P R O M I S E -24-

699 85 10
                                    

"Bagaimana kabar kalian?" tanya Taeyong, dia menjemput Yuta dan Hina di bandara Incheon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kabar kalian?" tanya Taeyong, dia menjemput Yuta dan Hina di bandara Incheon. Dia benar-benar terkejut mendengar kedatangan mereka berdua secara tiba-tiba.

"Aku baik," jawab Yuta.

"Aku juga baik," Hina juga menjawab.

"Ngomong-ngomong dimana Johnny? Aku menelponnya tapi tidak diangkat sama sekali," ucap Yuta.

"Johnny masih bekerja sepertinya, di jam kerja biasanya dia tidak menerima telpon kecuali dari bos atau rekan kerjanya," jelas Taeyong.

"Dia benar-benar gila kerja setelah pulang ke Korea," Yuta salut sekaligus meringis mengingat Johnny yang begitu berambisi untuk bekerja dan mendapat banyak uang.

"Dia melakukan itu tentu untuk adiknya," ucap Taeyong.

"Wah... kakak yang sangat bela pada adiknya," kagum Yuta. "Sayang sekali aku tidak punya adik."

Taeyong terkekeh.

Ekhem

Taeyong dan Yuta menoleh, mereka hampir saja melupakan Hina yang ada di samping.

"Apa bisa dilanjut nanti mengobrolnya? Kakiku pegal berada di pesawat selama 2 jam, menunggu Taeyong datang selama 1 jam," keluh Hina.

Taeyong mengangguk, dia mengajak mereka berdua ke mobilnya. Menyimpan barang mereka di bagasi.

"Oh ya, Hina kau akan menginap dirumahku?" tanya Taeyong sembari menyetir. Hina duduk di kursi penumpang bagian belakang.

"Tidak, aku sudah menyewa hotel untuk beberapa hari," jawab Hina.

"Kalau aku jangan ditanya, tentunya aku akan menginap dirumahmu," kata Yuta di kursi penumpang samping kemudi.

"Aku tidak bertanya tuh!" canda Taeyong yang berhasil membuat Yuta berdecak.

"Sial! Kau mempermalukanku di hadapan seorang perempuan!"

Hina tertawa kecil menyaksikan kedua lelaki di depannya. Awalnya dia takut saat bertemu Yuta pertama kalinya, dia merasa aura Yuta sangat menakutkan. Tapi setelah mengenal lebih dekat, ternyata Yuta adalah lelaki yang baik dan cukup peka. Beberapa kali dia ditolong oleh sahabat Taeyong itu.

"Oh ya, aku penasaran sejak kapan kalian dekat?"

Yuta menatap Hina dari kaca spion. "Kau yang mengenalkannya padaku saat aku berkunjung ke kantormu. Tapi ternyata bulan lalu, Hina dikenalkan padaku oleh ayah. Tanpa kujelaskan kau pasti mengerti."

"Jodoh memang tidak kemana," celetuk Taeyong yang berhasil membuat pipi Hina bersemu merah.

"Taeyong!"

Taeyong tertawa melihat Hina. Dia bersyukur kedua sahabatnya ternyata berjodoh. Setidaknya Hina tidak lagi sendiri dan ada Yuta yang menjaganya.

"Lalu, kapan kau akan mengenalkan jodohmu?"

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang