P R O M I S E -64-

434 49 6
                                    

"Kau yakin dengan keputusanmu ini, Lee Jeno?" tanya Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau yakin dengan keputusanmu ini, Lee Jeno?" tanya Taeyong. Meski dia sudah berulang kali menanyakan pertanyaan yang sama perihal ini.

Jeno mengangguk yakin, "hyung tenang saja, ini sudah menjadi pilihanku. Aku memilihnya tanpa tekanan apapun, aku bersumpah."

Taeyong menghela napasnya, "baiklah. Lalu bagaimana dengan mimpimu? Bukankah saat itu kau akan daftar ke sekolah kepolisian?"

Jeno menggeleng, "ini sudah jadi pilihan mutlak untukku. Aku tidak masalah hyung, lagipula menjadi pengusaha sepertimu tidak buruk juga. Bahkan sepertinya keren, bekerja dibalik balutan jas rapih."

"Jeno..."

"Aku serius hyung, aku sudah yakin dengan keputusanku!"

Taeyong pasrah, jika Jeno sudah memutuskan. Maka tak ada lagi yang bisa menentangnya. Dan keputusannya saat ini adalah perihal dirinya yang akan melanjutkan jenjang pendidikannya ke universitas. Dimana Jeno justru memilih memasuki fakultas perihal bisnis. Alih-alih memilih sesuai keinginannya dulu. Taeyong sudah mencoba meyakinkan Jeno untum fokus pada mimpinya. Tapi anak keras kepala itu tetap teguh pada pendiriannya untuk mengikuti karir sang kakak sebagai pemilik perusahaan cabang milik sang ayah.

"Baiklah, jika ada kesulitan dalam tugas atau apapun. Kau bisa datang pada hyung, mengerti?"

"Nee!"

Tanpa aba-aba, Jeno langsung memeluk Taeyong erat. "Kau pasti ada 'kan saat aku membutuhkanmu, hyunh?"

Taeyong mengangguk, "akan aku usahakan."



Sampai saat ini tiba, hari pertama Jeno pergi berkuliah. Dia sudah siap dengan pakaian casual dan tas di punggungnya.

"Sudah siap?"

Jeno mengangguk.

"Kau yakin..."

"Hyung, aku rasa sudah tidak perlu membahasnya lagi!"

Taeyong terkekeh, "baiklah...baiklah, maaf."

Mobil Taeyong melaju, membelah jalanan kota Seoul. Kebetulan Jeno masuk kampus yang sama dengan teman-temannya dulu. Jadi mungkin dia tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi.

"Sepulang kuliah nanti, hubungi saja hyung... jika sedang tidak ada rapat akan diusahakan untuk menjemput," ucap Taeyong yang diangguki Jeno.

Setelah perjalanan beberapa menit, mobil sampai di tempat tujuan. Jeno turun dari mobil, "aku pergi dulu hyung."

"Semangat!"

Jeno tersenyum dan mengangguk. Rasanya masih terasa mimpi, dia bisa kembali dekat dengan Taeyong. Setelah semua yang sudah terjadi, bahkan sang kakak masih bisa bersabar dengan sikapnya yang kekanakan.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang