P R O M I S E -52-

461 62 8
                                    

Seoyeong mengusap kepala Jeno dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoyeong mengusap kepala Jeno dengan lembut. Seoyeong tidak tahu, apakah Jeno dihadapannya ini adalah Jeno putranya atau hanya orang yang mirip dengannya.

Jeno mengerutkan dahinya dan meringis pelan. Perlahan kelopak mata itu terbuka sempurna dengan si empu yang meringis memegang kepalanya.

"A-apa ada sakit?" tanya Seoyeong.

"Kepalaku," jawab Jeno.

Seoyeong menahan tangan Jeno yang berniat menjambak rambutnya, dia tahu kebiasaan buruk Jeno-nya jika sakit kepala anak itu akan menjambak rambutnya sendiri. Mungkin Jeno di hadapannya ini sama. Seoyeong memijat kepala Jeno dengan lembut dan membuat Jeno nyaman. Denyutan yang terasa di kepalanya sudah tidak lagi terasa.

"Gomawo... eomma," ujar Jeno.

Seoyeong menghentikan aktifitasnya.

"Maaf membuatmu sedih dengan kepergianku," lanjut Jeno sembari menggenggam tangan sang ibu.

Jeno tersenyum dengan menunjukkan eyes smile-nya. Senyuman yang selalu menjadi penyemangat bagi Seoyeong.

"J-jadi kau benar Jeno-ku?" Seoyeong menangkup pipi Jeno dengan tangan yang bergetar.

Jeno mengangguk dan masih setia dengan senyumnya.

"Lalu... siapa yang aku temui di...," Seoyeong menutup mulutnya. Dia terkekeh, "aku sudah gila, tidak ini hanya imajinasiku."

Jeno menatap ibunya itu sendu, rasanya memang mengejutkan. Tapi begitulah faktanya, Jeno juga masih heran dengan fakta itu. Tentunya dia perlu penjelasan pada Doyoung langsung dari mulut orang yang menjadi kakaknya selama ini.

"Maaf eomma...," Jeno memeluk Seoyeong erat. "Ini benar-benar aku eomma.... Jeno."

"Jeno~ya...," Seoyeong membalas erat pelukan Jeno dengan isakan haru.



Bugh

Brakk

Eric tersungkur dan tubuhnya menabrak meja di ruang tamu. Wajahnya sudah babak belur saat ini. Bahkan pelipis dan sudut bibirnya sudah berdarah karena amukan Doyoung.

Lelaki itu menarik kerah baju Eric, "sudah aku bilang untuk menjaganya! Sialan! Seharusnya aku tidak mengizinkanmu untuk membawa adikku keluar dari mansion!"

"Maaf... aku tidak berniat buruk, sungguh... aku hanya-

"Kau hanya berniat mengembalikan ingatan Jeno, begitu? Kau pikir aku tidak tahu isi otakmu itu hah?! Gelagatmu benar-benar mudah ditebak Sohn!" Doyoung kembali melempar tubuh Eric.

Eric meringis, tubuhnya terasa remuk saat ini. Doyoung benar-benar menjadikannya samsak saat ini.

"Kau benar-benar tidak tahu kemana Jeno?" tanya Doyounh dengan nada dingin.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang