa dan 4 orang remaja di gang belakang cafe. Renjun juga menyempatkan untuk menelpon polisi.

Tak lama polisi datang, memisahkan mereka dan menangkap 3 pria itu. Baik Jeno, Jaemin, Haechan dan Renjun mereka mengatur napas masing-masing. Dan Jeno yang menahan ringisan karena sakit diperutnya semakin menjadi.

"Sebenarnya siapa mereka? Jen-

Ucapan Jaemin terpotong saat melihat Jeno yang pucat dengan keringat dingin dan tangan yang meremat perut.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang